Perkolasi

12.1K 1.4K 62
                                    

n penyaringan

Tn perembesan air tanah ke arah bawah, biasanya terjadi ketika tanah dalam keadaan jenuh.

.
.

"Fokus amat Ya." Gayatri mendongak. Meta datang membawa sebuah bungkusan di totebag berwarna hitam.

"Heem."

"Lagi fokus apa?" Meta duduk di kursi depan meja Gayatri. Gadis itu menatap bendelan berupa kasus yang sedang di tangani oleh Gayatri.

"Ini lagi baca-baca sih."

"Gimana perkembangan kasus pembunuhan berencana kemarin?" Tanya Gayatri. Meta sedang menangani kasus pembunuhan berencana yang melibatkan satu keluarga.

"Sejauh ini masih aman-aman aja sih Ya. Terus kasus lo?"

Gayatri mengernyit. "Agak janggal menurutku Ta. Dari kemarin gue baca bolak-balik dan nemu gap yang mencurigakan."

"Mencurigakan gimana?" Meta mengeluarkan kotak bekal dari totebag yang ia bawa. Lantas seperti biasa yaitu membukanya dan dimakan bersama Gayatri.

"Ada pihak yang terputus di sini. Kita udah ngintai sekitaran sebulan bahkan beberapa tim udah kebentuk setengah tahun yang lalu. Cukup lama tapi data yang gue baca nggak masuk akal."

"Ini nih. Pergerakan si A dari Aceh, Palembang langsung ke Malaysia. Pertanyaannya, gimana bisa kecolongan gap yang begitu lebar, sedangkan sebelum ke Malaysia dia ke deteksi sedang berada di Papua. Gila, jauh banget kan?" Gayatri memperlihatkan skema kasusnya. Gayatri membuat skema pergerakan dengan rapi di buku catatannya. Hal itu memudahkan dirinya untuk membuka suatu kasus dan bisa menemukan jalan keluar yang terbaik.

"Dan di Papua, dia nggak ada catatan mencurigakan. Hanya liburan dan yah, makan-makan kayak orang kaya. Tapi selama itukah transaksi narkoba cuti? Nggak bakal gembong narkoba internasional cuti order dengan penghasilan per bulan di taksir 10 miliar. Kan tambah aneh Ta." Meta mengangguk. Benar apa yang dikatakan oleh Gayatri. Disini rasanya sangat janggal. Tak mungkin dibiarkan begitu saja.

"Dan disini, dideteksi kembali di Malang selama seminggu, tapi nggak tahu di sana ngapain karena tim telat buat tanggap dan ini adalah pihak B alias tangan kanan A."

"Jadi ini ada pihak yang terkait." Gayatri mengangguk, ia sepemikiran dengan Meta.

"Oke. Nggak heran sih. Ini proyek gede, ganja narkoba, laris manis di mana pun. Nggak bakal satu pihak aja dengan resiko yang sangat besar ini."

"Dan pihak B pake other identity. Tambah ruwet kan?"

Meta lantas mengambil bendelan dan ikut membaca. Ia masih penasaran dengan hal ini.

"Konspirasi perdagangan perempuan dan pasar gelap." Meta mengernyit, lalu menatap Gayatri.

"Holy sh*t!" Gayatri mendengus menatap Meta. "Santai aja kali Ta." Meta di tempatnya kesal setelah membaca bundelan kasus yang Gayatri tangani.

"Tapi ini gila Ya. Kita bakal kerja keras kalau gini. Ini bukan kasus ringan. Ini perdagangan manusia dan narkoba, gila! Match banget dan tumbuh subur."

"Dan gue nggak bisa mastiin ini prostitusi dari pihak kalangan bawah. Ini bisnis gede."

"Kok gue tertarik sama kasus lo Ya. Ini tuh boom banget, misal kita berhasil, suatu kebanggaan Kepolisian dan bisa ngungkapin kasus lain. Gue nggak yakin kasusnya nggak cuma ini doang. Ribuan kasus kecil mesti terlibat."

DersikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang