ATTESA : 30

695 105 50
                                    

✨✨✨✨✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨✨✨✨✨

HartsaYogantara
Hel, lo pulang sama Zaana atau nebeng yang lain dulu, ya? Sorry banget gue harus ke semarang dan kemungkinan telat buat dateng ke acara lo. Tapi janji gue pasti dateng. Have a nice day on your eighteen💜

Begitulah cicitan Hartsa di kolom obrolannya dengan Helsy. Dia sudah berpesan pada Faldo dan Andrik untuk tidak mengatakan secara spesifik apa yang dia lakukan agar kedatangannya nanti bisa jadi surprise buat sang pujaan hati.

Setelah mendapat surat izin untuk pulang lebih awal, Hartsa menjalankan mobilnya dalam kecepatan normal. Macet itu sudah pasti, sampai AC dinyalakan pun rasanya percuma. Sambil menunggu agak sorean biar matahari gak nancep di ubun-ubun, Hartsa menepikan mobilnya menuju sebuah toko kue yang menjual beraneka ragam bentuk, warna, dan rasa.

Dia ingat kalau Helsy suka minion dan suka warna ungu. Jadilah dia memesan bentuk bulat warna ungu berhiaskan dua minion saling berpelukan.

"Buat pacarnya ya, Mas?" tanya si penjual sembari fokus menata krim jadi tulisan Happy Birthday My Lovely Butterfly.

"Bukan—anu, belum." Hartsa meringis salah tingkah.

"Ada tambahan?"

Hartsa nampak berpikir. Berjalan mengitari lorong lainnya yang menyediakan banyak boneka, aneka aksesori perempuan, dan deretan macam-macam cokelat. Tapi sayangnya boneka yang tersedia hanya ada kucing dan beruang, tidak ada minion. Hartsa memilih satu boneka beruang putih berukuran sedang, dua batang cokelat, dan satu aksesori yang membuatnya bingung memilih apa.

"Yang cocok buat dipake sama dia yang mana, ya?" tanya Hartsa pada si penjual sembari memerlihatkan foto Helsy yang ia jepret diam-diam.

"Gimana kalau cincin? Yang ini?"

"Yaudah, cokelat sama cincinnya dijadikan satu dalem kotak aja. Oh ya, saya titip dulu ntar malem saya ambil."

"Baik, Mas."

Hartsa mengangguk sopan seraya menyerahkan gold card nya. Padahal kalau dilihat-lihat bagi si penjual uang tebal di dompetnya pun cukup untuk bayar secara tunai.

"Yaudah kalau gitu, mari."

Sepanjang perjalanan menuju rumah Hartsa sudah tiga kali ditelepon oleh sang papa. Cowok itu tidak menjelaskan dia habis dari mana dan ada janji apa hari ini. Mau bagaimana lagi, pertemuan itu hanya diadakan satu kali dan Hartsa mendambakan Akpol melebihi jadi kekasih Helsy.

Tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Hartsa hanya membawa ransel sebab isinya tidak terlalu banyak. Yang paling penting, seragam sebagai calon taruna harus ia bawa.

"Kamu lagi kurang sehat?" tanya Akram.

"Nggak, biasa aja."

"Kenapa mukanya kusut gitu?"

ATTESA [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang