Peristiwa Kedelapanbelas

25 4 0
                                    

Minchan tampak panik dan segera mengambil ponselku.

"Baiklah, Tante! Kami akan kesana sekarang!"


Minchan mematikan telfon itu.

Saat kami masuk mobil, nafas kami masih tersengal-sengal.

Dan saat mobilnya meninggalkan lahan parkir sekolah, Ia mulai bertanya.


"sebenarnya Ibu-mu kenapa?"

"ibuku akan melahirkan anak ketiganya." Jawabku.


"sungguh?!" Minchan seakan tak percaya.

"iya, sungguh."


"kamu anak ke-berapa?"

"pertama."

"adik mu sekarang usia berapa?"

"dia masih berumur dua tahun."

"oh ya?"

"iya."

"berarti kamu yang paling jauh jaraknya, ya?"

"begitulah."


Setelah itu, hening.

Aku tak ingin memberi kesan bahwa aku menerima perasaannya.


Aku hanya harus ke rumah dengan segera.

Dan kebetulan dia menawariku tumpangan.


"oh iya, Minchan-ssi. Aku akan menelfon ayahku, ya." Ucapku.

"silahkan! Tapi, di depan, kita belok ke mana?"

"ambil jalur lambat lalu nanti belok kiri." Jawabku.


Aku segera menelfon ayah.

"halo, ayah di mana?"

"ya Nak, ayah sedang menuju Seoul. Mina tolong temani Ibu, ya! Ayah pasti akan menyusul! Tolong dibantu ya, Mina! Jangan lupa bawa Kangmin bersama-mu juga ya!" pesan ayah.

"baik, ayah..."


Telfon tertutup.


"ayah lu... dari mana?" tanya Minchan.

"Daegu."

"ngapain?"

"meeting dengan kantor anak cabang."

"kenapa lu selalu jawab gue dengan singkat~?"


Tunggu.

Di luar jendela mobil...

Ada yang aneh di trotoar itu.


Dari belakang, pria itu nampak sangat mirip dengan Yongseung!

Tapi dia bersama seorang perempuan!


Benarkah itu Yongseung?

Saat mobil Minchan melampaui mereka,

Aku melihat kedua wajah itu dengan jelas.

Yongseung dan Chayeoon!!!


Sungguh aku sangat kesal pada mereka.

Apa mau-mu, Nenek Sihir Chaeyoon?!


Aku memerhatikan mereka bahkan dari kaca spion.

Ah! Mereka tertawa dan Chaeyoon menepuk pundak Yongseung.


Apa-apaan ini?!

[01] Semua Peristiwa Pada Kehidupan PertamaWhere stories live. Discover now