Peristiwa Keduapuluhdelapan

28 5 0
                                    

Esoknya, hari Sabtu.

Pukul 10 pagi, pasti ibu pergi ke pasar untuk belanja bahan makan siang.


Ayah pasti di kamar, bermain dengan Kangmin.

Aku akan menyelinap keluar.


Aku ingin menemui Yongseung!!!


Singkat cerita, aku sudah di depan pintu apartemennya.

Aku sungguh ragu.


Keraguan ini menghambat tanganku untuk sekedar mengetuk pintu.

Tapi, aku sudah bersusah payah datang ke sini...


Aku... harus berani!!!

Tok...

Tok...

Tok...


"Ya... siapa, ya???" ucap suara lelaki dari dalam unit apartemen itu.

Itu suara kakaknya Yongseung.


"Per.. permisi... Aku.. aku teman sekelasnya Yongseung, Kak.. apakah Yongseung sedang di rumah?" aku gugup.

Tanpa dipanggil, Yongseung keluar dari kamarnya dan menghampiriku yang mematung di daun pintu.


"Omo! Mina! Lu... Udah boleh jalan-jalan?" Yongseung memperhatikan tangan kananku.

Kakak Yongseung kembali masuk ke kamarnya.


"Silahkan masuk... Duduklah..." Yongseung mempersilahkan


"Ah.. Yongseung.. tak apa, gue cuma sebentar, kok! Gue menyelinap kemari..."

"Oh?... benarkah?" dia tampak terkejut

Aku hanya tertawa kecil.


"ini, tolong tanda tangan di gips gue!!!" aku mengeluarkan spidol dari kantung celana-ku.


"Jadi... Lu jauh-jauh kemari hanya untuk tanda tangan?" dia menarik spidol itu dari tanganku.

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum.


"tanda tangan-lah di kotak ini, Yongseung!"


"hm? Kotak ini bersih sekali! Yang lainnya seperti terkena coretan Kangmin!"

"Ah... iya... kurasa Kangmin akan menjadi seniman yang hebat!"


"pasti karena dukungan kakaknya!"


"Bisa saja Lu! Sebenarnya, gue akan menjitak Kangmin jika dia mencoret-coret kotak kecil yang khusus buat lo ini, Yongseung!" aku tersenyum.

"Ya! Seberapa pentingnya tanda tangan gue di gips lo?" dia tertawa

.

Eh?

Iya, ya...

Benar juga...

Seberapa penting tanda tangannya?


Kenapa aku sampai ingin menjitak Kangmin jika dia mencoret kotak untuk tanda tangan Yongseung?


Aku...

Aku tak berfikir sejauh itu...

Aku hanya tak suka jika melihat Yongseung dengan Chaeyoon...

Itu saja!


Padahal Yongseung pernah ditinju oleh Chaeyoon...

Kenapa sekarang mereka malah menghabiskan waktu bersama?


"Mi...na?" Yongseung mengalihkan lamunanku.

"Ah... iya, Yongseung.. Terimakasih sudah tanda tangan, ya! Sampai jumpa lain kali! Gue duluan, ya!"


Aku tak bisa terus-menerus berdiri di sana.

Aku merasa tak pantas

Mungkin hanya Chaeyoon yang cocok di sana


Sungguh, aku ingin menangis...

Aku sudah berkaca-kaca...


Saat aku hendak menuju lift...

Pundak kiriku ditepuk pelan...

Yongseung menyusulku...


Aku menoleh...

Dia melihat air mataku mengalir...

Satu demi satu...

[01] Semua Peristiwa Pada Kehidupan PertamaWhere stories live. Discover now