Pengunduran Diri Kak Al

36 7 0
                                    

"Ma-maksutnya?" beo Ziya.

"Maksutnya, gue ngga bakal urus kalian lagi. Gue nggak jadi asisten, maupun manager"

"Lo sakit jiwa Kak?" sinis Delia.

"Nggak, gue masih waras Del"

"Lo marah ama gue dan Ziya?"

"Sebesar apapun kesalahan lo sama temen-temen lo, dimata kakak nggak ada yang salah. Hal itu wajar bagi setiap remaja, karena mereka masih labil"

"Teruss kenapa lo ngga mau urusin kita lagi?"

Untuk sesaat Kak Al menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya pelan. Sebelum akhirnya bersuara kembali.

"Gue dijodohin ama nyokap" terang Kak Al. Hatinya mulai rapuh saat mengatakan empat kata itu.

Empat larik kata itu pula berhasil meretakkan hati Delia. Entah kenapa ia merasa ada yang tertusuk di dadanya. Seperti akan kehilangan seseorang yang sangat penting dan yang sangat disayang oleh Delia. Apa mungkin Delia suka Kak Al? Umur yang memisahkan, tapi umur tidak menjadi halangan bagi seseorang merasakan cinta.

'Kenapa perasaan gue kek hancur gini yah? Masa gue suka sama Kak Al?' batin Delia.

Setelah beberapa detik yang diisi dengan keheningan. Yang disebabkan pernyataan serta keterangan dari Kak Al. Membuat keempat gadis itu seketika membeku ditempat dan tak ada yang berkutik sama sekali.

Detik berikutnya, tiba-tiba Delia memeluk Kak Al erat. Entah, dari mana dorongan perasaan yang tiba-tiba saja ingin memeluk Kaka Al.

Kak Al sendiri merasa ragu untuk membalas pelukan dari Delia. Tapi ia juga ingin memeluk gadis yang ia cintai, namun terhalang umur. Untuk yang keterakhir kalinya. Karena setelah ini pasti dirinya sudah sepenuhnya milik seorang wanita yang dijodohkan ibu nya. Dengan perasaan berkecamuk. Perlahan tangan Kak Al membalas pelukan dari Delia.

Sementara ketiga gadis yang menjadi penonton setia drama antara Kak Al dan Delia. Sakit. Itu yang dirasakan mereka. Sudah lebih setahun mereka bersama Kak Al. Dan mereka sudah menganggap Kak Al sebagai kakaknya sendiri. Begitu juga Kak Al, yang sudah menganggap murid nya bagaikan adiknya sendiri.

Kini di aula penuh keharuan. Sedangkan Liva sudah mengekuarkan air mata sedari tadi. Tahu sendirikan Liva orangnya gampang nangis. Emang sih cuek, jutek, dan prinsip bodo amat nya bisa menyembunyikan keraouhan hati seorang wanita. Tapi jika sudah saat seperti ini, kelihatan banget Liva seirang gadis yang rapuh. Sifat cuek, jutek, serta prinsip bodo amatnya sudah sirna, jika air matanya sudah meluncur keluar.

"Terus, nasib BlackSweet gimana? Hiks.." tanya Fani sambil tersedu-sedu.

Kak Al melepas pelukan dari Delia. Ia mengambil udara banyak-banyak untuk menjelaskan pada Fani bagaimana nasib grup dance merek selanjutnya.

"Kalian masih bisa latihan sendirikan? Uang dari YouTube bisa kalian gunakan buat sewa studio buat latihan" jelas Kak Al.

"Kakak masih tetep ngurus kalian sampai pernikahan tiba. Jadi kalian mau tampil di pentas seni masih dalam bimbingan kakak. Lagian pernikahan kakak satu bulan lagi kok" lanjutnya lagi.

"Dan, Liva. Kamu ikut tampil juga. Soal kakak kamu biar nanti urusan kakak. Jadi kalian harus persiapan matang-matang dan jangan terlalu grogi" imbuhnya lagi sebelum keluar. Kali ini terkhusus untuk Liva. Yaiyalah, toh kakak Liva ngga pernah ngizinin. Apalagi mau tampil dance di acara sekolah? Pasti langsung kaga dibolehin.

Tapi tenang aja, masih ada Kak Al. Bismillah, semua terkendali.

Penjelasan Kak Al membuat keempat gadis itu bernafas lega. Tapi tetap saja, satu bulan yang akan datang Ka Al sudah tidak akan bersama mereka kembali. Tapi tak apa lah, setidaknya mereka masih diberi kesempatan satu bulan untuk bersama Kak Al.

NK 4 (Nae Kkum)Where stories live. Discover now