18-lanjutkan saja

1.4K 112 0
                                    

/ Allice Alea Kimberlly /

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

/ Allice Alea Kimberlly /

**

Felix menggeram kesal, dia menarik lengan Alea dengan kencang. Sudah dipastikan lengan Alea memerah saat ini, pekikan Alea yang meringis kesakitan pun tak diindahkan oleh Felix.

Tangan Felix membuka pintu mobil kasar, hingga suara 'gedubrak' terdengar jelas. Alea mulai tak bisa menormalkan jantungnya. Felix, tolong jangan buat aku semakin takut padamu.

Felix melempar tangan Alea ke arah mobil, lalu mendorong Alea seperti kesetanan. Kepala Alea yang terbentur atap mobil juga tak Felix hiraukan. Bisa-bisanya gadisnya bertemu wanita bitch itu, Allin.

Felix ikut masuk ke mobil bagian kursi penumpang, Alea telah terpojokkan dan kini rasa takutnya membakar dirinya sendiri.

"Bicara apa saja kau dengannya?" tanya Felix dingin. Dia menutup pintu mobil sama kasarnya seperti saat membukanya tadi.

Alea gemetar. "Ti-tidak banyak, Felix." Alea bahkan sudah menyentuh kunci mobil bagiannya, bersiap membukanya kalau Felix melakukan hal-hal di luar nalar otak waras.

"Kau tidak pandai berbohong, bocah!"

Alea melotot. "Kenapa kau ikut-ikutan memanggilku bocah?!" marah Alea, dia melipat kedua tangannya di depan dada sekarang.

Felix merapikan rambutnya, menyisir dengan sela-sela jarinya. "Dia juga memanggilmu bocah?" intimidasi Felix.

"Di-dia?"

"Heem, Allin."

"I-iya."

Felix berdeham serak, dia mulai memfokuskan penglihatannya pada wajah Alea, mengintimidasi wajah tanpa rasa salah itu dengan dalam. "Kalau begitu memang benar. Kau bocah," ungkap Felix. Dia membuka pintu mobil kembali.

Alea segera menahan tangan Felix, wajahnya sedikit panik walau Alea berusaha menyembunyikannya. "Felix, kau tidak berpikir untuk mengunciku dalam mobil ini kan?" celetuk Alea memohon.

Felix tersenyum miring. "Memang, tadinya tidak. Namun, itu ide bagus untuk dicoba," cibir Felix membalas Alea.

Alea mencengkeram tangan Felix dengan tak sadar. Dia juga sedikit menarik lengan Felix agar Felix tak keluar dari mobil dan menguncinya. "Jangan buat aku semakin takut padamu, Felix. Aku sedang berusaha menyingkirkan perkataan Allin dan mempercayaimu," jelas Alea.

Felix membuang napas kasar, dia mengusap hidungnya sebentar dengan tangannya yang lain. "Kaukira aku peduli?" sahut Felix yang malah meneruskan aksinya keluar mobil. Dia menepis kasar tangan Alea. Bukan Felix namanya jika memiliki rasa peduli, apalagi kasihan.

Alea menggapai lagi lengan Felix kali ini, menariknya dengan kuat sampai Felix yang tadinya sudah hampir berdiri di luar mobil, kini kembali terduduk di kursi mobil penumpang.

Imaginary Devil (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang