4☀️

20 1 0
                                    


Untuk entah keberapa kalinya aku dan William kembali hening.

"Kau sendiri kenapa tidak berenang bersama yang lain? Bukannya pakaianmu basah?" Sepertinya ia berbaik hati memulai percakapan.

"Oke, ini kelakuan Corson yang memaksaku dan aku bukannya berenang tapi di gigit, di sengat, atau ditusuk entahlah oleh binatang laut. Menyebalkan."

Aku memasang muka sebal sambil melemparkan serpihan pasir di genggamanku.

"Dan, jadilah aku hanya bisa duduk di sini karena kakiku tidak bisa berkompromi." Aku tertawa kecil.

William melihat ke arah kakiku yang sedikit ungu.

"Get well soon, Alice." Diar tersenyum memandangku.

Aku ikut melihat kearahnya. Sepertinya ada masalah denganku dan jantungku.

"Thanks," kataku tersenyum.

Kami kembali hening, hanya suara dan hanya suara ombak dan sesekali suara teriakan melengking Lauren karena di jahili Johnny dan Corson.

"Ah, iya soal buku itu, apa ibumu menyukainya?" Aku teringat buku yang kupilihkan untuk hadiah ulang tahun ibunya William.

"Mom sangat menyukainya, dan ia memintamu untuk datang ke rumah dan mencicipi kue buatannya kalau tidak keberatan." Will, tersenyum memandangku dan (lagi) aku hanya memandang ke arah laut.

"Oh, ya? Aku merasa sangat terhormat," ucapku.

"Kau berlebihan Alice, itu hanya undangan kerumahku, bukan ke istana untuk meminum teh dengan ratu Elizabeth," kata William terkekeh.

Aku mulai gerah karena matahari sudah beranjak naik dan hampir diatas kepala. Aku mengipas dengan tanganku dan mengelap keringat yang mulai bercucuran di dahiku.

"Kau mau kembali ke sana, Alice?" Tanya William yang menunjuk tempat barang-barang kami serta makanan yang sejak tadi kami tinggalkan. Untunglah tempatnya di bawah pohon jadi tidak terkena panas matahari.

"Tentu Will, sebelum aku jadi teri di sini," kekehku.

"Naiklah kepunggungku."

Deg.

Will jongkok di depanku dan jantungku kembali bermasalah.

"Tt-tapi..."

"Kau kepanasan kan? Dan kakimu sakit, jadi ayo naik."

Aku akhirnya menurut saja dan melingkarkan tanganku dileher Will. Astaga kenapa jantungku tidak bisa tenang sedikit? Jangan sampai Will mendengar degup jantungku di punggungnya, kalau tidak inginku tenggelamkan diriku bersama ikan-ikan dilaut.

Johnny juga pernah menggendongku omong-omong. Aku ingat sekali waktu kakiku terkilir dan tidak bisa di ajak berjalan saat pulang sekolah, Johnny dengan tampang malas menyuruhku naik ke punggungnya tapi besoknya ia meminta traktir makanan di Kafetaria.

"Thanks Will, maaf merepotkanmu, pasti aku berat ya?"

"Lumayan, sepertinya kau harus mulai diet, Alice," jawabnya terkekeh.

Aku mendorong tubuhnya dengan memasang muka cemeberut tapi Will malah menertawaiku.

William menurunkanku pelan dan aku duduk di atas alas piknik yang di bawa Lauren.

"Hi guys!" Seru Johnny yang disusul oleh Corson dan Lauren dibelakangnya.

"Kalian ka Pantai hanya duduk-duduk saja? Oh, ayolah itu tidak asik sama sekali." Celetuk Lauren yang membuatku ingin menjitak kepalanya.

"Apa kau tidak lihat kakiku yang sakit?"

"Ups... Sorry Grace," kata Lauren memasang tampang tengilnya.

Summer BlueWhere stories live. Discover now