Peristiwa Keduapuluhdua

29 5 0
                                    

Satu demi satu anak tangga aku lewati...

Aku berhasil menemukan kepala Yongseung!!


Dia berjarak sepuluh anak tangga dariku!!

Aku harus menyusulnya!


Setidaknya, aku akan tahu apa yang mereka bicarakan!


Aku mencoba mencari celah di antara keramaian ini.

Sedikit lagi...

Sungguh sedikit lagi...


Oh! Mereka menuruni anak tangga terakhir!

Empat langkah lagi aku akan menyusul mereka!!


Lalu pundakku tersenggol orang lain...

Aku kehilangan kesimbangan...

Dan...


"AAAAAAAAAAA!!!!!"

Aku terjatuh...

Kali ini...

Sangat amat sakit...


Bahkan aku mendengar suara 'krek!' sesaat sebelum aku merasakan sakit yang luar biasa ini.


Aku terjatuh dengan tangan kananku terlebih dahulu.

Tangan kananku sangat sakit!!

Belum lagi ada beberapa siswa yang tak sengaja menginjakku!!


Sungguh...

Sakit...

"Yoo Mina!"

suara Yongseung terdengar sangat cemas dan sangat jelas.


Aku... ingin menoleh jika aku bisa...

Tetapi aku hanya memejamkan mata

Aku menangis

Menahan perihnya tanganku


Untuk menggerakkan tangan kananku...

Sakit...

Sakit sekali...


"Mina-ya!!!"

Suara Minchan dari atas tangga berteriak.

Aku sempat melihatnya dari ekor mataku.


Semua murid di tangga memberinya jalan.

Minchan langsung duduk di hadapanku.


"Mina-ya! Di mana yang sakit?! Kenapa Lu menangis?!" tanya Minchan.


Aku mencoba menjelaskan di tengah isak tangisku.

"tangan...hiks... kanan..." ucapku lirih dan terisak.


"tangan kanan?! Gak bisa digerakkan?!" Minchan bertanya.

"ya..."


aku sungguh merasa sangat lemas.

"Mina-ya kita harus ke UGD!" ujar Minchan.


Aku resah sekali mendengar kabar itu.


"Lo bisa berdiri?" Tanya Minchan.


Aku mengangguk.

"Tapi... hiks... tangan kanan gue... Ga bisa menopang buat berdiri... Hiks" Aku menangis makin menjadi.


Minchan berjalan ke belakangku.

Dia pelan-pelan memposisikan agar tubuhku duduk.

Dia seperti memelukku, tapi di waktu yang sama, menarik tubuhku.


"Sabar, Mina! Kamu akan baik-baik saja!" Minchan menenangkan.


"Sekarang, ayo kita berdiri. Pegang pundak gue erat-erat." Minchan menggelungkan tangan kiriku di pundaknya.


Perlahan, aku berdiri dengan tumpuan pundaknya.

Kami pun berjalan ke tempat parkir.

[01] Semua Peristiwa Pada Kehidupan PertamaWhere stories live. Discover now