29. Please Comeback

1.9K 141 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


。◕‿◕。

Senja tidak henti menulis di notes itu tentang dirinya, ia selalu menulis apa yang ia dengan tentang dirinya, itu tentunya akan membuat Senja lebih mudah mengingat semuanga. Setelah beberapa minggu di rumah sakit, akhirnya Senja kembali pada kasur di kamarnya. Namun tentunya ia belum pergi ke sekolah, karena Arisha melarangnya.

Namun di sisi lain, Fajar senang karena adiknya itu sudah berada lagi di kamar. Ia jadi teringat saat Senja mengeluh sakit, dan ia akan menemani adiknya itu semalaman. Sungguh, Fajar merindukan momen itu.

Senja sedang duduk di kursi belajarnya, ia sedang menulis sesuatu diatas notes kecil itu. Lalu, tak lama pintu kamarnya terbuka, menampakkan sosok kembarannya yang baru saja pulang sekolah.

"Senja, tugas sekolah lo pasti numpuk selama lo dirumah sakit" ucap Fajar memulai pembicaraan yang semenjak Senja amnesia, dialog diantara mereka semakin canggung

Senja menoleh, lantas ia menunjukkan senyumannya lalu mengangguk mengiyakan, "Iya kayaknya, nanti aku kerjain" ucapnya

Fajar terdiam menatap adiknya yang kembali fokus pada notes kecil itu, ia merasa itu bukan adiknya. Walaupun raga dan jiwanya merupakan Senja, tapi ingatannya bukan seorang Senja.

Lantas, Fajar duduk di kursi belajarnya lalu ia mengulum bibirnya, "Gue bantuin ya ngerjain tugasnya"

Senja menoleh pelan, "Gapapa gausah, takut ngerepotin" ucapnya

"Gak nerima penolakan" ucap Fajar sepihak, rasanya ia ingin menangis saat ini, melihat adiknya yang berubah 180°, Fajar merindukan adiknya yang bawel itu

Senja tersenyum, lalu ia kembali fokus pada notesnya. Fajar menghela nafasnya karena ia merasa dicuekin, dulu Senja yang ia cuekin karena ia terlalu fokus pada bukunya, atau mungkin anak itu membalas dendam padanya.

"Nulis apa sih? Gue sampe dicuekin gitu" ucap Fajar, persis seperti Senja ketika ia sedang membaca buku

"Senja pengen cepet-cepet inget, Kak" jawab anak itu tanpa mengalihkan pandangannya sama sekali

Fajar terdiam, ia menatapi adiknya yang sedikit pucat itu, lalu ia menarik pulpen itu dari tangan adiknya.

"Udahan nulisnya, istirahat dulu, muka lo pucet banget tuh" ucap Fajar saat adiknya itu menoleh karena pulpennya tiba-tiba diambil

Senja mengerutkan keningnya, "Kayaknya Senja pernah ngelakuin ini, tapi yang Senja ambil paksa itu buku, bukan pulpen"

Fajar meneguk salivanya karena cukup dibuat kaget oleh ucapan adiknya itu, "Lo inget?" tanya Fajar pelan

Senja menghela nafasnya halus, "Gak tau, tapi Senja rasa Senja pernah ngelakuin hal itu"

"Kayak de javu" lanjutnya

Fajar Senja [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang