13 ➵ x

5.6K 1K 98
                                    

Gue gak punya mantan

[]

Gue menghabiskan sisa malam dengan rebahan sembari bacain menfess di Twitter. Tangan gue sibuk mencomot chips yang mereknya mirip nama artis Korea. Tangan kiri gue sibuk men-scroll home Twitter.

Ting!

Sebuah DM masuk. Gue membaca username-nya dan beralih ke Instagram.

__jungjaehyun
Heh temen
Besok jadi kan?

Gue menatap lama chat dari Jaehyun. Jalan-jalan, ya? Gue iyain atau enggak kayaknya dia bakal maksa.

Rosesaintrosie
Heh musuh
Jadi aja dah

__jungjaehyun
Musuh tapi diiyain
Ko pulang cepet lo?

Gue menelan ludah kasar. Ternyata dia nyadar gue pulang sebelum acara makan malamnya dimulai. Gue akhirnya memutuskan makan malam di KFC.

Kalau Lisa tau, pasti dia bakal mencemooh kayak gini, "Ada yang gratis, cari yang bayar. Bego kok dipelihara."

Rosesaintrosie
Gapapa

__jungjaehyun
Kalo cewek jawab 'gapapa' pasti ada 'apa-apa'
Jawab jujur aja elah

Rosesaintrosie
Ga usah sotoy lu
Dasar Jerry

__jungjaehyun
Jujur aja oci
Kita kan temenan :v

Roseaintrosie
Pake emot, ewh
Typing lo ga ganteng

__jungjaehyun
Yang penting muka gue ganteng

Rosesaintrosie
ENGGA YEU
GENTENG YANG ADA

__jungjaehyun
Ngegas
Jadi suka gue

Rosesaintrosie
Inget sama mbak mina, mas

__jungjaehyun
Cemburu ya?
Cieee

Rosesaintrosie
Ngapain cemburu
Suka aja engga

__jungjaehyun
Perlukah aku bersedih atas pernyataan mbak roseanne?

Gue memutar bola mata jengah untuk semua chat Jaehyun. Fakboinya mendarah daging.

Gue beranjak dari kasur, berjalan menuju lemari. Kedua tangan gue membuka dua pintu lemari lebar-lebar. Memicing ke deretan pakaian yang tersimpan rapi.

Tiga puluh menit gue berdiri di depan benda putih besar itu, gak ada satu pun yang terasa cocok untuk besok. Akhirnya gue berteriak memanggil para babu pribadi, "HAA! LISS! JII! SINI DONG!!! PENTING NIH!"

Cukup lama gue menunggu, akhirnya gue menunggu. Jihyo masuk lebih dulu, disusul Eunha terus Lisa.

"Sepenting apa, sih, Nyet?" tanya Lisa dengan wajah kesal. "Gue mau berak ga jadi nih, gegara lo."

"Jorok," komentar Eunha. "Jangan bilang lo minta bantuan milih baju?"

Gue nyengir lebar. "Emang. Pilihin dong! Gue bingung! Besok gue mau pergi sama Jaehyun."

Jihyo memutar bola mata malas. "Dia lagi?"

Eunha mencemooh, "Oci bucin joined the chat."

"Masih proses," timpal Lisa. "Lo besok ke mana?"

Gue mengedikkan bahu. "Dia cuma ngajak jalan. Sebagai tanda kami berteman. Gak tau mau ke mana."

"Dibawa ke neraka aja. Mampus lo," cibir Lisa.

Gue mendelik lalu merengek, "Bantuiinnn...."

Jihyo bergerak ke lemari gue dan memilah beberapa baju. Eunha sibuk men-scan gue dari atas hingga bawah dan meneriaki apa yang sebaiknya gue kenakan besok. Lisa sibuk main HP.

"Ini aja. Bagus," kata Jihyo sambil menyerahkan kemeja hitam dan black gold-glittered layered skirt. "Kemejanya lo masukin ke roknya, lo pake choker juga. Ini choker lo yang ada crescent-nya bagus."

Gue mengangguk. "Not bad. Tapi sebenarnya bukan style gue."

Eunha berdecak. "Udah pake aja, bagus kok. Fashion designer loh, Ci, yang ngasih saran! Lo bacot sekali lagi—"

"Gue geplak," potong Lisa dan beranjak dari kasur gue. "Gue mau BAB. Bhay."

"Udah, pokoknya pake ini. Lo harus keliatan gak lebay, tapi memesona. A-zek."

Jihyo mengangguk sekali lagi dan menyerahkan outfit itu dengan paksa ke gue. Eunha mengacungkan jempolnya lantas mereka semua keluar dari kamar gue. "Sukses buat besok, Oci!"

Gue menghela napas panjang dan meletakkan outfit itu di gantungan dekat pintu. Lantas gue menghempaskan tubuh ke kasur. Gue memejamkan mata.

Gue membuka mata perlahan dan mengecek notifikasi. "Siapa, nih?"

[]

Gue udah hampir keluar pintu rumah, tapi Jihyo menahan pergerakan gue. "Apa lagi, Jiii?"

Dia mendecak dan menggelengkan kepala berkali-kali. "Rambut lo. Pony tail bukan gerai!"

Jihyo pergi ke kamar gue sesaat dan kembali membawa hairband. Gadis itu membalikkan badan gue dan mengikat rambut gue telaten. "Gini, kek. Rapi. Gak bikin gerah."

Gue memutar bola mata malas. "Makasih, Jiii! Gue berangkat, udah ditungguin, nih."

Jihyo mengangguk dan gue segera keluar rumah. Mobil Jaehyun udah terparkir rapi di depan rumah gue. Gue membuka pintu mobil dan masuk. "Sori, lama."

Gue gak mendengar balasan Jaehyun, jadi gue menoleh ke arah cowok itu. Oh, shit. Dia malah ngeliatin gue.

Gue berusaha memperbaiki rambut—apa mungkin ada sarang laba-laba nyangkut jadi dia ngeliatin segitunya?

"L-lo kenapa ngeliatin gue? Makeup gue berantakan, ya?" tanya gue canggung.

Jaehyun mengerjap. "Enggak. Gak papa."

Gue membuka sling bag dan mengambil ponsel. Gue mengetikkan pesan singkat. Namun Jaehyun mengintrupsi, "Lo cantik. Banget."

Gue menoleh ke arahnya dan menganga sesaat. Gue mengatupkan mulut dan membalas, "Makasih."

Jaehyun mengusap wajahnya canggung. "Cringe, ya?"

Gue mengangkat sebelah alis. "Aneh, fakboi kayak lo berlagak kayak anak SMP belajar pacaran. BTW, telinga lo merah banget tuh."

Jaehyun tersenyum kaku. "Gue mau ngajak lo ke taman kota. Ga papa, kan?"

Gue mengangguk singkat. "Gak papa. Cilor di sana enak kok."

Jaehyun terkekeh. "Gue kira lo bakal nolak. Semua mantan gue begitu soalnya."

"Berarti keputusan lo mutusin mereka tepat. Belagu banget jadi cewek," komentar gue.

Jaehyun tertawa kecil. "Ngomong-ngomong, mantan lo berapa, Ci?"

Gue menggeleng singkat. "Gue gak punya mantan."

"Demi apa?!"

Gue mengangguk seraya terkekeh. "Beneran, Jung Fakboi Jaehyun."

"Lo keliatan ahli banget ngadepin cowok," ucap Jaehyun masih dengan wajah kagetnya.

"Dih, emang lo cowok? Lo kan setan." Gue mencibir sementara Jaehyun tertawa lepas.

Ting!

real__chanyeol
Gimana?
Boleh, nih?

[]

hayolo sapa tuuu

hit the star if u enjoy it!

-panda

Alpas ✓Where stories live. Discover now