17-licik

1.4K 126 1
                                    

/ Felixo Asheria Andromalius /

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

/ Felixo Asheria Andromalius /

**

"Tukar posisi?!"

Allin mengangguk bangga. Dia menyampirkan rambutnya agar tidak menutupi belahan dadanya. Alea berdecih kecil, apa maksudnya Allin melakukan itu?

"Kau akan kembali dengan kehidupan normalmu dan aku akan kembali menjadi kekasih Felix." Allin mengubah matanya jadi puppy eyes, tatapan penuh permohonan.

Alea membuang napas kasar. Dia mengetuk-ngetuk meja kayu di depannya dengan tempo lambat. "Sebelumnya aku mau bertanya padamu," cetus Alea. Dia memiringkan kepalanya dan meneliti setiap lekukan tubuh Allin.

"Kau tidak punya pakaian yang menutupi dadamu apa?! Kalau memang tidak punya, aku sukarela akan memberikan beberapa pakaianku padamu!" celetuk Alea. Dia mengerutkan keningnya dan alisnya menurun emosi.

Allin mengubah ekspresinya menjadi datar. "Kenapa kau tanya itu, bukan urusanmu."

"Ya, aku tau, tapi mataku tidak nyaman melihatnya. Lagipula, itu tidak sopan Allin," jelas Alea sambil mencibir geli.

"Berisik, sok suci!" titah Allin. "Kukira pertanyaanmu bermutu, tahu!"

Alea terkekeh canggung. "Hem, okay. Aku mau tanya, bagaimana Felix menurutmu?" Alea mulai mengganti topik pembicaraannya.

"Dia buruk, pangeran neraka. Definisi pangeran neraka yang sesungguhnya!" balas Allin dengan sedikit ngegas dan wajahnya sontak memerah emosi.

Alea memicing, lalu alisnya tertarik ke atas. "Kalau begitu ...." Alea mengelus dagunya pura-pura berpikir. "Kenapa kau ingin kembali menjadi kekasihnya Felix sedangkan kaubilang Felix sangat buruk?"

Allin tersentak kaget. Dia mengedarkan matanya pada arah lain. Bodoh! Allin bodoh! Tapi-ah, aku bisa membalikkan fakta.

Allin mengambil napas dalam, kemudian kembali melihat Alea intens. Senyum licik terbit di wajah Allin. "Tentu, karena kau tidak pantas bersanding dengannya."

Alea mengerjab, bagai disengat ribuan lebah rasanya. "Hei, apa-apaan itu?! Omongan sampah yang baru saja kudengar dari mulut seekor anjing!" balas Alea dengan emosi tak kalah tinggi.

Allin melebarkan matanya. "OMONGAN SAMPAH? MULUT ANJING? MENURUTMU AKU INI ANJING?!"

"MEMANGNYA KENAPA, HAH? KAU TIDAK TAU ATURAN! SOPAN SANTUN, DAN BAGAIMANA KELAKUANMU SEBAGAI PEREMPUAN!"

"Tarik kata-katamu, gadis sok suci!"

"Apa, anjing?!"

Allin merasakan jika bola matanya ingin jatuh ke tanah, dia sama sekali tak menyangka bibir manis Alea bisa setajam itu. "Kau yang tidak tau sopan santun, bajingan!"

"Kau lebih kasar! Bajingan itu kasar!"

"Memangnya aku peduli, hah?!"

Dan, sampai beberapa pasang mata menoleh pada mereka berdua. Menjadikan keduanya dimakan rasa malu yang menjalar ke setiap embusan napas mereka.

Imaginary Devil (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang