ATTESA : 25

737 122 61
                                    

✨✨✨✨✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨✨✨✨✨

Tak ada hal lebih gila yang bisa Hartsa lakukan selain memberi pengakuan perasaan kepada seorang Helsy. Tapi kenyataan tidak berjalan semulus otak halunya. Usai mengatakan tentang rasa, ia berujung ditarik paksa untuk keluar dari rumah cewek itu.

"Gue salah, ya?"

Helsy yang berdiri di ambang pintu menggeleng tegas. "Sebentar, lo bikin gue sesak napas."

BRAK!

Pintu ditutup dengan rasa emosi, hingga di luar sana terdengar rintihan Hartsa karena hidung mancungnya harus mencium pintu.

Sementara di dalam ada Helsy yang memegangi dadanya. Tangannya gemetar, apalagi tangan kanan karena tadi merasakan bagaimana reaksi detak jantung Hartsa. Bagaimana ini? Apa yang harus Helsy lakukan sekarang?

Dari sekiran banyak cowok. Mengapa harus Hartsa?

Hingga ponselnya bergetar pun Helsy kaget setengah mampus. Ada notifikasi chat masuk dari Hartsa.

Hartsa
Gue tau ini ngagetin, wkwk. Tapi serius, gue goblok soal rasa dan barusan gue ngungkapin itu. Lo gak harus bales, gue cuma mau jujur aja.
Btw, makasih nasgornya, gue pulang dulu.
Jangan lupa senyum^_^

Saat Helsy membuka pintu, ternyata Hartsa benar-benar sudah pulang. Seharusnya sebelum cowok itu mengirim chat, ia keluar lebih dulu agar Hartsa menemani sedikit lebih lama. Dia jadi sendirian lagi, berjalan menuju kamarnya yang kembali ia tempati.

Tadi itu ... pernyataan cinta?

Cukup mengagetkan sampai-sampai Helsy tidak bisa tidur siang. Mengetahui hujan sudah reda, Helsy memutuskan untuk pergi menuju rumah makan milik mamahnya yang baru berjalan satu tahun. Para pekerja di sana kenal siapa Helsy dan mereka menyapa tiap kali berpapasan dengan gadis itu.

Tidak memesan apa-apa, hanya menikmati udara sehabis hujan di lantai dua yang menyediakan tempat terbuka. Baru juga asyik memainkan ponselnya, tiba-tiba seseorang tersandung meja di depan Helsy dan sisa kuah mie milik orang tersebut mengenai celana Helsy.

"Ups! I'm so sorry."

Helsy membersihkan celananya dengan beberapa tisu. Ia mendongak dan menyadari siapa orang tersebut. Si gadis berambut pirang, Pega.

"Ya, gak papa."

Pega tersenyum kikuk, sekali lagi meminta maaf kemudian berlalu membawa nampan bekas ia makan bersama dua temannya.

Helsy mengamati celana jogger pinknya yang terlihat seperti orang habis ngompol. Untung saja ada jaket, ia bergegas ke toilet dan lanjut membersihkannya.

Di dunia ini, akan selalu ada hal tak terduga pada tiap hari, jam, menit, bahkan detik. Sampai sekarang saja Helsy merasa gugup selepas pengakuan Hartsa yang bisa dibilang tanpa memberikan tanda. Atau mungkin, Helsy yang tidak peka akan perubahan sikap Hartsa. Sepeduli itu meski julukannya oppa humble, tetap saja akan ada yang menempati posisi spesial.

ATTESA [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang