Bagian Tiga: Itou Akira

41 11 23
                                    

Berjalan bersama ke sekolah, Sachi dan Allen terfokus pada ponsel di tangan mereka masing-masing.

Forum sekolah mulai dipenuhi banyak artikel baru sejak dua hari yang lalu. Setiap artikel memiliki ratusan komen. Semuanya membahas topik yang sama.

Pembalasan dendam korban intimidasi di sekolah.

Arwah yang menuntut balas.

Tangga berhantu.

Karma sang penggertak.

Jangan ke tangga utara menuju lantai tiga.

"Tidakkah kau berpikir orang-orang ini longgar?"

"Maksudmu skrup di kepala mereka?"

"Yeah."

"Kau baru menyadarinya sekarang?"

"En."

Di belakang keduanya, Miwa menghela napas. Sachi dan Allen ... sedikit tidak mengakui keberadaan makhluk bernama "manusia". Lebih tepatnya mereka tidak mengakui orang lain sebagai manusia.

Dia sendiri tidak terlalu yakin bahwa kedua saudara sepupu itu memasukkannya dalam daftar manusia atau tidak.

Ketika sampai di depan gerbang sekolah, mereka melihat Rachaela yang tampak memarahi seorang pengemudi mobil.

"Ada masalah apa, Tuan Putri?" tanya Miwa dengan senyum sok keren.

Pemuda itu melirik ke dalam kaca yang terbuka dan melihat seorang pemuda yang seperti Rachaela versi laki-laki duduk di sana. Menurut semua cerita Rachaela, pemuda ini pastilah sang kakak, Victor. Miwa hanya sedikit tidak menyangka bahwa kedua saudara itu benar-benar terlihat sama, bukan sekadar mirip.

"Kalian teman-teman adikku?" Victor menyeringai. "Nice to meet you."

"Anda pastilah Victor-san," ucap Miwa dengan senyum tipis.

Di belakang, Sachi memutar mata sementara Allen berjalan terlebih dahulu ke gedung sekolah.

Meski terlihat miskin, Miwa sebenarnya merupakan pewaris salah satu keluarga teratas di kota. Akan tetapi, karena kebiasaan, Sachi tidak mau menerima hal itu. Dia lebih suka sikap miskin Miwa daripada pemuda itu menunjukkan kepribadiannya sebagai generasi kedua yang kaya raya.

"Panggil Victor saja. Telingaku sakit setiap mendengar namaku ditambahkan honorifik Jepang," kata Victor, "kecuali kalau kau memanggilku Sendou, tetapi itu membuat kita tidak terlihat dekat."

Rachaela bersidekap dada dan mendengkus. "Victor, pulang!"

"Begitukah caramu berbicara dengan kakakmu ini?"

Menghadapi sikap menyebalkan sang kakak, Rachaela memilih berbalik menatap Sachi dan menggandeng tangan gadis itu memasuki gerbang sekolah.

"Sampai jumpa lagi, Victor," kata Miwa, kemudian menyusul dua temannya.

Di belakang, Victor menyipitkan mata mengingat tatapan mata hijau yang sekilas dilihatnya.

.

.

Sama ramainya dengan forum sekolah, Sachi mengernyit kecil ketika akhirnya dapat memasuki kelas setelah melewati koridor yang hanya mengandung satu pembicaraan.

Gadis yang memiliki kepangan kecil di kedua sisi kepalanya itu dengan tenang duduk di kursinya. Selain dirinya, Rachaela, dan Miwa, ketiga temannya yang lain juga sudah datang.

Menyadari mood Sachi yang tergeser, Natsuki dengan baik hati memberikannya sekotak susu coklat.

"Ramai sekali, ya, hari ini," ujar gadis berambut hitam itu tersenyum manis.

ENDING [✔]Место, где живут истории. Откройте их для себя