6☀️

10 1 0
                                    


Kami berakhir di sini. Di Camden, dengan segala macam toko yang menghipnotis mata. Mulai dari toko aksesoris, berbagai macam makanan dan Pakaian. Perjalanan kami sekitar 18 menit jika menggunakan mobil dan 1 jam lebih jika berjalan kaki, tapi itu terdengar sedikit menyiksa.

Sebelumnya aku tak tertarik sama sekali karena berencana untuk diam di rumah saja hari ini dengan carry--kucingku dan menonton TV bersama Mom seharian. Tapi Lauren mengacaukan semuanya dengan mengetuk-ngetuk pintu kamarku hampir setengah jam saat sedang bersembunyi darinya. Dan jelas aku sangat terganggu dengan itu.

Sebenarnya tidak masalah kami pergi hari ini, karena besok lusa adalah hari pertama sekolah dan ide bagus jika memanfaatkan penghujung musim panas ini.

Ah, iya. Will memutuskan untuk ikut setelah berhasil meyakinkan Ibunya kalau ia sudah benar-benar sembuh dan butuh refreshing. Kami menjemputnya kerumahnya.

Kami memutuskan untuk mampir ke salah satu toko yang menjajakan berbagai aksesoris mulai dari hiasan dinding sampai berbagai macam gantungan kunci.

"Grace kau lihat ini!! This is so preety!" Seru Lauren menunjukkan sebuah dream catcher dengan hiasan bulu merak yang biasa di gantung di atas tempat tidur karena dipercaya membuat mimpi indah.

Lauren tidak berbohong itu sangat cantik.

"I'll buy this one ," kata Lauren. "Jhon, tolong belikan aku ini."

Lauren menunjukkan dream cacther itu pada Johnny.

"Kenapa harus meminta padaku? Kau beli saja." Johnny mengangkat bahu.

"Tapi kau yang membawa semua uang pemberian Dad, jadi kau juga yang harus membayarnya," tegas Lauren

"Astaga.. kalian! Tidak bisakah tidak bertengkar sehari saja?!" Seru Corson menengahi.

"Jhon, kau sebaiknya membayarnya sebelum Lauren membuat keributan di toko ini," usul Will sambil terkekeh.

"Apa-apaan kau ini Will?! Aku tak pernah membuat keributan tau." Lauren mengerucutkan bibirnya.

Johnny dengan terpaksa mengeluarkan uang beberapa lembar untuk membayar barang Lauren.

Aku juga memutuskan untuk membeli satu dan berencana menggantung nya di atas tempat tidurku.

Kami kembali berkeliling dari toko satu ke toko yang lain dan membeli banyak aksesoris. Kami juga membeli beberapa makanan karena merasa lapar berkeliling hampir seharian. Aku membeli Kebab coklat yang katanya cukup terkenal di sini. Dan tak lupa kami menyempatkan diri untuk berfoto ria dan seperti biasa, Lauren selalu jadi juru foto dalam setiap situasi. Tapi karena rasanya kurang adil jika Lauren tak ikut berfoto, jadi kami meminta bantuan seorang pria Turki yang kebetulan lewat untuk mengambil gambar kami berlima dengan latar toko dengan tulisan 'Camden Market'.

Johnny malah tak membeli apapun dan lebih banyak Lauren yang memborong dan hal itu membuat Johnny memasang tampang masam sepanjang perjalanan pulang.

Corson dan Will sepertinya membeli beberapa gantungan kunci tapi aku tak melihat bentuknya. Aku membeli beberapa gantungan kunci untuk keluargaku.

Kami tak pulang terlalu larut seperti dulu dan Will juga membawa mobilnya sendiri kali ini meskipun tadi kami menjemputnya ke rumahnya tapi ia tetap membawa mobil karena tentu kau tau alasannya.

Aku naik mobil Will untuk pulang dan sekarang kami sedang dalam satu mobil. Johnny Lauren dan Corson sudah jauh di depan. Alasan aku satu mobil dengan Will adalah karena ia ingin sekalian mengantarku pulang. Aku sudah menolaknya karena lagipula ini masih sore dan aku jelas lebih berani kalau keadaan sedang terang dan tidak gelap seperti waktu itu. Mengingatnya saja sudah membuatku bergidik. Tapi Will tetap ingin mengantarku dan aku tidak bisa menolak.

Summer BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang