Sifat Asli :(

23 9 0
                                    

"Kenapa sih!! Kenapa semua orang enggak setuju Liva nge-dance? Apa dance Liva salah?" ucap Liva di dalam kamar.

Sekarang ini, kondisi kamar Liva seperti kapal pecah. Jika ia marah atau frustasi, ia lebih memilih menyendiri dan mengacak-acak semua barang yang ada di kamar.

***

Keesokannya Liva berangkat sekolah dengan penampilan yang buruk. Rambut berantakan, mata sebam, dan baju yang acak-acakan. Ini sih kayak orang lagi patah hati.

• Disekolah...

Dengan rasa yang malas banget Liva terpaksa masuk sekolah. Ditambah ia harus melewati kelas IX C, lebih tepatnya kelasnya Erza. Seperti hari biasanya Erza keluar kelas hanya untuk membully Liva.

"Hai gaesss, kalian tau enggak? Kalau si plastik ini ternyata enggak suka sama hommo tapi sukanya sama orang yang berumur lebih tua darinya Hhahahah..." ejek Erza.

Liva yang mendengar itu seketika langsung menghentikan langkahnya. Ia merasa bahwa apa yang dimaksud Erza adalah Pak Vino, ralat Kak  Al.

"Apa maksud lo?" tantang Liva. Karena dia takut terjadi salah paham.

"Ciih... Pura-pura bego lagi! Elo kan sekarang lagi deket sama guru muda nan tampan itu," jawab Erza.

"Tapi dikit sih banyakan gue." tambahnya lagi.

Liva berusaha setenang mungkin agar murid-murid yang menonton kejadian ini tidak curiga dengannya.

"Kicep kan lo? Iyalah kan emang bener kalok grup dancer lo jadiin Pak Hanif sebagai asisten, bener-bener murid kaga tau adap lo!" ucap Erza dengan senyum liciknya.

"Ngomong apaan sih lo! Basi tau enggak!!" pekik Liva lalu berlari menuju kelasnya.

Bener-bener ini hari adalah hari kesialan Liva. Baru masuk aja sudah ada drama apa lagi entar siang?

Liva masuk kelas dengan dera air mata yang terus bercucuran. Saat Liva masuk, semua anak dalam kelas Liva melihat kearahnya. Ketiga sahabat Liva yang melihat Liva menangis sesenggukan langsung menghampirinya.

"Va! Lo enggak apa-apakan?" tanya Ziya cemas

"Va! Bilang dong, lo kenapa tambah Delia.

"Hiks... hiks.. si-Er-Erza ta-tau k-kalau Ka-k Han asisten kita.." jawab Liva pelan karena takut terdengar murid lainnya.

Mendengar itu, ketiga cewek itu membeku ditempat. Bagaimana tidak? Jika seorang 
Erza mengetahui sesuatu rahasia, maka bukan rahasia lagi namanya. Toh kalian tahu? Kalau Erza adalah cowok yang paling ember dan cerewet yang dikenal Liva seumur hidupnya.

Tidak ada yag bersuara lagi dari ketiga gadis ini melainkan hanya suara pilu dari Liva yang menangis.

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 07.30 itu tandanya pelajaran akan dimulai. Tapi Liva masih tidak siap untuk melanjutkan harinya ini. Ia ingin pulang dan tidur dikamar, untuk melupakan masalah yah datang secara bersama dalam sekejap.

Sekarang sudah jam istirahat. Sedari tadi Liva hanya melamun saja, tak ada satu pelajaran pun yang masuk dalam pikirannya. Dia hanya memikirkan bagaimana waktu selanjutnya? Pagi-pagi saja sudah ada problem yang menyambut apalagi nanti? Tapi kita lihat sajalah nanti.

"Va, lo enggak ke kantin?" tanya Ziya prihatin.

"Enggak laper gue" jawa Liva cepat.

"Yaudah. Kita enggak ke kantin deh"

"Kok gitu?" tanya Liva bingung

"Kalau diantara kita ada yang enggak makan yang lain juga enggak makan" jawab Fani enteng.

NK 4 (Nae Kkum)Where stories live. Discover now