15

1.4K 231 77
                                    

YeonKai side shipper mana suaranyaaa~

.

.

"Menurutmu, apa kita akan baik-baik saja?"

Yeonjun yang kala itu membaringkan kepalanya di paha Kai membuka mata. Dipandanginya wajah Kai dari bawah, lalu tersenyum tipis. Kekasihnya ini selalu terlihat khawatir, takut kalau hubungan mereka diketahui orang lain akan ada hal buruk yang menanti.

Maka untuk menenangkan Kai, Yeonjun memperlebar garis bibirnya sambil mengangguk kecil.

"Semuanya akan baik-baik saja, Kai. Aku akan melindungimu, sungguh."

Kai masih terlihat ragu, "Justru aku mengkhawatirkanmu, Yeonjun-ah. Kau adalah penerus klan iblis, sudah pasti akan ada iblis yang menentangmu. Mereka akan menggunakan aku untuk mengancammu. Aku hanya beban—"

"—Ssh. "

Telunjuk Yeonjun menempel tepat di depan bibir sang kekasih yang langsung terdiam. Mereka bertatapan untuk beberapa saat sebelum kemudian Yeonjun mendudukkan dirinya menghadap Kai, meraih kedua tangan sang Antheia dan merematnya sayang.

"Semua itu hanya omong kosong, Kai. Kita setuju untuk menyembunyikan hubungan ini sampai aku resmi menyandang status pemimpin klan. Setelahnya, tidak akan ada yang bisa menentangku untuk membawamu ke duniaku. Kita sudah sepakat, bukan?"

Mata Kai berkaca-kaca, dan setelahnya ia menghamburkan diri ke dalam pelukan sang kekasih yang menciumi puncak kepalanya berkali-kali. Di ceruk leher Yeonjun, Kai menghidu dalam-dalam. Aroma Yeonjun selalu berhasil menangkannya.

Selalu dalam benaknya Kai mengkhawatirkan tentang hubungan terlarang mereka yang sudah lama terjalin. Dewa dan Iblis. Hitam dan Putih. Sejak dunia ini baru diciptakan pun, dua entitas yang berbeda itu selalu berlawanan, berseberangan, dan bermusuhan. Tidak pernah ada kata pertemanan, apalagi menjalin hubungan kasih. Tentu saja bagi kaum dewa, menjalin hubungan dengan iblis mempunyai konsekuensi yang sangat tinggi—dan mencemari kaum, katanya.

Kai menarik kepalanya menjauhi ceruk leher Yeonjun. Kini keduanya bertatapan—iris emas bertemu emas. Kalau dilihat secara mendalam, sebenarnya banyak sekali persamaan antara kaum dewa dan iblis. Mereka hanya terpisah oleh warna, putih dan hitam.

Kai mengangkat tangannya menangkup sebelah pipi Yeonjun—ibu jarinya mengusap pelan. Laki-laki bersayap hitam ini... Kai tidak tahu lagi harus dengan cara apa mengatakan kalau ia sangat mencintainya. Sungguh, teramat.

Yeonjun pun sama, tak ia sangka pertemuan pertama dengan sang Antheia akan membawanya pada hubungan yang begitu dalam dan rahasia.

"Bagaimana kalau seandainya rahasia kita bocor?" Lagi-lagi Kai bertanya kalut. Maka untuk menenangkannya, Yeonjun mencuri satu ciuman di belah bibir Kai yang merekah. Sempurna membuat kulit wajah sang Antheia yang pucat dijalari semburat merah. Cantik sekali.

"Bagaimana kalau kau diusir dari duniamu?"

"Bagaimana kalau kau tidak bisa memimpin klan karena aku?"

"Bagaimana—"

Yeonjun mencubit bibir Kai gemas. Laki-laki cantik di hadapannya mengaduh pelan, tapi sukses membungkam kalimat berikutnya.

"Tidak ada pertanyaan 'bagaimana' lagi, Kai. Aku akan melindungimu, titik. Kalau memang aku tidak bisa memimpin klan, maka aku akan menculikmu dan kita akan hidup di dunia manusia. Tidak akan ada yang bisa menemukan kita, selamanya."

Yeonjun mengamati wajah Kai—yang lagi-lagi siap untuk menangis—oh, betapa ia sanga menyayangi sang dewa bunga yang indah ini. Tak akan ia biarkan siapapun menyakitinya—walau seujung jaripun.

COSMOS | SooKaiWhere stories live. Discover now