Peristiwa Pertama

90 6 0
                                    

Namaku Yoo Mina.

Aku menduduki kelas 2 SMA di sebuah sekolah swasta.

Alasanku memilih sekolah ini adalah...

Karena aku tidak boleh memilih!


Sekolah ini adalah yang "katanya" terbaik di kota kecilku.

Kedua orangtuaku ingin aku bersekolah di sini.

Padahal, tak ada satupun anggota keluargaku yang tahu bahwa...

Aku adalah seorang korban bullying!!


Aku ditindas sudah dari kelas satu SMA.

Mulai dari mejaku dicoret-coret, wajahku dicemongi dengan penghapus papan tulis, dijambak, dipukul, foto jelekku disebar di medsos, dicubit, dicemooh, dijitak, disenggol, bahkan disiram air.

Penindasnya adalah...


"Woi!" Eungwon menggebrak mejaku.

"Beliin gue sandwich dong di kantin! Sekalian sama temen-temen gue, jadi empat ya!" Ujarnya.

"Eungwonie, mohon maaf banget! Aku sedang tak enak badan. Kurasa, tenggorokanku mulai radang lagi." Tanganku membentuk simbol maaf dan aku mengambil posisi untuk tidur lagi.

Kudengar Eungwon dan teman-temannya menjauh.


Aku lega.

Benar-benar lega!

Tetapi tiba-tiba...

BYUURRRR!!!

Air dingin ditumpahkan padaku.

Tepat di atas kepalaku!

Aku sontak terbangun dan berdiri.

Mereka berempat tertawa terbahak-bahak.

Tega sekali mereka!


Air di dalam botol itu sangat dingin!

Aku menggigil saat merasakannya pertama kali!

Kelas ini sudah dingin...

Ditambah air yang membasahiku...

Ya ampun... Aku harus apa?!


"Heh, ini tuh ruang kelas! Bukan buat tidur dan pura-pura sakit!" Hardik Haebin, teman satu geng Si Eungwon. Lalu Ia melemparkan kemasan air mineral ke arahku.

Oke. Sekarang... Aku harus bagaimana?!

Aku menyibakkan rambutku ke belakang telinga.

"Lo niat sekolah gak, sih?!" Chaeyoon mengguncang pundakku.


"Tolong urus kesibukan kalian masing-masing!" Ucapku, lirih.

"Eh udah, bego! Udah mau nangis!" Ujar Soyee.

"Trus kenapa?" Eungwon menyeringai.

"Jelek lo, Mina!" Chaeyoon tertawa seraya mengacak-acak rambutku yang basah.

Mereka berempat beranjak pergi dari kelas.


Aku kebingungan.

Aku diam saja untuk meresapi hal yang baru terjadi.

Mungkin dulu aku akan menangis.

Tetapi seiring waktu, air mataku bosan keluar.


Tanpa tenaga, aku duduk kembali di kursi.

Aku hanya terduduk merenung.

Berulang kali...

Berulang kali aku berharap...

Semoga aku tak sesedih ini di kehidupan berikutnya!

[01] Semua Peristiwa Pada Kehidupan PertamaWhere stories live. Discover now