Jadi Asisten?

31 9 0
                                    

I hope you like it?

***

"Walaupun saya suatu saat pergi menjauh dan tidak tinggal di tanah air saya sendiri. Dan saya janji dengan negara saya sendiri. Bahwa saya akan membawa nama baik Indonesia saat suatu saat nanti saya bisa sukses!!" lanjut Liva dengan lantang dan tegas.

Dan semua perkataan Liva membuat Bu Enjen semakin panas terbakar oleh amarahnya sendiri.

"Apa salah kita jika kita menyukai produk luar negri sih bu? Toh kan anak ibu juga suka produk lua kan bu? Lagian kita enggak lupa dengan kewajiban sebagai bangsa Indonesia!" sahut Delia mendukung sahabat nya.

"Lebih baik Ibu ajar anak nya yang gila dengan namanya sex barat dan enggak tau adap negaranya sendiri! Boro-boro tau adap negaranya, pancasila aja enggak hafal!" tambah Ziya yang sengaja bikin Bu Enjen tambah panas. Memang Erza itu penggila sex barat. Mesum lagi tuh.

Fani yang anaknya paling polos dan tolol diantara keempat cewek itu hanya diam dan menatap kagum apa yang dilakukan teman-temannya itu memang. Yap! Karena ini hal langka menurut Fani.

Tak ada suara yang keluar dai mulut Bu Enjen lagi. Ia terbungkam karena semua yag dikatakan Ziya dan Delia adah kejelekan anaknya. Dan itu memang benar.

"Saya setuju dengan Liva, Ziya, dan Delia. Karena ibu suda kelewatan membela Erza anak ibu." ucap seorang guru muda. Dia adalah Irang yang memberi semangat da nasehat waktu Liva mendapat cibiran pedas dari teman SD nya dulu. Siapa lagi orang itu jika bukan Pak Vino?

"Lagian apa yang dilakukan mereka tidak terlalu buruk dibanding Erza anak ibu yang mengunggah vidio sex barat di akun youtubenya. Dan itu bisa membuat nama baik sekolah ini tercoreng!" tambahnya.

"Saya setuju dengan Pak Vino" seru seorang guru wanita paruh baya.

"Iya!! Saya setuju. Karena Erza juga pernah terlibat dengan kenakalan remaja di hotel." tambah seorang guru laki-laki yang mempersilahkan Liva dan teman-temannya duduk tadi.

"Apa-apaan kalian ini!! Kenapa kalian memojokkan anak saya? Disini yang salah adalah keempat anak ini?!" bentak Bu Enjen lebih keras.

"Kita bukan memojokkan anak ibu. Tapi semua ini adalah kenyataan bu" akhirnya Fani bersuara setelah senyum-senyum enggak jelas.

"Itu benar!! Lagian dance mereka bagus dan lentur apa salahnya?" bela Pak Vino lagi.

"Kita juga memakai pakaian yang sopan kok bu! Kalok soal gerakan juga emang dance kayak gitu, kalok enggak kayak gitu itu namanya senamlah bu" sambung Ziya.

"Tapi kenapa kalian memiliki bakat dance tapi kalian enggak ikut extrakulikuler di teater?" tanya Pak Vino.

"Bagaimana bisa kita ikut jika kita enggak pernah mendapat pandangan dari mata seorang guru bahwa kita mempunyai bakat pak? Mereka ragu dengan apa bakat kita" jawab Liva.

"Selam-" kata Pak Vino yang dipotong oleh Bu Enjen.

"Kenapa kalian membahas bakat mereka!!?" tanya Bu Enjen sambil emosi.

Semua terdiam mendengar itu. Termasuk Pak Vino.

***

"Za, lo tadi kayaknya udah keterlaluan deh ngeledek gengenya K-popers." sran Dani, lelaki yag ada disamping Erza saat mengejek Liva dan temannya tadi.

"Lo diem apa gue masukin lo ke-ruang nyokap gue?" ancam Erza.

Tak ada balasan dari Dani karena ia takut denga ancaman Erza. Mereka sekarang sedang berpesta dikantin karena K-popers di sekolah mereka sekarang di-BK.

NK 4 (Nae Kkum)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang