1O-korban Felix, Kenneth?

1.7K 110 2
                                    

| Kenneth Arthur Raymond |

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

| Kenneth Arthur Raymond |

**

Felix mengembuskan napas dalam, dia tersenyum miring khas akan evilnya. Dalam hati dia bersorak gembira rencananya menyeret Kenneth dari keramaian, berhasil. Kini waktunya Felix melancarkan aksinya.

Pelan, langkah yang hampir tak terdengar. Perlahan, sepatu yang Felix gunakan menapaki tanah dengan lamban. Satu langkah, dua langkah, tiga langkah ....

Setiap langkah Felix rasanya sudah membekukan persendian Kenneth. Kenneth menggerakkan bola matanya ke arah lain, mencoba mencari celah untuk kabur dari iblis di depannya.

"Merasa takut, hm?" gumam Felix, seakan menggoda. Namun, sama sekali tak menarik Kenneth untuk tergoda.

Jarak keduanya semakin terpangkas, bersamaan dengan Felix yang terus berjalan maju, Kenneth tak tinggal diam. Kenneth juga terus mundur, sampai punggungnya menyentuh tembok yang semennya tidak rata.

"You're stuck."

Felix semakin melebarnya senyumnya. Ia mulai mengangkat pisau kecilnya, seakan memamerkannya pada Kenneth. Felix bahkan menjilat ujung pisau itu dengan lidahnya. "Rasanya pasti sangat manis jika pisau ini berlumuran darah dari tubuhmu," ucap Felix tanpa dosa.

Apa? Apa yang dia maksud darahku?

"Kau gila!" teriak Kenneth, tangannya mulai terulur untuk mencegah Felix semakin mendekat padanya. Menahan dada Felix sambil sesekali mendorong tubuh Felix agar menjauh.

"Kau benar." Felix memiringkan wajahnya, lalu menautkan alisnya. "Sepertinya akan sangat manis jika pisau ini menancap di lehermu," ungkapnya.

"Gunakan otakmu! Sialan," maki Kenneth, kini tanpa takut Kenneth mendorong kasar bahu Felix sampai Felix mundur tiga langkah dari tempatnya semula.

Felix menggeleng kecil. "Kuingin menggunakan otakmu saja, bisakah pisau ini membelah kepalamu? Dan kuambil otakmu dari sana," racau Felix, "sepertinya tak bisa, kuharus menghancurkan tengkorak kepalamu dulu, baru kusobek kulit kepalamu."

Kenneth merasakan bulu kuduknya meremang. Apa yang dia hadapi saat ini?

"Pergi!"

Felix menaikkan satu alisnya. "Bahkan permainanku belum dimulai, Kenneth ...," bisik Felix di telinga Kenneth. Rasanya seperti diterkam serigala, tapi Felix bukan serigala biasa. Felix bagai serigala dari neraka.

Dengan lihai, Felix mulai memainkan pisaunya di bagian lengan Kenneth. Rintihan kecil mulai terdengar, walau Kenneth menahannya setengah mati.

Refleks, Kenneth menjauhkan kepalanya dari wajah Felix yang masih dekat dengan lehernya. Namun, bukan Felix namanya jika dia membiarkan mangsanya melakukan sesuka hati.

Imaginary Devil (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang