O4-acara Felix?

3.2K 188 63
                                    

/ Felixo Asheria Andromalius /

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

/ Felixo Asheria Andromalius /

*

Alea mengelap keringat di pelipisnya, butuh pengorbanan untuk memisahkan dua pria emosian seperti tadi. Felix yang tak mau kalah, dan Kenneth yang terus meneriaki berbagai hewan pada Felix.

Alea menghela napasnya kasar, dia melirik Felix yang sedang duduk dengan tenang. Alea berdecak marah, "Felix!" Panggilnya dengan kesal.

Felix menoleh, dia mengelus rambut Alea dengan lembut. "Kenapa? Kenapa harus bicara dengan nada tinggi padaku?"

"Seharusnya kau tidak seperti tadi, memalukan tau!" desis Alea, dia melempar pandangannya keluar jendela.

"Aku hanya mencari pembelaan agar kau bisa ikut denganku, apa itu salah?"

Alea kembali menoleh, dengan alisnya yang menurun, "Salah, Felix! Memang seharusnya aku sekolah sekarang tetapi kau malah menculikku! Sebenarnya kita mau kemana sih?!"

Felix tersenyum simpul, "Aku suka saat kau sedang marah seperti itu. Wajahmu menjadi merah, hahaha!"

Tak lama, mobil mereka terhenti. Felix keluar duluan tanpa berniat membukakan pintu untuk Alea. Alea melotot melihat Felix yang jalan nyelonong begitu saja masuk ke dalam tempat yang sepertinya toko pakaian.

Dengan kesal, Alea membuka sendiri pintu itu. Lalu berjalan dengan melangkahkan kakinya yang dihentak-hentakan keras. Mulutnya tidak berhenti mengomel dan mengumpati Felix.

"Kayak anak kecil aja! Pake berantem-berantem segala!"

"Malu-maluin aja!"

"Kan malu, orang-orang tadi pada liat!".

"Kenneth juga, gak bilang-bilang mau berangkat bareng!"

Tak! Tak! Tak!

Sepatu Alea terus dia hentakan, bahkan saat dia sudah memasuki butik itu, tanpa malu Alea tetap menghentakkan kakinya sembari berjalan, dia berjalan sambil menunduk dan memperhatikan kakinya yang terus dia hentakan.

Dia menghembuskan napas kasar berkali-kali, lalu memajukan bibirnya beberapa centimeter, merasakan bahwa udaranya sudah beda, terasa lebih sejuk, karena butik itu memakai pendingin ruangan. Alea mengangkat kembali wajahnya.

Deg!

Alea mencoba memperjelas penglihatannya, dia mengerjabkan matanya berkali-kali, meyakinkan bahwa yang dilihatnya tidaklah benar. Tubuhnya mematung, dan napasnya tertahan melihat berbagai pakaian dengan design mewah.

"Felix!"

Felix menoleh ke belakang, lalu menghampiri wanitanya yang sedang membuka mulutnya dengan lebar dan tatapannya yang memuja.

"Ada apa?"

"Lihatlah gaun itu! Astaga itu sangar elegan! Bisakah aku memilikinya? Bisa ya? Ya? Ya?"

Felix menggeram, "Bukan itu incaranku!" sahutnya.

Imaginary Devil (END)Where stories live. Discover now