35. To You

3.2K 171 25
                                    

。◕‿◕。

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

。◕‿◕。

Fajar menatap kosong ke arah depan, dengan air mata yang terus keluar, setelah dokter Lian mengatakan bahwa Senja sudah tiada. Sedangkan disana Arisha sedang menangisi anak bungsunya itu. Dokter Lian keluar dari ruangan itu, lantas ia duduk di samping Fajar.

"Susah ya? Nerima kenyataan?" dokter Lian membuka suaranya

Fajar hanya diam. Menyeka air matanya yang terus keluar. Lantas, dokter muda itu merangkul Fajar dan mengelus-ngelus pundak anak itu.

"Makasih" ucap Fajar

Dokter Lian menaikkan kedua alisnya. Bingung.

"Makasih udah rawat Senja" lanjut Fajar melengkapi ucapannya yang tadi

Dokter muda itu tersenyum, lantas ia pergi meninggalkan anak itu sendirian.

Di Kediaman Si Kembar

Semalaman Fajar hanya duduk di sebelah Senja yang sedang disemayamkan di ruang tamunya. Ia terus menangis, namun ia tidak lupa membaca doa untuk adiknya. Wajah Fajar pun kelihatan sangat lelah, kedua matanya sembab, hidungnya merah, dan rambutnya berantakan karena ia terus mengacak rambutnya frustasi.

Arisha yang sedang mempersiapkan pemakaman anak bungsunya itu tidak banyak menangis, beda dengan Fajar yang tidak ada hentinya mengeluarkan air mata. Arisha sebagai perannya menjadi seorang Ibu, ia harus tabah karena ia masih memiliki satu anak yang harus dikuatkan hatinya.

Arisha duduk di sebelah Fajar yang berpakaian koko putih dan celana panjang hitam itu. Lantas Arisha merengkuh tubuh anak sulungnya ke dalam pelukannya.

"Tidur dulu yuk, udah jam dua ini" ucap Arisha sembari mengelus punggung anaknya

Fajar menggeleng pelan, "Gak mau" ucapnya pelan

"Kenapa? Kamu masih inget kejadian tadi?" ucap Arisha, lantas anak itu menganggukkan kepalanya pelan

"Yaudah tidur di kamar mama ya, mama temenin" ucap Arisha dengan suaranya yang sumbang karena tadi di rumah sakit ia terus menangis

Lantas keduanya pergi ke kamar, disana Senja tidak sendiri. Ada Milan, ada Mbak Heni, dan ada kedua orang tua Milan. Fajar mendudukkan dirinya diatas kasur mamanya, air matanya kembali turun, ia terisak sendu.

Arisha memandangi anaknya itu dengan tatapan sendunya, lantas ia menyuruh anak sulungnya itu berbaring diatas kasur. Setelah Fajar berbaring, Arisha ikut membaringkan tubuhnya di sebelah sang anak. Itu mengingatkannya dengan masa lalu, dimana ia mengeloni kedua anaknya.

Air mata Arisha menetes. Ia mengelus Puncak kepala anak sulungnya itu, "Fajar jangan tinggalin mama ya"

"Ma, aku gak bisa sendirian" ucap Fajar pelan sambil terisak

"Ada mama, kamu gak sendiri" ucap Arisha sembari meyakinkan anaknya yang seakan kelihangan setengah kehidupannya

"Tidur dulu kamunya, kalo kamu sakit gara-gara nangisin adek kamu terus kan, mama jadi sedih" ucap Arisha membujuk Fajar agar pergi tidur

Fajar Senja [✔]Where stories live. Discover now