27. I Don't Know Who I Am

1.9K 155 4
                                    

。◕‿◕。

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

。◕‿◕。

Kabar baiknya operasi itu berhasil. Arisha bernafas lega mendengar kabar tersebut, begitupun dengan Fajar dan Milan. Sejauh ini Senja adalah anak yang kuat, ia sudah sadar beberapa jam setelah operasi walaupun ia masih belum bisa bertemu dengan keluarganya. Senja pun di pindahkan ke ruang rawat atas izin dari dokter Lian.

Fajar tidak menunjukkan air matanya sama sekali, ia berusaha untuk tidak menangis walau sebenarnya ia sangat ingin. Fajar sedari pagi duduk di kursi sebelah ranjang tempat Senja tertidur. Fajar terus memandangi adiknya itu tanpa mengalihkan pandangannya sama sekali.

Arisha bangkit dari sofa, ia melangkah mendekat ke ke dua anaknya. Arisha berdiri di belakang anak sulungnya, lalu mengusap Puncak kepala anak itu.

"Makan dulu yuk, dari pagi kamu belum makan loh" ucap Arisha pada si sulung yang tidak sama sekali mengalihkan pandangannya

Fajar menggeleng kecil, "Nanti aja, Ma" ucapnya pelan

"Loh kok gitu, kamu kan belum sembuh bener, Jar" ucap Arisha karena anak sulungnya itu beberapa hari baru saja keluar dari rumah sakit

"Fajar gak nafsu, Ma" balas Fajar seraya tangannya mengelus lengan sang adik yang sedang tertidur pulas

"Nanti kalo Senja bangun, terus liat kamu pucet gara-gara belum makan gimana?" tanya Arisha untuk membujuk Fajar

"Mama bawain kesini makannya, ya?" ucap Arisha, yang dibalas anggukan kecil oleh si sulung

Lalu Arisha melangkah keluar kamar rawat ini. Sepeninggalan Arisha, Fajar menggerakkan tangannya untuk mengusap air mata yang turun dari mata kanan adiknya. Sejak di pindahkan ke ruang rawat Senja belum terbangun lagi, mungkin ia sedang bergelut dengan dunia mimpi. Sejauh ini kondisi Senja cukup baik, tanpa kekhawatiran sedikit pun. Fajar menghelas nafasnya halus karena harus melihat adiknya yang tak berdaya di hadapannya.

"Kenapa nangis?" tanya Fajar pada Senja yang masih tertidur

Tangan Senja bergerak kecil, yang membuat Fajar kaget. Fajar langsung menggenggam tangan adiknya, ia berharap anak itu tidak lepas dari pantauannya. Karena Fajar belum melihat sorot mata adiknya setelah ia dioperasi.

"Senja?" panggil Fajar pelan, karena kedua netra anak itu bergetar kecil dalam kondisi tertutup

Perlahan kedua netra itu terbuka, menampakkan sorot mata yang Fajar rindukan. Fajar tersenyum saat kedua netra itu melirik padanya.

"Hi" sapa Fajar sambil tersenyum, namun adiknya itu tidak bereaksi apa-apa

"Kenapa? Ada yang sakit?" tanya Fajar pada adiknya

Senja mengangguk pelan, lalu mengarahkan tangannya pada perban di kepalanya, "Gak boleh di pegang" ucap Fajar sembari menarik pelan tangan Senja yang hampir menyentuh bekas jahitannya yang masih belum kering

Fajar Senja [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang