7

1.7K 290 35
                                    

"Kau pengkhianat! Kau mempermalukan bangsa kita, Huening Kai!"

.

"Kau dewa yang terkutuk, Huening Kai! Tubuhmu kini mengalir kekuatan hitam yang menjijikkan karena kau berhubungan dengan makhluk itu!"

.

"Pergi dari sini, Huening Kai! Kau tidak pantas berada di tempat suci dengan tubuhmu yang kotor itu!"

.

Kai tersentak saat pintu utama kastil terbuka, Soobin muncul dari sana dengan senyum lebar terkembang. Ingatan pahit yang barusan muncul sirna seketika hanya dengan melihat wajah sumringah Soobin. Kai tidak membiarkan sang kekasih yang lebih dulu menghampirinya. Dengan langkah terburu, ia menghampiri Soobin, langsung menubruk tubuh Soobin dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang kekasih.

"Kau lama," gumam Kai— dengan sedikit rengekan. Soobin tertawa sambil menepuk-nepuk puncak kepala Kai gemas.

"Padahal aku pergi belum satu jam, Kai. Sebegitunya-kah kau tidak mau berpisah denganku? Aw!" Soobin memekik keras kala Kai mencubit pinggangnya dengan wajah cemberut.

"Em... Apa aku melewatkan sesuatu?"

Kai tersentak, tak sengaja mendorong bahu Soobin agak keras—lupa kalau dirinya punya kekuatan lebih—hingga tubuh Soobin terbanting keras ke dinding di belakangnya. Soobin mengaduh, Beomgyu terkejut, dan Kai menggigit bibir bawahnya gugup.

"K-kau sudah pulang?"

"Iya. Dan aku menemukan ini pos rumah kuning."

Rumah kuning adalah sebutan mereka untuk rumah yang sengaja Beomgyu beli agar Soobin bisa menuliskan alamat saat hendak mengirimkan surat—karena kastil mereka tidak akan bisa ditemukan oleh manusia.

Kai mengerutkan dahi sambil menerima sebuah amplop mewah bertinta emas di depannya. Lilin penutup yang tercetak di depan pun menggunakan warna emas. Kai mengerutkan dahi, mengenali lambang emblem di lilin perekat tersebut.

"Dari kerajaan? Kenapa? Kita tidak pernah berurusan dengan siapapun selama berada di sini."

Bahu Beomgyu terangkat, lalu matanya terarah pada Soobin, "Pasti ini ada kaitannya dengan Soobin. Kau... tidak melakukan hal yang ilegal selama di akademi 'kan?"

Soobin mengerucutkan bibirnya kesal, "Aku ini lulusan terbaik di angkatanku, Beomgyu! Kalaupun kerajaan mengirimkan surat, itu pasti berisi sesuatu yang baik."

"Yasudah. Kalau begitu surat ini pasti untukmu." Kai menyerahkan surat itu pada Soobin. Ia langsung merasa bersalah saat mendapati wajah Soobin yang seperti sedang menahan rasa sakit. Tanpa Beomgyu lihat karena Kai membelakanginya, Kai mengucapkan maaf tanpa suara.

"Aku akan mempersiapkan makan malam."

Beomgyu berjalan, lalu berbalik cepat dengan mata memicing, "Dan jangan pikir aku tidak melihat yang tadi. Aku akan menunggu cerita lengkapnya."

Soobin dan Kai melempar pandang satu sama lain. Saat Beomgyu benar-benar tak tampak lagi, Kai mengelus bahu Soobin. Pasti rasanya sakit sekali karena Kai benar-benar tidak sadar telah menggunakan kekuatannya hanya untuk mendorong bahu Soobin.

"Maaf, Soobin-ah." Kai berulang kali mengulang kalimat itu dengan mimik wajah khawatir. Soobin tersenyum, berusaha menenangkan Kai yang terlihat panik.

"Tenang, Kai. Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja."

"Coba, aku lihat."

Kai meletakkan tangannya di bahu Soobin dan memejamkan mata. Tak lama, rasa hangat menjalar di sepanjang tangan Soobin hingga bahunya. Perlahan-lahan rasa nyeri itu hilang, digantikan dengan hangat yang memeluk. Soobin menatap Kai takjub. Apa ini salah satu kekuatan dewa?

COSMOS | SooKaiWhere stories live. Discover now