25☀️

7 2 0
                                    

Aku melihat seseorang duduk di salah satu kursi. Ini adalah tempat dimana aku menguping pembicaraan Annie dengan Will waktu itu. Dan, Annie adalah gadis yang duduk di kursi taman itu saat ini. Aku menghampiri dengan sedikit bingung.

"Annie?" Dia menoleh dan langsung berdiri ketika melihatku.

"Apa yang kau lakukan, di sini?" Tanyaku dengan bingung.

"Kau sudah datang rupanya, duduklah," ucapnya mengabaikan pertanyaanku. Baiklah, aku mengerti kalau dialah yang mengirim surat itu.

"Ada apa kau menyuruhku ke tempat ini?" Tanyaku.

Dia tersenyum meremehkan. Aku tak pernah melihatnya memasang wajah licik seperti ini karena dia memang gadis manis yang ku kenal tapi biar ku cabut kata-kataku sekarang juga.

"Jadi, apa Will sudah memutuskanmu?" Lagi-lagi dia mengabaikan pertanyaanku dan melontarkan pertanyaan yang membuatku menatapnya tak percaya.

"Apa maksudmu?"

"Well, setelah dia melihat foto itu." Dia berkata santai. Aku menganga tak percaya dengan apa yang di ucapkannya.

"J-jadi kau yang melakukan itu semua?"

"Thank to Jack too," ucapnya acuh.

Aku menggeleng tak percaya. Ku kira Jack memang benar-benar cowok yang ramah dan manis tapi dia sama liciknya dengan gadis di depanku ini. Aku bersyukur Eve tidak menyukainya.

"Kenapa kau melakukannya?!"

"Jangan pura-pura bodoh Grace, tentu saja karena aku tak suka kalau kau merebut Will dariku!" Pekiknya.

"Siapa yang merebut Will darimu? Kau sendiri yang mengusirnya dari kehidupanmu dan kenapa kau datang lagi?!" Aku menatapnya tajam.

Dia hanya diam dan menatap kosong. Aku tak habis pikir dengan gadis bermuka dua ini.

"Kau juga merebut Asher dariku tapi aku tak melakukan apapun, karena aku tau kalau dia lebih menyukaimu dan bukan melakukan hal gila dan licik sepertimu." Aku tersenyum pahit.
Dia melayangkan tamparan di pipiku yang sekarang terasa panas dan perih.

Aku sama sekali tak gentar menatapnya.

"Aku sama sekali tidak mencintainya!"

"Lalu lihatlah apa yang kau lakukan? Kau menerimanya sebagai kekasihmu lalu kau menjauhi Will dan sekarang.. kau kembali padanya, apa yang kau inginkan?!" Raungku.

"Aku menginginkan Will karena aku lebih berhak mendapatkannya dan kau harus menjahuinya atau kau akan merasakan akibatnya!" Pekikmya sambil menarik rambutku. Aku merasakan kulit kepalaku seperti hendak terlepas karena tangannya terus menarik paksa rambutku.

"Apa yang membuatmu lebih berhak huh? Karena kau sahabat sejak kecilnya? Dan jawabannya iya, kau hanya sebatas sahabat kecilnya dan kau tidak berhak sama sekali atas dirinya!"

"Diam kau Jalang!" Dia mencekik leherku dengan tangan sebelahnya yang membuatku tak bisa bernafas.

Aku memukul-mukul tangannya sambil berusaha mengambil oksigen agar tak kehabisan nafas tapi gadis gila ini hanya memandangku dengan tatapan mengejek.

"Kau tak bisa bernafas? Uh, kasihan." Annie tertawa bangga.

Setelah aku hampir menyerah dan sudah mulai kehabisan nafas seseorang menarik tangan Annie dari leherku dan kukunya segera berbekas di sana. Aku mengambil nafas sebanyak mungkin dan air mataku sudah meleleh.

"Apa yang kau lakukan?!"

"W-Wil? A..apa yang kau lakukan di sini?" Wajah Annie seketika berubah panik saat melihat Will datang dengan wajah memerah menahan amarah. Aku sudah terduduk di hamparan dedaunan karena tak bisa menopang tubuhku.

Summer BlueWhere stories live. Discover now