34-coba mencintaiku

969 69 17
                                    

/ Allice Alea Kimberlly /

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

/ Allice Alea Kimberlly /

*

"Ayo!"

Felix menarik lengan Alea, memasuki satu rumah sakit terkenal di pusat Jakarta. Untuk sekadar mengecek keadaan Alea dan tentu saja janinnya. Alea hanya pasrah, setengah mati dia berusaha mempercayai menihkahlah denganku dari bibir Felix.

Entah, mengapa Felix sangat mudah mengatakan itu? Tidak adakah sedikit hal yang dipertimbangkan Felix? Pernikahan bukanlah permainan, tidak bisa dibuat lelucon.

Mata Alea menangkap sebungkus rokok di kantung Felix, dia memberhentikan langkahnya membuat Felix ikut berhenti. "Kau merokok tidak sebenarnya?" tanya Alea.

Felix menepuk pundak Alea beberapa kali. "Tidak," jawabnya.

Alea mengangkat alisnya. "Kau berbohong, kau membawa sebungkus rokok di sakumu."

Felix terkekeh kecil, menyembunyikan fakta-fakta yang benar. "Hanya membawa saja, tidak menggunakannya. Untuk bergaya, agar terlihat lebih keren," bohong Felix.

Namun, dengan bodohnya Alea mengangguk, mempercayai setiap kata yang keluar dari mulut jahannam Felix.

Saat udara dingin dari AC ruangan menerpa wajah Alea, ia tersadar. Alea mengedipkan matanya beberapa kali, kemudian menatap dalam tangan Felix yang menarik lengannya.

Alea menghela berat. "Felix, lepaskan." Felix menoleh ke belakang, lalu menaikkan sebelah alis. Tak lama Felix mengedikkan bahunya tak acuh dan mengikuti yang Alea pinta tadi. Felix melepaskan tangannya dari lengan Alea.

Felix berjalan di depan, beberapa meter di belakangnya ada Alea dengan langkah lesunya. Segelintir pertanyaan itu lagi itu lagi yang ada di pikirannya. Namun, Alea masih mengumpulkan keberaniannya untuk bertanya soal itu pada Felix.

Apa kau sungguh-sungguh dengan kalimat 'menikahlah denganku' Felix?

Mudah! Sangat mudah! Seperti mengupas kacang, tapi Alea tak bisa menyuarakannya. Dia hanya bisa membatin, bertanya-tanya sendiri dan menerka jawabannya sendiri juga.

"Ahh," desah Alea lemah, matanya mulai fokus ke jalanan kembali dan menyingkirkan pikirannya sebentar. Felix sudah masuk terlebih dahulu ke ruangan dokternya, sepetinya Felix sangat bersemangat. Berbeda dengan Alea.

Alea mulai masuk, dan melirik Felix yang sudah duduk di depan pria jas putih dengan stetoskop di leher. Alea mengambil napas dalam, kemudian mulai ikut duduk di sebelah Felix.

"Patient's name?" tanya dokter tersebut.

Felix menyambutnya dengan senyuman kecil. "Alea," sahut Felix duluan.

Alea menyiku lengan Felix. "Allice, it means Allice," koreksi Alea. Tersenyum canggung pada dokter tersebut.

Dokter dengan name tag Lavin itu memiringkan kepala lalu tersenyum canggung mengikuti Alea. "Alea? Allice?" tanyanya kembali.

Imaginary Devil (END)Where stories live. Discover now