06. Tegar

4.7K 333 3
                                    

。◕‿◕。

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

。◕‿◕。

Arisha masuk ke kamar anaknya, ia melihat anak bungsunya itu yang masih duduk di kursi belajarnya, padahal hari ini ia harus pergi ke rumah sakit untuk melihat hasil pemeriksaan minggu lalu. Arisha menepuk pundak anaknya itu, lalu menyuruhnya untuk berganti pakaian. Arisha membuka lemari, lalu mengambil hoodie dan celana panjang untuk anak bungsunya itu.

"Cepetan, Mama tunggu dibawah sama Fajar" ucap Arisha dengan suaranya yang tegas

Senja yang tersentak pun akhirnya beranjak dari kursinya, ia mengganti pakaian dengan apa yang sudah disiapkan oleh Arisha. Senja pun turun ke bawah, dan menemui Arisha dan Kakak kembarnya yang sudah menunggu dirinya di ruang keluarga.

Ketiganya pun masuk ke mobil. Arisha mulai melajukan mobilnya, ia sempat melihat ke kaca yang memantulkan kedua putranya yang duduk dibangku belakang. Raut wajah keduanya sangat murung, terlebih si bungsu, ia terus menatap jalanan tanpa ada niatan untuk mengalihkan pandangannya.

Sekitar 50 menit keheningan berlangsung, akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Arisha memarkirkan mobilnya di basemant lalu mereka memasuki gedung rumah sakit itu. 

Fajar dan Senja duduk di kursi yang berjejer di dalam gedung rumah sakit ini, mereka menunggu Arisha yang sedang pergi ke resepsionis. Tak lama Arisha menghampiri kedua putranya yang sedang asyik bermain ponsel nya masing-masing.

"Bentar aja kok" ucap Arisha pada si bungsu

Senja hanya mengangguk pelan, lalu ia mematikan ponselnya, dan memasukkannya ke kantong hoodie yang ia kenakan.

Tak lama, nomor antrian yang dipegang Senja pun dipanggil. Ketiganya masuk ke dalam ruang periksa. Lalu Arisha dan Senja duduk di kursi, sedangkan Fajar berdiri di belakang Arisha karena hanya ada dua kursi.

"Gimana kabarnya?" tanya pria muda yang tak lain adalah seorang dokter

"Baik kok" ucap Senja

Senja menundukkan kepalanya, ia tidak berminat mendengar percakapan antara Arisha dan dokter ini.

"Bu Arisha, ini hasil pemeriksaan minggu lalu" ucap dokter itu sembari memberi sebuah amplop berstampel logo rumah sakit ini

"Senja didiagnosis menderita kanker otak stadium satu, Bu" ucap dokter itu pada Arisha, lalu Arisha hanya terdiam, begitupun kedua putranya

Arisha menggenggam kuat tangan si bungsu yang ia taruh diatas pahanya. Lalu ia mengusapnya pelan. Senja melepas genggaman Arisha lalu ia pergi keluar, Arisha menyuruh Fajar untuk mengejar adik kembarnya itu.

Fajar membuntuti adiknya itu, sampai akhirnya Senja duduk di bangku taman, sembari mengusap wajahnya frustasi.

"Senja" panggil Fajar yang berdiri disamping adik kembarnya itu

Senja menoleh, ia menatap Kakaknya dengan kedua netra yang berkaca-kaca. Lalu Fajar duduk disebelah Senja, dan merangkul adiknya itu.

"Nangisnya dipelukan Kakak aja, malu dilihat banyak orang" ucap Fajar, lalu memeluk adik kembarnya itu, tak lama sebuah isakan terdengar dibalik pelukan Fajar. Senja menangis. Ia belum bisa menerima kenyataan atas apa yang ia dengar tadi.

Fajar mengelus-elus pundak adiknya itu, lalu ia menyeka air mata yang turun deras di pipi Senja.

"Senja bisa kok, Kakak percaya sama Senja" ucap Fajar yang membuat Senja memeluk erat dirinya

"Tapi gue takut" lirih Senja yang sesunggukan karena tangisannya

"Ada Kakak, Ja. Jangan takut" ucap Fajar melepas pelukan pada adiknya, lalu ia mengelap air mata adiknya itu menggunakan selembar tissu.

Keduanya beranjak, lalu Fajar merangkul adiknya untuk masuk ke dalam. Lalu mereka menemui Arisha yang sedang duduk di kursi yang ada di depan apotek.

Senja tersenyum pada Arisha, Arisha berusaha untuk menutupi kesedihannya.  Lalu Senja dan Fajar duduk, tak lama Arisha memeluk erat anak bungsunya itu yang sangat ia sayangi.

"Senja, jangan takut ya. Disini Mama sama Kakak kamu Fajar, akan selalu lindungi kamu, ngerawat kamu, dukung kamu, sampai kamu sembuh, ya?" ucap Arisha tepat ditelinga kanan si bungsu

Senja mengangguk, ia berusaha untuk tidak menangis lagi. Karena ia tidak ingin membuat Arisha menangis.

。◕‿◕。

Sesampainya dirumah, Arisha masuk ke dalam kamar, sedangkan si kembar duduk di sofa ruang keluarga. Terdapat perbincangan yang membuat keduanya terenyuh, ditemani suara TV Senja menyampaikan sebuah lelucon.

"Kak, gue bakal nyusul Papa nanti. Jagain Mama kalau suatu saat gue pergi" ucap Senja menatap kosong ke depan

Fajar menoleh kearah adiknya itu, "gak lucu"

Senja tersenyum miris, "gue gak ketawa, kan emang gak lucu" ucapnya pelan

"Gausah ngomong kayak gitu, gak baik" ucap Fajar

Senja senyum tipis, ia menatap dalam Kakaknya itu, "Kak, tolong jangan jauh-jauh dari gue, gue takut kalau gak ada lo" ucap Senja

Fajar mengangguk paham, Fajar mengacak rambut adiknya itu. Walau Berbeda beberapa menit, dimata Fajar Senja tetaplah adik kecilnya yang sangat ia sayangi. Walau Fajar lahir lebih dulu beberapa menit dari Senja, Fajar tetaplah seorang Kakak yang harus menjaga adik kecilnya. Senja yang manja,  Senja yang seperti anak kecil, Senja yang suka bucin, dan Senja yang selalu mengganggu dirinya, dimata Fajar Senja tetaplah Senja yang ia kenal sedari dulu.

。◕‿◕。

Aku gatau itu nulis apa :(Gajelas banget :(

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku gatau itu nulis apa :(
Gajelas banget :(

Ngantuk banget ini, jangan lupa istirahat semuanya, jaga kesehatan ya, jangan lupa cuci tangan yang bersih.

Jangan lupa Vote Komennya ya biar aku semakin semangat ngelanjutin FS world-nya.

Good night :)

Cr neomuchoaa
Mars, 4 Maret 2020

Fajar Senja [✔]Where stories live. Discover now