Synclinorium

10.3K 1.6K 201
                                    

Synclinorium adalah lipatan yang sinklin utamanya terdiri dari beberapa lipatan lain yang ukurannya lebih kecil.
.
.


Acara 7 harian almarhumah Latika baru saja selesai digelar. Dalam seminggu itu pula Gayatri harus menjadi orang yang super sibuk, bolak-balik tempat kerja dan rumah sakit walaupun gadis itu tak berani menunjukkan wajahnya dihadapan sang ayah. Namun, ia rutin bergantian menjaga dengan Lesmana. Gayatri akan datang ketika sang ayah tidur atau malam hari. Sedangkan jika pagi dan siang akan dijaga oleh Mbak Siti. Lesmana biasanya datang antara sehabis maghrib hingga pukul 11 malam. Setelah itu Gayatri-lah yang akan menjaganya sampai subuh.

"Gue ke rumah sakit dulu bentar dek, mau ngecek ayah dulu. Kamu nanti datang jam 11an lebih nggak apa-apa." Gayatri mengangguk. Gadis itu menjadi lebih sering berada di rumahnya ketimbang kontrakan yang hanya sebagai singgahan sementara. Ia juga harus rela bolak-balik dan bertarung dengan macetnya Jakarta.

"Hati-hati Bang." Lesmana mengangguk. Lalu laki-laki berusia hampir kepala 3 itu pergi ke rumah sakit. Sementara itu, Gayatri dibantu oleh Mbak Siti dan beberapa tetangga untuk membereskan rumah yang sehabis digunakan untuk pengajian tadi.

Akhirnya semuanya bisa diselesaikan dengan cepat berkat bantuan tetangganya. Gayatri tak lupa mengucapkan banyak terima kasih karena sudah dibantu. Lalu Mbak Siti juga pamit undur diri karena sudah malam.

Gayatri kemudian menutup semua pintu dan gerbang rumahnya. Ia menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 10 malam. Sebentar lagi ia harus ke rumah sakit.

Belum sempat untuk duduk, tiba-tiba gawainya berdering. Gadis itu lantas mengangkatnya dan ternyata dari Raksa. Selama seminggu ini pula ia tak berhubungan dengan laki-laki itu. Ia juga belum mengecek apakah ia mendapatkan pesan dan whatsapp karena ia benar-benar fokus dengan masalah keluarga dan pekerjaan yang membuatnya setengah frustasi.

"Wa'alaikumussalam." Ucap Gayatri ketika laki-laki itu memberi salam.

"Masih sibuk ya?" tanya Raksa di seberang. Gayatri lantas melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 10 lebih 10 menit. Perjalanan dari rumah menuju rumah sakit membutuhkan waktu sekitaran 15 menitan. Syukurlah masih ada waktu untuk berbicara dengan Raksa.

"Iya, maaf belum bisa menghubungi karena ayah sekarang sakit, kena serangan jantung." Jawab Gayatri pelan. Gadis memejamkan matanya sebentar sebelum akhirnya kembali membukanya. Nampak begitu sulit untuk sekedar menjawab pertanyaan Raksa.

Di seberang Raksa nampak terdiam. Laki-laki itu selama seminggu ini hanya berani mengirim pesan Gayatri. Raksa belum berani memanggil via telepon karena ia paham dengan Gayatri yang masih berada di fase berduka. Dan kabar terbaru mengenai ayah Gayatri yang terkena serangan jantung, membuat Raksa tambah terdiam. Cobaan apa lagi yang harus dihadapi Gayatri itu.

"Cepat sembuh buat ayahmu." Ujarnya pelan.

"Iya makasih." Jawab Gayatri. Ia menggigit bibirnya dalam.

"Ya?"

"Iya?" jawab Gayatri. Ia tersentak dari lamunannya.

"Besok ketemu ya? aku mau ngomong sesuatu sama kamu." Gayatri lantas terdiam. Ada yang berbeda kali ini mengenai gaya bicara Raksa yang memakai aku kamu.

"Besok?"

"Belum bisa bilang iya. Kebetulan kita gantian jaga ayah, Bang Lesmana juga belum pasti jaga ayah karena kadang lembur juga." Lanjut Gayatri.

DersikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang