19-malam yang sesungguhnya

2.4K 136 30
                                    

/ Felixo Asheria Andromalius /

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

/ Felixo Asheria Andromalius /

*

Napas Felix memburu. Bahkan terdengar berdentum di telinga Alea. Demi apa pun, Alea sama sekali tidak menyangka apa yang dilakukan Kenneth beberapa menit lalu. Dia tidak berpikir kedatangannya untuk menjenguk Kenneth malah membawanya masuk dalam neraka sesungguhnya.

Hukumannya nanti malam? Oh, Tuhan Alea tidak bisa membayangkan apa yang akan Felix lakukan. Dia kembali terjatuh dalam lubang berbahaya ciptaan Felix. Auranya bahkan sangat terasa mencekam bagi Alea.

Pair jantung Alea, berdebar kencang dan tak mengizinkan Alea untuk tenang. Tidak, jangan. Tinggal satu tikungan lagi mereka akan sampai di rumah Felix. Oke, Alea mulai merasakan damagenya semakin meningkat.

Dengan ekor matanya, Alea melirik Felix yang sepertinya memendam emosi sambil menyupir. Peluh membanjiri pelipisnya Felix, padahal AC mobil sudah berada di tingkatan terdingin.

Benar-benar ada yang aneh dari Felix, biasanya Felix akan melakukan apa pun dimana pun juga. Namun, sekarang Felix memilih untuk meredam emosinya sampai ke rumah.

Alea menelan ludahnya dengan susah payah, Felix memarkirkan mobilnya dengan gundah. "Em, Felix-"

"Diam."

Alea tersentak kaget, dia memilih untuk membuka pintu mobil dan berjalan keluar duluan. Meninggalkan Felix yang masih berada di dalam mobil.

"Aku harus cepat, apa pun bisa terjadi!" Alea sedikit berlari kecil, dia menuju dapur dan tentunya menyembunyikan segala benda tajam dari penglihatannya.

Ingat, Felix bisa berubah menjadi psikopat kapan saja ... jati dirinya bisa muncul tanpa kenal waktu.

Setelah dirasa sudah tersembunyi, Alea menuju kamar. Mengunci dirinya di kamar juga pilihan yang tepat. Walaupun ini rumah Felix sekalipun, yang terpenting Alea sudah berusaha untuk menghindari hukuman Felix yang bisa saja di luar nalar.

Alea melepas segala yang menempel dari tubuhnya, menyisakan kaus tipis yang dia gunakan sebagai dalaman. Jantungnya masih berpacu cepat, berperang melawan otaknya yang menyuruh untuk membunuh Felix duluan.

Tidak, bukan Alea tertular jadi psikopat, tapi sungguh membunuh Felix sempat terbesit dalam otaknya. Setidaknya dia akan tenang jika Felix sudah terbunuh. Namun, apakah akan berhasil? Alea takutkan, dia yang memulai bunuh-membunuh, dia juga yang akan terbunuh duluan di tangan Felix.

Brak!

Alea yang baru saja menidurkan dirinya kini terbangun cepat, penampilan Felix sudah berubah drastis. Pakaiannya menjadi berantakan dan wajahnya memerah. Mungkin emosinya sudah di ujung ubun-ubun hingga Felix jadi seperti ini.

Matanya seakan berkobar api yang menyala-nyala. Penuh kilatan seakan bisa menyayat wajah Alea.

Dengan tubuh gemetarnya, Alea mulai duduk di ranjang. Alea harus hati-hati, Felix bisa aja melakukan hal apa pun dengan tiba-tiba. Langkah Felix tergesa-gesa menghampiri Alea yang kini sangat ketakutan.

Imaginary Devil (END)Where stories live. Discover now