Problem one

26 9 0
                                    

Liva terdiam seribu kata. Karena ini adalah seorang guru dan Liva harus sebisa mungkin berperilaku sopan.

"Va?" panggilnya lagi.

Liva tersentak. Dan akhirnya kembali ke alam sadarnya.

"Iya pak?"

"Mau kan?"

"Sebelumnya maaf pak, Liva adalah murid bapak dan enggak mungkin Liva jadiin bapak asisten?" jujur Liva.

"Tapi ini kemauan saya sendiri Va?"

"Tapi Liva takut nanti ada yang berpendapat negatif dengan Liva. Lagian fans bapak banyak, jadi susah untuk menerima bapak" tutur Liva.

"Va. Yang namanya asisten enggak bakal ada yang tahu, jadi kalau berada disekolah sifat saya tetap cuek terhadap kalian."

"Gimana? Mau ya?" tawar nya lagi.

Liva bingung harus menjawab apa. Satu sisi ia memang ingin menjawab 'iya' tapi disisi lain jika rahasia ini terbongkar, dampaknya pasti juga Liva yang kena.

"Oke deh!" jawab Liva mengalah.

"Yess... oke kalau gitu mulai nanti saya harus tau kalian latihan dimana."

"Harus ya pak?" tanya Delia.

"Iyalah kan saya asisten kalian sekarang."

"Liva, boleh saya minta nomer hp kamu?" sambungnya lagi.

"Boleh pak." jawab Liva sopan.

"Tapi temen saya jangan di apa-apain pak!" sahut Delia.

"Iya boss, siap. Va ini nomor saya kamu caat ya."

Pak Hanif memberikan nomernya ke Liva agar nanti disimpan. Pengennya Pak Vino sih bukan itu. Ia ingin mempunyai nomor Liva. Tapi Liva nya enggak hafal nomor ponselnya, terus dia juga engga dibolehin bawa hp kesekolah.

Setelah Liva mencatat nomornya Pak Vino. Ia dan ketiga temanya segera kembali ke kelas karna takut dapat hukuman tambahan nantinya.

"Yodah Liva sama temen-temen balik dulu ya pak."

"Mulai sekarang jangan panggil saya bapak ya!" pesan Pak Vino.

Liva hanya tersenyum tipis lalu berdiri dari tempat duduknya. Dan melangkahkan kaki keluar kantin dan menuju kelasnya.

Di satu tempat ternyata ada yang melihat kejadian itu selain mbak kantin.

"Jadi ini rahasia kalian? Tenang aja! Gue bakal bantu buat bongkar kok." ucap seorang cowok dengan tersenyum miring.

***

Pelajaran demi pelajaran Liva lewati. Dan sekarang sudah jam dua sore. Itu tandanya SMP NSM akan memulangkan semua muridnya.

Berbeda dengan murid yang lain. Setelah sekolah pulang, untuk istirahat dirumah. Sekarang Liva malah ke-caffe dulu untuk bertemu dengan seseorang.

"Siang Va?" sapa seorang lelaki muda.

"Oh bapak siang juga." balas Liva sopan.

Ya... siapa lagi lelaki itu jika bukan Pak Vino. Mereka bertemu dicaffe karena Pak Vino yang mengajak Liva ketemu. Dan tempatnya harus diluar sekolah. Kalok masih berada dilingkungan sekolah. Itu namanya Pak Vino cari masalah!

"Jadikan kita Va?" tanya Pak Vini.

Jangan kalian berfikir negatif. Liva dan Pak Vino bertemu, iya karena Pak Vino ingin tahu dimana tempat latihan mereka.

"Oh-jadi lah pak! Tapi kita naik kendaraan umum ya pak." ajak Liva.

"Kenapa? Kan saya bawa motor?"

NK 4 (Nae Kkum)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu