3

1.8K 334 170
                                    

Satu tahun kepergian Choi Soobin.

___

"Anak itu benar-benar... bagaimana mungkin dia tidak pernah mengirimkan satu suratpun untuk kita? Padahal orang tua anak-anak lain menerima surat satu bulan sekali."

Beomgyu menggerutu sambil memetik bunga cosmos yang tumbuh di halaman belakang kastil tempat mereka tinggal. Kai tak jauh dari Beomgyu, berbaring di rumput tebal di bawah sebuah pohon tua yang cabangnya melebar dan daunnya rindang. Saat angin berhembus, dedaunan akan bergoyang dan mengeluarkan suara gemerisik.

Kai menutup mata, menikmati suasana tenang meski Beomgyu sedikit merusaknya dengan gumaman-gumaman jengkel tentang 'kenapa Soobin begini dan begitu'. Beomgyu berjalan pelan—sambil berjongkok—masih berusaha memenuhi keranjang kecil di tangan kirinya dengan cosmos berwarna warni.

Selain mereka berdua, memang tidak ada orang lain yang tinggal di dalam kastil terpencil di tengah hutan ini. Selalu seperti itu bertahun-tahun lamanya sampai bayi mungil bernama Choi Soobin muncul di antara mereka. Suasana kerap menjadi gaduh, berwarna, dan hangat. Dan ketika Soobin pergi, mereka kembali ke saat manusia mungil itu belum ada—sepi, kosong, dan senyap.

"Padahal dia dulu manis sekali bergelantungan di leherku setiap hari. Entah sejak kapan bayi mungil itu menjadi tengil."

Kai tersenyum geli mendengar omelan-omelan Beomgyu yang ternyata belum berhenti. Tak lama kemudian Beomgyu berjalan ke arah Kai, mendudukkan diri di atas rumput tebal. Ia letakkan keranjang yang hanya sebesar telapak tangannya di dekat kepala Tuan-nya.

Kai membuka mata, mengambil satu bunga cosmos seukuran dua ruas jari dan memasukkan kelopak bunga itu ke dalam mulut. Setelahnya ia kembali menutup mata, mengabaikan gerutuan Beomgyu yang terus berlanjut.

Beomgyu hanya tidak tahu, sudut hati Kai juga merasa kosong semenjak Soobin pergi. Tidak ada lagi yang berteriak-teriak saat berkejaran dengan Beomgyu, tidak ada lagi yang meladeni Beomgyu adu mulut, tidak ada lagi yang merengek minta dibelikan buku, dan tidak ada lagi yang menyebut Kai dengan tambahan 'cantik' seperti dulu.

___

Lima tahun kepergian Choi Soobin

___

"AKHIRNYA!"

Kai tersentak saat Beomgyu tiba-tiba saja muncul di depannya, menggoyangkan sebuah amplop berwarna putih bercampur hiasan emas dan hijau di depan wajah Kai. Tanpa Beomgyu katakan pun, Kai tahu dari mana amplop itu berasal. Victory Academy.

"Apa surat pertama Soobin tersangkut di suatu tempat? Atau pengantar posnya tersesat entah kemana? Memang anak itu... bisa-bisanya mengirim surat setelah lima tahun. Lima tahun!"

Beomgyu membuka amplop dengan gusar setelah mengiris lebih dulu bagian lilin pengunci di depannya. Ia mengibas-ngibaskan kertas berlipat tiga di dalamnya sebelum kemudian membaca dengan saksama.

Kai jadi ikut penasaran apa yang Soobin tulis hingga alis Beomgyu berkerut-kerut. Setelah membaca semuanya, Beomgyu menatap Kai dengan raut wajah horror.

"Ini." Kai menerima kertas itu dan mulai membaca. Bibirnya bergerak tipis, bola matanya bergerak cepat, dan setelahnya bibir Kai bergetar menahan tawa.

"Soobin memukul anak laki-laki di kelas karena mengejeknya tidak punya orang tua," gumam Kai masih terkekeh geli, sedangkan Beomgyu menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.

"Dan sekarang dia di-skors selama dua minggu membersihkan halaman belakang akademi. Yang aku tahu halaman akademi itu... mungkin dua puluh kali lebih luas dari halaman belakang kastil kita."

COSMOS | SooKaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang