Peristiwa Ketujuhbelas

26 5 0
                                    

"Aku ingin berkata bahwa aku suka padamu!

Apakah kau merasakan hal yang sama?"

Kata-kata itu terus terngiang-ngiang di pikiranku!


Pikiranku jadi tak tenang.

aku membuka pintu kelas.


Dan aku melihat Yongseung di pojok kelas sedang berbincang dengan Chaeyoon.

Sedang apa mereka?


Chaeyoon berkali-kali membungkukkan badannya.

Nampaknya Chaeyoon sedang meminta maaf.


Aku mendekati kursi ku dan hendak mempersiapkan pelajaran berikutnya.

Sebelum aku duduk, hatiku cemburu.


Yongseung terlihat bahagia saat mengobrol dengan Chaeyoon.


"Yongseung-i jeongmal mianhaeyo!!" ucap Chaeyoon.

Yongseung tertawa sejenak.


Lalu, DIA MENEPUK KEPALA CHAEYOON DENGAN PELAN!

PERSIS SEPERTI YANG MINCHAN LAKUKAN PADAKU TADI!!


Aku langsung duduk, berpura-pura tak melihat mereka di belakang kelas.


/skip


Bel pulang sekolah berbunyi.

Bagaimana kalau pulang nanti aku berpapasan dengan Minchan?!

Aku tak ingin melihat wajahnya!


Dia membuatku bingung!

Sekarang aku harus bagaimana, hah?!


mungkin lebih baik jika aku menganggap dia tidak pernah berkata demikian.


Guru kami-pun keluar kelas.

Disusul oleh beberapa anak lainnya.


Sekarang tinggal tersisa aku, Yongseung, dan beberapa siswa yang piket.

Aku celingak-celinguk.

Eungwon and the gang sudah meninggalkan kelas.


Yongseung yang duduk di depanku tiba-tiba langsung keluar kelas tanpa menoleh padaku satu kalipun. Aku hanya mengamati langkahnya sampai ia keluar kelas...

... Ada apa dengannya?


Tunggu dulu.

Ada yang aneh di daun pintu kelas.


Sial!

Ada Hong Minchan yang bersandar di sana!


"Mina-ya!!! Ayo pulang bersamaku~" Minchan bersuara aegyo.


Aku segera mengisyaratkan agar dia jangan berbicara keras-keras.

Anak-anak piket bisa-bisa membuat rumor yang tidak-tidak.


Aku segera berjalan ke arahnya dan sedikit berteriak,


"G... Gue harus ke tempat lain!"

Aku langsung berlari melampauinya.

Tapi dia mengejarku.


"rumahmu jauh kan? Ayo kuantar pulang!" tawarnya.

Aku berhenti berlari dan tetap menolak

"tak usah! Aku naik bus saja!"


"tapi ke rumahmu memakan waktu 20 menit memakai bus! Naik mobilku hanya 10 menit, aku jamin sampai!" tawarnya lagi.

Aku mengernyitkan dahi dan hendak menolak lagi.


Tiba-tiba, ponselku berbunyi. Itu telfon dari ibuku.

Aku segera mengangkatnya.


"halo, Bu?"

Nafas Ibuku terdengar tersengal-sengal.


"bu? Ibu kenapa?"

Minchan yang di sebelahku ikut mendengarkan.


"Mina-ya! Segera... segera pulang... sekarang!" Ibuku terdengar menahan sakit.

Aku dan Minchan bertukar tatap.


Sepertinya hari ini Ibuku akan melahirkan!

[01] Semua Peristiwa Pada Kehidupan PertamaWhere stories live. Discover now