Bagian Satu: Topeng

29 10 11
                                    

Rintikan hujan menyatu dengan air mata.

Tidak ada satu orang pun murid kelas 2-C yang tidak datang ke upacara pemakaman Kaede. Berbeda dengan banyak gosip buruk dari korban-korban sebelumnya, Kaede bisa dikatakan sungguh baik hati untuk pergi secepat ini.

Tentu saja sebagian dari mereka menyaksikan berita kecelakaan yang dialami Kaede. Akan tetapi, dari apa yang telah terjadi di sekolah mereka akhir-akhir ini, sulit mengatakan mereka menerimanya sebagai sebuah "kecelakaan". Bahkan peristiwa Itou Akira sudah dicurigai sebagai suatu kesengajaan.

Begitu banyak dugaan, tetapi kesedihan masih menutupi semua itu.

Jejak air mata menghiasi wajah semua murid perempuan, kecuali Sachi. Gadis itu berdiri diam di antara Miwa dan Allen.

Meski tidak menangis, dari tatapan mata yang kosong, tidak ada yang menganggapnya tidak merasa kehilangan.

Ketika hari mulai beranjak siang, mereka satu persatu pergi.

Karena kejadian yang diidentifikasi sebagai kecelakaan tidak terjadi di sekolah, murid lainnya menjalani hari seperti biasa. Hanya kelas 2-C yang diberi izin untuk tidak masuk sehari.

"Apa itu benar-benar kecelakaan?" Rachaela tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya ketika ia pulang ke rumah, bertemu sang kakak.

Victor yang sedang duduk santai memakan keripik sembari menonton televisi tidak menoleh. "Benar?"

"Victor!"

"Tenanglah. Meski pelakunya belum ditemukan, kuat dugaan kalau itu benar-benar kecelakaan."

Rachaela menghela napas dalam diam. "Lalu, tiga lainnya?"

"Aku baru tahu kalau dulunya keluarga Hinata memiliki kebun yang berisi bunga matahari. Hinata Ritsu-san yang membuatnya, sebelum itu dihancurkan adiknya, dan kini tinggal tanah kosong. Keluarga Hinata menutupi hal itu. Untungnya ada tetangga yang menaruh sedikit perhatian."

"Dugaan sementara mengarah ke mereka?"

"Aku tidak berpikir begitu." Victor mematikan televisi. "Untuk kasarnya, aku tidak berpikir keluarga tiga orang mereka cukup pintar untuk melakukan semua ini. Bisa jadi jebakan, tetapi juga tidak. Bisa jadi pelaku hanya tahu Hinata-san menyukai bunga matahari, jadi dia meletakkannya di sana sebagai tanda. Sebenarnya, ada dugaan lain, tetapi saat ini tidak memiliki dasar."

.

.

Berita kematian putri tunggal Keluarga Omemoto tidak berhenti ditayangkan. Hal itu dikaitkan dengan kecelakaan Kaede yang baru saja terjadi, juga menggali tiga kasus lainnya. Kejadian aneh di SMA Hikaru pun menjadi rahasia publik, memberikan ketidaknyamanan bagi para siswa.

Di kelas Sachi dan yang lainnya sendiri, hampir setengah siswa absen. Guru tidak mengatakan apa-apa mengenai hal itu. Sudah pasti dia tahu penyebabnya.

Rachaela menghela napas pada meja di sisi kanannya, di mana ada bunga bakung di atas sana. Lalu, pada pemuda yang duduk di depannya.

"Miwa mengaku Omemoto-san menyuruhnya untuk membeli yogurt yang hanya ada di mesin otomatis taman sekolah, tetapi tidak ada yang bisa dijadikan bukti selain yogurt di tangannya. Setiap saksi berkata keduanya terus bersama selain saat Omemoto-san tampil di atas panggung.

"Aku minta kau mengamati pemuda itu. Tidak keberatan, 'kan? Sepertinya kau juga akan memperhatikannya tanpa diminta. Lalu, seperti apa hubungan Miwa dan Omemoto-san dari sudut pandangmu?"

"Sedang memikirkan apa?" Wajah manis Natsuki muncul di hadapannya.

Guru yang menerangkan sudah pergi. Sekarang saatnya pergantian pelajaran.

ENDING [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang