ATTESA : 31

645 110 46
                                    

✨✨✨✨✨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

✨✨✨✨✨

Gadis dengan setelan periwinkle dress keluar dari mobilnya. Firman selaku sang papah menggiring langkah anak-anak panti asuhan berkisar umur 6-12 tahun untuk menyambut kedatangan Helsy di dalam aula. Mereka tampak gembira bertemu Helsy yang notabenenya sering menyumbangkan mainan ke mereka.

Aula yang tidak terlalu luas itu dihias sederhana dengan dua kue ulang tahun berbeda bentuk dan warna

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aula yang tidak terlalu luas itu dihias sederhana dengan dua kue ulang tahun berbeda bentuk dan warna. Satu dari orang tua dan satu dari teman-temannya. Meski tidak semuanya datang, acara berlangsung lancar diselingi hiburan—Faldo dan Andrik yang jadi badut dadakan.

Helsy menyuapi anak-anak panti asuhan secara bergantian. Menyaksikan bagaimana senyum teduh dan tatapan polos mereka saat Helsy mengusap rambut mereka. Satu hal yang patut ia syukuri, bahwa orang tuanya masih lengkap dengan kasih sayang tak pernah pudar. Berdamai dengan keadaan adalah hal biasa yang Helsy lakukan agar tidak berpikir kasih sayang orang tuanya lebih besar kepada Sovia. Setidaknya Sovia memang butuh orang tua yang mengerti dirinya.

"Kalian tau Hartsa ngapain di sana?" tanya Helsy saat acara makan bersama berlangsung.

"Hartsa bilang jangan dikasih tau sama Helsy," jawab Faldo sekenanya.

"Biar susuripris katanya," tambah Andrik.

"Kakak Helsy, nanti main piano, ya?!"

Anak-anak sudah kenal Helsy. Walau sekadar mampir ia masih menyempatkan diri menghibur mereka salah satunya dengan bermain piano.

Helsy tersenyum seraya mengangguk.

"Comel banget sih, kamu. Gedenya bakal mirip Sehun, nih." Zaana mencubit gemas pipi gempal salah satu anak yang duduk di sampingnya.

"Mihun?"

Duh, untung anak kecil. Zaana sabar.

"Yang, lucu banget, deh. Jadiin referensi buat bikin anak kita," celetuk Andrik tanpa tahu tempat.

"Gue jadi lo udah malu tripel kuadrat kali, Del." Faldo menyaksikan Delvi mendelik tajam pada Andrik yang cengengesan.

"Bilang aja iri."

ATTESA [Completed] Where stories live. Discover now