13

1.5K 251 80
                                    

Warn : Little bit 18+

.

.

.

Semalaman suntuk Soobin hanya mencumbui leher dan tengkuk Kai dengan kecupan-kecupan ringan sampai dewa Antheia itu tertidur setelah sebelumnya sempat menangis lagi—Soobin sampai kebingungan harus bagaimana untuk menenangkannya.

Paginya, Kai terbangun dengan wajah bantal dan mata yang sedikit membengkak. Saat Soobin tertawa, Kai malah menyembunyikan wajahnya di bawah selimut. Soobin tentu saja tidak tinggal diam, kembali mengganggunya dengan kecupan-kecupan di bagian tubuh yang tak tertutup selimut.

Barulah saat Soobin menggosok punggung Kai ketika mereka berbagi bak mandi, Kai berkata dengan suara lirih, "Maaf kalau kau mendengar hal yang menyakitkan. Aku tidak bermaksud begitu."

Gerakan tangan Soobin terhenti. Ia mengangkat kepalanya dan bertatapan dengan mata Kai melalui cermin kuning yang ada di depan mereka. Kalau saja tidak ada insiden itu, Soobin yakin Kai sudah diterkamnya sejak laki-laki cantik itu membuka mata. Sekarang saja, Soobin diam-diam menahan rasa sakit di bawah sana yang minta dipuaskan.

"Aku akan melupakannya seolah aku tidak pernah mendengar itu," jawab Soobin, menuangkan lagi cairan sabun ke telapak tangan dan mengusapkannya di leher dan tengkuk Kai.

Kai tersenyum kecil, ia semakin menekuk kaki ke arah dada, sementara air hanya menggenang sebatas perutnya saja. Di kanan dan kirinya, kedua kaki Soobin berselonjor di bawah air yang berbusa. Keduanya tanpa busana, tentu saja.

Kai menggigit bibir bawah saat tangan Soobin kini berada di pinggangnya, menyusup ke samping dan kini mengusap perutnya dengan gerakan memutar. Kai melarikan matanya ke atas, menatap langit-langit ruangan, berusaha berpikir jernih kalau Soobin hanya menyabuninya. Hanya menyabuninya. Hanya—

"—Mhh!"

Kai sontak melengkungkan tubuhnya ke depan saat tangan Soobin turun lebih rendah dan tiba-tiba saja ikut menyabuni bagian tubuh bawahnya. Gerakannya pelan, mengurut dari depan ke belakang—sementara pelakunya terkekeh di balik bahu Kai.

"Aku hanya menyabunimu, Kai."

"A-ah!"

Kai semakin menekuk tubuhnya ke depan saat Soobin meremas miliknya, tiba-tiba. Sialan.

"Tapi kau sudah sekeras ini."

Dari belakang, Soobin bisa melihat leher dan telinga Kai yang sudah merona merah—lucu sekali. Ia semakin semangat untuk menggoda sang Antheia—padahal miliknya sendiri juga sudah sangat keras—berdenyut-denyut menginginkan tubuh Kai.

"Satu ronde sebelum kita pulang, hm?"

Kai mengangguk kecil, tidak berani menatap wajah Soobin dari kaca di depannya. Yang ia tahu kemudian, air di dalam bak mandi berombak hebat—sekuat hentakan Soobin di dalam tubuhnya.

Lalu saat cumbuan intens itu berakhir, Soobin membasuh tubuh mereka—termasuk memasukkan jemarinya ke dalam tubuh Kai untuk mengeluarkan cairan apa yang ia tanam di sana.

Tentu saja Soobin sadar Kai menggigit bibirnya kuat-kuat dengan jemari kaki yang tertekuk.

____

Beomgyu bilang, mengirim Soobin seorang diri dari ibukota ke hutan kastil sangat menguras habis tenaganya. Karena itu, Beomgyu lebih dulu berkata seperti ini, "Aku bisa mengirimmu pergi, tapi tak bisa membawamu pulang. Mau tak mau kau harus menemukan Kai untuk bisa kembali. Atau pilihannya adalah menaiki kereta kuda selama berhari-hari yang artinya kau membolos kerja di istana."

COSMOS | SooKaiWhere stories live. Discover now