07. Itulah Sahabat

4.1K 265 7
                                    

。◕‿◕。

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

。◕‿◕。

"Kak, ayok cepetan!" teriak Senja yang sedang memakai sepatunya, ia menunggu Kakaknya yang masih bersiap di kamar

Tak lama Fajar pun turun, lalu menghampiri Senja yang sudah siap untuk pergi ke sekolah, ia sedang duduk di kursi yang ada di teras rumah.

Fajar memiringkan senyumnya, "ini masih jam 6 kurang 15 menit loh, gak kepagian?" ucap Fajar yang masih belum memakai sepatu bahkan kaus kaki

Senja menggelengkan kepalanya, "gue lagi rajin malah diginiin, dasar" ucapnya kesal

"Udah sarapan belum? Obatnya udah diminum?" tanya Fajar yang penasaran

Senja mengangguk, "udah, tanya aja Mama"

Fajar pun mengambil tasnya, lalu berpamitan pada Arisha yang sedang berada di dapur, lalu ia pergi untuk memakai kaus kaki serta sepatunya.

Arisha menghampiri Fajar yang sedang memakai sepatu itu, ia menepuk pundak anak sulungnya, "Kak, titip Senja ya. Mama percaya kamu" ucap Arisha sembari tersenyum

Fajar mengangguk, lalu memegang tangan Arisha dengan lemah lembut, "Ma, Mama tenang aja. Fajar gak akan biarin Mama kehilangan untuk kedua kalinya" ucap Fajar meyakinkan Arisha

"Fajar, cepetan ih lama banget" teriak Senja dari teras, ia berteriak layaknya tidak ada pemukiman disekitar rumahnya

Arisha terkekeh mendengar teriakan anak bungsunya itu, lalu Fajar dan Arisha menghampiri Senja. Senja tersenyum hangat saat Arisha keluar bersama Fajar.

"Bilangnya apa tadi?" tanya Arisha pada Senja

Senja cengengesan, "hehe, maaf" ucap Senja dengan ekspresinya membuat siapa saja gemas melihatnya

"Yaudah, Ma. Kami berangkat dulu" ucap mereka bersamaan, sampai keduanya saling menatap aneh, akhirnya mereka pun tertawa dan Arisha tersenyum lebar melihat kedua putranya itu

"Assalamualaikum, Ma" ucap keduanya

"Waalaikumsalam, hati-hati Kak, Dek" jawab Arisha

"Iyaaaa" teriak Senja yang begitu bersemangat

Di dalam mobil, keduanya terlarut dalam gelak tawa, seakan-akan tidak ada beban hidup yang mereka tanggung. Sampai pada akhirnya mereka capek tertawa. Fajar langsung menenangkan diri karena ia harus fokus menyetir, sedangkan Senja masih tertawa sendiri layaknya orang tidak waras. Ia tepuk tangan sembari tertawa geli, entah apa alasannya. Tak lama, air mata turun di ujung netra kanan Senja. Nada tawanya berubah, copy paste-annya itu menoleh lalu ia menepikan mobilnya di pinggir jalanan yang sepi.

Fajar menatap adik kembarnya yang tertawa tapi juga menangis, "kenapa si, Ja?" tanya Fajar dengan suara yang halus

Senja mengucek kedua matanya, ia menggigit bibir atasnya dengan kedua mata yang berkaca-kaca, "gue gak mau nangis, gue cuma mau ketawa aja tanpa tangisan kayak gini" ucap Senja dengan suaranya yang terdengar pasrah

Fajar Senja [✔]Where stories live. Discover now