Spasial

12.4K 1.6K 69
                                    

spa·si·al a berkenaan dengan ruang atau tempat
.
.

Raksa hendak memaki orang-orang yang telat memberikan bantuan. Laki-laki itu sedari tadi menahan amarahnya karena bantuan tak kunjung datang. Bahkan Raksa bertambah panik ketika jari-jari Nadin perlahan mendingin. Pikiran buruknya muncul. Namun ia masih memastikan jika denyut gadis itu masih terdeteksi.

Setelah tumbangnya Nadin, Raksa kembali membantu yang lain hingga beberapa puluh menit. Raksa meninggalkan Nadin yang tergeletak di tanah karena Raksa masih punya tanggungjawab yang besar untuk menuntaskan misinya. Selama itulah Raksa seperti kesetanan. Ia membabi buta para musuh itu. Ia tak terima anggotanya ada yang terluka.

Lantas kemudian bala bantuan langsung datang. Mereka langsung membantu dan menaklukan musuh dalam beberapa menit. Pekikan kode kalau penyergapan telah usai dan dimenangkan oleh pihak TNI Polri pun terdengar. Lantas Raksa bergegas menuju Nadin yang masih setia memejamkan matanya. Lalu beberapa anggota lain menghampiri Raksa.

"Helikopter mana! Cepat! Kenapa lama sekali sampai disini huh?! Ada nyawa yang mau melayang dan bantuan telat? Shittt!!" Raksa mengumpat terus. Laki-laki itu menyayangkan helikopter yang seharusnya bisa stand by kini telat. Selama itulah tak ada anggota yang berani berbicara dengan Raksa yang sudah kepalang marah.

Kemudian daun-daun tersibak, baling-baling dari helikopter membuat beberapa tumbuhan liat tersibak. Sementara mereka mencari tempat yang bisa di jadikan helipad dadakan untuk mengangkut anggota yang terluka. Kemudian Raksa langsungmembopong gadis yang kini lemah tar berdaya. Kesombongan dan keberanian gadis itu kini lenyap, tergantikan dengan wajah pucat.

Akhirnya helikopter mendarat agak susah di sekitar sana. Walaupun tak ada tanah lapang, tetapi karena keadaan urgent, akhirnya bisa lebih rendah dan menyentuh tanah.

Raksa langsung bergegas masuk ke helikopter untuk melarikan Nadin ke rumah sakit. Sebelumnya pihak di helikopter telah menghubungi rumah sakit terdekat dan mengonfirmasi jika ada pasien khusus yang akan masuk. Tak mungkin mereka masuk dengan seperti itu. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi kesalahpahaman di antara yang lain. Bisa bahaya masyarakat awan yang tak tahu apa-apa menjadi sumber berita padahal hanya melihat sekilas saja. Oleh karena itu, mereka sebaik mungkin tidak menimbulkan jejak yang bisa di rekam banyak oleh masyarakat awam.

Nadin langsung di bawa ke RSUD yang jaraknya lumayan jauh dari hutan. Inilah tantangan di pedalaman. Fasilitas umum jaraknya jauh sehingga membuat warga kesulitan untuk sekedar berobat. Alhasil mereka hanya memanfaatkan tumbuhan alami untuk obatnya ketika sakit. Selain itu, akses sulit membuat warga seakan terisolasi di dalam negerinya sendiri sehingga butuh waktu lama untuk bisa sampai di kota.

Pesawat mendarat dengan sempurna di heliped rumah sakit. Memang rumah sakit daerah di sana di lengkapi dengan heliped karena memang terkadang helikopter militer sering mendarat ke sana. Entah itu memang untuk operasi atau untuk penjagaan.

Dengan cepat Raksa membawa Nadin ke IGD. Gadis itu langsung mendapatkan pertolongan.

"Maaf ndan kami terlambat." Ucap salah satu dari mereka yang merupakan kepala serbu lapis kedua. Mereka menyadari jika terlambat datang memberikan bantuan.

"Habis ini kalian habis sama saya!" Tanpa basa-basi Raksa langsung meninggalkan bawahannya. Sementara bawahannya hanya bisa pasrah ketika Raksa sudah murka.

DersikWhere stories live. Discover now