10☀️

17 1 0
                                    

"I'm home!"

Aku menemukan Jane sedang menonton TV. Tidak, dia sedang memainkan ponselnya tanpa menoleh sedikitpun pada layar Televisi.

Sepertinya dia tak mendengar seruanku. Aku jadi penasaran sedang apa dia dengan ponselnya itu. Matanya fokus ke layar ponsel sambil sesekali mengetik sesuatu dan juga sesekali tersenyum.

Tiba-tiba terbersit ide cemerlang di kepalaku. Selama ini Jane selalu menjahiliku bahkan saat kecil dia sering sekali membuatku menangis. Aku akan membalasnya sekarang, meski tak ada apa-apanya di bandingkan kejahilan Jane padaku.

Aku mengagetkannya dari belakang.

"Duarr!!'

"What the.. Arrghhh.."

Aku cekikikan tanpa dosa melihat ponsel jane jatuh ke lantai.

"Grace!! Kau membuat ponselku jatuh!" raung Jane. Dia menatap seakan ingin menelanku hidup-hidup.

"Selama ini kau yang selalu menjahiliku Jane, sekarang gikiranku." Aku mengangkat bahu.

"Ugh.. kau adik paling menyebalkan." Jane bersungut-sungut memungut ponselnya di lantai.

"Tentu saja, adikmu hanya aku seorang Jane." Aku tertawa semakin keras.

"Terserah."

Aku melayangkan pandangan ke penjuru ruang tamu dan tidak menemukan siapa-siapa selain Jane. Biasanya aku melihat Mom kalau tidak membaca buku beliau memasak di dapur.

"Mom dan Dad mana?" Tanyaku.

Aku tak melihat mereka sejak tadi.

"Dad tentu saja di kantornya, dan Mom sedang belanja," kata Jane.

Aku ber-oh ria. Aku mengintip sekali lagi ponsel Jane. Sepertinya dia sedang chatting dengan seseorang. Tapi Jane menjauhkah Ponselnya dariku.

Tanpa mengganti baju, aku malah menonton serial kartun di TV. Rasanya malas sekali harus naik tangga menuju kamarku.

"Bisakah kau mengganti bajumu dulu, Grace? Kau jorok sekali dan bau keringat," ungkap Jane.

Aku mengangkat bahu. Jane memutar bola matanya jengah dan beranjak dari sofa menuju dapur. Sepertinya mengambil camilan.

Bagus. Ini kesempatanku untuk melihat dengan siapa Jane mengobrol.

Aku mengambil Ponselnya dan untungnya dari dulu Jane memang tak pernah mengunci ponselnya.

Aku mulai membuka aplikasi pesan dan mataku langsung tertuju pada pesan di urutan paling atas. Luke. Tanpa pikir panjang aku membuka pesan itu. Maafkan aku Jane tapi kau tau kalau aku penasaran aku bisa melakukan apa saja. Haha.

Isi pesannya adalah tentang laki-laki bernama Luke itu yang merindukan Jane dan pertanyaan 'kapan kau kembali ke sini?' ku hitung sudah sepuluh kali di ulang setiap percakapannya.

Aku cepat-cepat meletakkan kembali ponsel Jane sebelum nenek sihir itu memergokinya.
Aku pura-pura fokus pada layar televisi saat Jane kembali membawa segelas minuman dan semangkuk popcorn. Aku mencomot popcorn yang di bawa Jane dan meneguk minuman yang di bawanya sampai tinggal setengah.

"Grace!!!"

Aku berlari ke kamar sebelum remote TV yang di tangannya melayang ke kepalaku.

...


Mom pulang dengan membawa berkantong-kantong belanjaan. Ia kelihatan repot membawanya dan aku mengambil beberapa kantong dari tangan Mom dan membawanya ke dapur.

Summer BlueWhere stories live. Discover now