Prolog

1.1K 83 40
                                    

Apa yang tidak menyenangkan dari menjadi seorang pegawai magang di sebuah perusahaan penerbit dengan produk terbitan berupa majalah serta koran?

Iya, Sashi tidak akan punya hak untuk menolak job-desc baru yang diberikan oleh seniornya. Tapi, bukankah memang seperti itu resiko pegawai magang?

"Sas, lo nanti isi rubrik khusus ramalan bintang buat majalah The Millenials kita. Jadi usahakan tulisannya segaul dan se-asik mungkin!"

Sejak awal, Sashi bukanlah seseorang yang percaya dengan ramalan bintang. Baginya, ramalan-ramalan seperti itu tidak akan bisa membawa perubahan berarti dalam hidup. Tidak masalah jika kita membaca sekali, dua kali sebagai hiburan. Tapi jika sudah menetapkan pedoman hidup masa depan hanya dari ramalan bintang, apa kata dunia?

Tapi serius, kenapa tugas itu justru harus dilimpahkan padanya? Di saat perusahaan penerbit tempatnya bekerja memiliki Yemima. Seseorang yang Sashi kenal sangat mempercayai ramalan bintang percis halnya ia mempercayai jika feng shui benar-benar membawa peruntungan untuk sebuah usaha.

"Gue yang ngincer biar dikasi kerjaan itu, kenapa malah lo yang dapet?" Sudah ada dalam pikiran Sashi jika Mima pasti akan protes. Nampan makan siang mereka bahkan belum menyentuh meja, tetapi seruan tak menyenangkan tersebut sudah meluncur dari bibir sahabatnya saat itu juga. "Gue kurang meyakinkan apa, sih? Semua orang bahkan bilang gue zodiak freak."

"Ya udah, kita tukeran aja. Gue juga nggak ngerti harus nulis apa di rubrik itu nanti."

"Andai segampang itu buat ngomong sama atasan." Sashi melahap pelan makanannya, tidak mempedulikan sungutan Mima. Kedua netra miliknya terfokuskan pada layar ponsel pintar yang kini menampilkan ramalan bintang bulan ini. Mencari inspirasi, niatnya. "Tapi Sas, kayaknya ini yang bakal bikin lo sadar kalau selama ini omongan gue tuh ada yang bisa dipercaya."

"Maksud, lo?"

Mima yang habis menelan satu kunyahannya tersenyum misterius. "Gimana kalau kita buktiin ramalan-ramalan itu?" lanjutnya lagi dengan nada suara meninggi. Tanda sahabatnya itu sedang bersemangat. "Kita buktiin omongan gue kalau cewek pisces kayak lo itu cocoknya sama cowok-cowok di zodiak tertentu doang."

"Mau jodohin gue, lo? Enak aja!"

"Nggak gitu, Sas." Makanan di depan mereka nampak tak lagi menggugah selera. Menyisakan banyak tumpukan lauk di piringnya. Mima yang sekarang benar-benar duduk menghadap ke arah tubuh Sashi, meraih kedua lengannya dan menggoncangnya pelan. "Gua tau kalau lo udah lama nggak jalan sama cowok setelah mantan terakhir lo itu, 'kan? Nah ini kesempatan bagus."

"Bagus apaan?"

"Udah dengerin gue aja! Jadi ntar lo bisa nulis rubrik baru lo, sekaligus cari jodoh."

"Ogah!"

"Sashi, ayolah. Betah amat sih ngejomblo lama?"

"Lo juga kali, nggak usah pura-pura nggak sadar diri gitu deh!"

Cengiran Mima nampak lucu. Tapi itu tak menyurutkan keinginannya untuk membuktikan bahwa selama ini, peruntungan jodoh ramalan bintang itu benar adanya.

"Kan gue udah ada gebetan sekarang, tinggal nunggu resmi aja."

Sashi mendengus. Melepas paksa pegangan Mima lalu menarik lagi makanan yang ia anggurkan tadi. "Kenapa nggak lo coba sendiri aja? Nggak usah ngajak-ngajak gue!"

"Ya lo tau sendiri. Gue udah coba tapi apa daya, dapetnya selalu nggak sesuai sama yang gue pikir bener."

"Berarti ramalan yang lo percayai itu nggak bener, Ma." Sashi paham jika sulit untuk memberikan pengertian pada Yemima jika bukan sahabatnya itu sendiri yang menyerah dengan pencariannya. "Udahlah, nggak usah coba-coba lagi!"

"Siapa tau hasilnya bakal beda kalau itu lo yang jalanin."

"Terus maksud lo, gue jadi bahan percobaan gitu?" Dan Sashi tahu, ia tak akan bisa menghindar ketika Yemima memasang wajah memelas lengkap dengan kedua telapak tangan yang tercakup di depan dada. "Gila lo!"

"Please, ini terakhir kali gue minta hal kayak gini, deh. Kalau ini nggak berhasil, gue janji bakal mundur."

Kenapa Sashi harus berteman dengan mahluk yang percaya setengah mati dengan ramalan bintang dan terobsesi untuk membenarkan seluruh ramalan itu, sih?

Bikin repot saja!

***






Meet the other cast

Yemima Handayani, 22 tahun, pisces

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yemima Handayani, 22 tahun, pisces

The Pisces's Choice✔Where stories live. Discover now