20

1.3K 218 212
                                    

Kai bergegas keluar kamar dan berjalan tertatih-tatih saat tak menemukan Yeonjun di sisi ranjang saat ia terbangun. Yeonjun bertubuh Soobin, lebih tepatnya.

Rasa sakit di punggung masih terasa, tapi Kai abai dan memaksakan diri untuk bangkit dari ranjang. Ia memejamkan mata, barulah merasakan keberadaan Yeonjun ada di halaman belakang. Tepat di tengah-tengah hamparan bunga cosmos yang nyaris tertutupi salju seluruhnya.

"Yeonjun-ah..."

Yeonjun menoleh, lalu tersenyum lebar sambil melambai ke arah Kai. Sedetik kemudian, sang Antheia sudah berada di sampingnya, ikut menatap hamparan cosmos yang memutih. Yeonjun menyentuh dada kirinya, lalu mendesis pelan.

"Kenapa? Sakit?" Kai bertanya dengan nada panik, tapi Yeonjun cepat-cepat menurunkan tangannya, tersenyum untuk menenangkan Kai.

"Kai, apa pemilik tubuh ini mencintaimu?"

Kai terdiam, tak menjawab. Diam Kai itulah yang membuat Yeonjun mendapatkan jawabannya.

"Jantung ini selalu terasa sakit saat Kau tiba-tiba muncul di sekitarku. Karena itu aku bertanya."

Kai masih bungkam. Ia menepis rasa bersalah yang hendak timbul di permukaan. Tidak, Soobin adalah penyelamatnya, mempertemukan dirinya lagi dengan Yeonjun, sang kekasih hati. Bukan rasa bersalah, tapi Kai yakin ia malah harus berterima kasih pada Soobin.

Mengendikkan bahunya—acuh tak acuh—Kai mengangkat tangannya dan berkonsentrasi. Tak lama, salju yang menutupi kelopak cosmos berguguran, menampilkan kembali warna-warni di hadapan mereka. Indah, tapi justru terlihat menyedihkan.

"Tapi untuk ukuran manusia, tubuh ini kuat sekali."

Yeonjun mengangkat tangannya, mengepal dan membuka telapak tangan berkali-kali seolah ia belum terbiasa dengan 'tubuh baru' ini. Setelahnya, Yeonjun menarik Kai untuk memeluknya dari belakang dan berbisik rendah di telinga sang kekasih, "Dan barangnya juga bagus. Kau pernah mencobanya, hm?"

Kai bereaksi dengan membalikkan tubuhnya, kini keduanya saling berhadapan. Kendati di depannya adalah jiwa Yeonjun, tapi tetap saja wajah yang menatapnya adalah wajah Soobin. Mata yang memandangnya adalah mata Soobin. Suara yang ia dengar adalah suara Soobin. Kai terusik, tapi urung merasa bersalah. Hatinya jauh lebih sakit karena melakukan semua ini.

"Belum pernah?" ulang Yeonjun. Ia menarik pinggang Kai hingga tubuh keduanya menempel. Tangan Yeonjun mengelus pinggung Kai pelan, berhati-hati saat ujung jemarinya menyentuh tempat melekat sayap. Ia tahu luka akibat mencabut sayapnya sudah tertutup, tapi mungkin masih terasa sakit kalau disentuh dengan keras.

"Diluar dingin, ayo masuk, Kai."

"Itu karena kau bertubuh manusia."

Yeonjun mengangguk menyetujui, "Benar. Kekuatanku belum bangkit seutuhnya, Kai. Aku butuh waktu untuk menyesuaikan sayap ini." Yeonjun menunjuk ke balik punggungnya yang kosong—tak berniat untuk menunjukkan sayapnya.

"Ah, aku belum melihat Beomgyu dimanapun. Kemana dia?"

Raut wajah Kai menjadi sendu, "Ia pergi." Kai tampak sangat berat saat melanjutkan ucapannya, "Dari awal ia tidak setuju menggunakan tubuh manusia untuk membangkitkanmu. Ia tahu tapi tak pernah melarangku, hanya memperhatikan manusia itu dari jauh."

Kai menyandarkan pipinya di bahu Yeonjun, memejamkan mata sembari memeluk pinggangnya. "Mungkin saat ini dia sudah kembali ke dunia iblis? Aku juga tak tahu. Dia tak berpamitan sama sekali."

Yeonjun menepuk puncak kepala Kai sayang. "Mau sarapan apa pagi ini?"

"Cosmos."

"Sudah ada yang dipetik?"

COSMOS | SooKaiWhere stories live. Discover now