12. Pencitraan atau Tsundere?

2.8K 217 9
                                    

。◕‿◕。

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

。◕‿◕。

Hari Selasa. Diawali dengan insiden kecil yang membuat Arisha tertawa. Sebab anak sulungnya itu kesiangan, sangat jarang seorang Fajar kesiangan seperti ini. Sialnya, ia harus berangkat seorang diri, jadi semisal ia dihukum ia akan dihukum sendirian tanpa Senja.

Fajar pergi ke Sekolah seorang diri. Ia menggunakan motor Varionya untuk ke Sekolah. Jam menunjukkan pukul 07:05, Fajar baru saja sampai di sekolah. Setelah memarkirkan motornya, ia pergi ke kelas. Belum sampai ke kelasnya, ia bertemu Angkasa yang baru saja keluar dari kelasnya.

"Bentar-bentar, Fajar atau Senja?" tanya Angkasa bingung, karena setau dia Fajar itu memiliki tahi lalat di dahi

Lalu Fajar menyingkirkan poninya, "Fajar" ucap Fajar lalu membiarkan poninya itu menutupi dahinya lagi

Angkasa menaikkan kedua alisnya, "Adek lo mana?" tanya Angkasa kebingungan, karena biasanya mereka selalu berdua

"Gue kira dia ngabarin lo" ucap Fajar

"Senja di opname" ucap Fajar lagi

Lawan bicaranya itu melengkungkan bibirnya, "Baliknya gue ikut ya, pengen jenguk" ucap Angkasa

"Jangan lupa bawa apel" ucap Fajar yang melangkah masuk ke kelasnya

"Gak mau, nanti lo yang abisin" teriak Angkasa sembari terkekeh sendiri, pasalnya Senja itu tidak menyukai buah apel, berbanding terbalik dengan Fajar yang sangat suka apel. Jadi Angkasa ogah membawa apel untuk menjenguk Senja, ia lebih memilih buah lain, jeruk contohnya.

Walaupun sudah cukup lama bersahabat, Angkasa tidak bisa membedakan yang mana Fajar dan yang mana Senja jika mereka sedang masing-masing. Hanya tahi lalat lah penolong Angkasa agar tidak salah kira.

Fajar masuk ke kelasnya, seperti biasa anak itu disambut oleh sahabat karibnya, Antares. Keduanya saling sapa seperti kebanyakan remaja zaman sekarang. Tidak ada hal penting yang ingin keduanya sampaikan, terlebih kedua anak ini memiliki sifat yang cukup cuek, jadi mereka tidak membicarakan hal-hal yang tidak terlalu penting.

Fajar menidurkan kepalanya ke atas meja, rasanya kepalanya ingin pecah. Ia pusing karena banyak sekali masalah dalam hidupnya, tetapi Fajar tetaplah Fajar, selama ia masih bisa menanggung semua sendiri, ia tidak akan meminta bantuan orang lain. Antares yang melihat sahabatnya itu berperilaku aneh, langsung menepuk pundak anak itu.

"Jar, lo sakit?" tanya Antares

Fajar menggelengkan kepalanya, "Kagak, gue cuma pening aja, gara-gara semaleman jagain Senja kayaknya, gue kurang tidur" Fajar menjelaskan kenapa ia berperilaku seperti ini

"Senja kenapa?" tanya Antares penasaran

"Di opname" ucap Fajar tanpa bersemangat sama sekali

Fajar selalu seperti itu, ia akan kehilangan semangatnya saat Senja berjarak jauh dengannya. Sebenarnya ia kesal karena harus pisah kelas dengan adiknya itu, tapi sekolah ini tidak bisa diajak kompromi.

Fajar Senja [✔]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant