ATTESA : 8

790 126 49
                                    

I still wonder wonder beautiful storyStill wonder wonder best part—I still wander wander next storyI want to make you mine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I still wonder wonder beautiful story
Still wonder wonder best part

I still wander wander next story
I want to make you mine.

Scenery - V BTS

✨✨✨✨✨

Ceklek!

Pintu kamar bernuansa ungu itu telah terbuka. Hari yang melelahkan bagi Helsy karena pukul tujuh malam ia baru pulang ke rumah. Jika bukan karena Delvi yang meminta untuk pulang, mungkin saja mereka masih bertahan di kedai sushi seberang SMA Serdadu. Delvi memang tidak bisa sembarangan keluar rumah, harus selalu lapor pada orang tuanya dan ketika malam tiba, ia tidak boleh berada di luar lewat dari jam tujuh malam. Jika ingin menginap di rumah Helsy pun, harus punya alasan kuat.

Baru saja Helsy meletakkan tas kecilnya di atas meja belajar, ia menyadari bahwa ada orang lain. Dengkuran halus terdengar dari orang yang tengah membelakanginya. Dia sudah datang.

Mengabaikan sepupunya itu, Helsy mengambil handuk kemudian membersihkan diri ke kamar mandi. Selang beberapa menit, terdengar gedoran pintu tak sabaran dari luar.

"Siapa di dalem? Sovia kebelet, nih!"

Selesai memakai handuk, Helsy keluar dengan wajah datarnya. Seketika gadis berpiyama pink atas nama Sovia itu terkejut.

"M-maaf, Kak. Aku kira Kakak belum pulang."

Tanpa sepatah kata, Helsy berlalu begitu saja sembari mengeringkan rambut dengan handuk.

Sovia, sepupu Helsy yang masih berstatus sebagai pelajar kelas 9 SMP. Dia mengulang satu tahun karena sulit beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang terlalu sering berganti. Ya, pindah-pindah sekolah. Meski ia tidak mau, ayahnya akan tetap keras kepala. Menurut sang ayah, perusahaan dan uang lebih penting semenjak ibunya meninggal dunia. Sebenarnya Helsy tak tega. Gadis seperti Sovia belum mampu mengendalikan emosinya, ia bisa saja sewaktu-waktu melampiaskan pada orang lain.

Jika saja hal itu kembali terjadi, maka Helsy akan benar-benar membencinya.

"Helsy, sudah makan?" tanya Rita—Mamah Helsy yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.

"Sudah. Ada apa, Mah?"

Rita masuk ke dalam kamar putrinya, membuka lemari entah mencari apa.

"Gimana tadi? Seru, gak?"

"Iya, seneng juga yang ikut lomba bisa dapetin juara."

"Oh ya, mana Sovia?"

"Di kamar mandi." Padahal Helsy sudah senang mamahnya tidak menyebut nama Sovia di awal.

"Untuk sementara Sovia sama nenek tinggal bareng kita dulu. Katanya Sovia bakal pindah sekolah lagi."

"Bukannya dia punya rumah sendiri di sini?" Yang Helsy tahu, rumah Sovia tidak berpatok pada satu titik saja.

ATTESA [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang