18 ➵ another messy day

5.2K 1K 109
                                    

first, aku mint maap untuk plot hole-nya. thanks to @nulhan yang udah ngingetin, luv u! 

bobby di sini jadi ob aja ya, bambam jadi temennya jae, wkwk.

sekali lagi, maaf gaesss!

[]

Dia kesambet apa, sih?!

[]

"Hng, oke. Terus diganti jadi apa? Gak mungkin kan gue tidur siang?"

Gue menarik napas panjang. "Ada rapat dengan Fancy Apparel, Pak. Sekitar tiga puluh menit lagi."

"Batalin," perintah Jaehyun.

Gue memutar mata sebal. "Gak bisa, Pak. Jadwal udah mepet. Perwakilan dari Fancy Apparel-nya juga udah on the way."

"Siapa perwakilannya? Mina?"

"Y-ya.... Mana saya tau! Tolong bersiap, Pak." Gue memutuskan panggilan sepihak. Gue memijat kepala singkat.

Gue bisa gila selama jadi sekretaris Jaehyun ini mah.

[]

"Kolaborasi ini dijadwalkan untuk tiga bulan ke depan. Ada kendala, Pak Jung?" Myoui Mina—perwakilan dari Fancy Apparel sekaligus 'calon jodoh' Jae—tersenyum manis ke arah cowok itu.

Jaehyun diam, tidak menjawab. Tatapannya kosong, jatuh ke meja rapat yang dipenuhi gedung pencakar langit. Dia memainkan jemarinya. Fyi, itu pose yang dia pertahankan sejak tiga puluh delapan menit yang lalu.

Mina di seberang sana terlihat canggung. Gue menyadari kalau Jaehyun gak bakal jawab, gue mengambil langkah. "Enggak ada. Kolaborasinya aplikasi e-boutique, noted. Saya akan contact Pak Changwook untuk selanjutnya. Kami dari pihak Jung Enterprise gak ada kendala."

Mina sedikit kaget dengan tindakan gue. Sementara Jaehyun masih dengan lamunannya. Akhirnya, gadis itu tersenyum patah-patah dan mengiyakan perkataan gue.

"Rapatnya saya akhiri. Empat puluh menit, pas banget. Terima kasih," tutup gue dan segera beranjak. Gue meninggalkan ruangan terburu-buru. Meninggalkan Mina yang tersentak dan Jaehyun yang tersadar dari lamunan begonya.

[]

Gue menetralkan pernapasan setelah duduk manis di balik meja kerja. Apaan coba si Jaehyun? Dia diem doang selama rapat, sibuk bengong.

Dia kesambet apa, sih?!

Gue mengambil ponsel. Udah pukul lima. Gue udah bisa pulang. Tapi gue baru inget ada janji dengan Chanyeol. Dia minta izin ke gue dan Pak Changwook untuk pakai ruangan kerja gue, buat syuting MV collaboration dia dengan Sehun si youtuber dan Bambam si gamer.

Ting!

Gue menekan pop-up notification.

real__chanyeol
Gue udah di bawah ci
Lantai surga kan? Wkwk

Rosesaintrosie
Iya, tau aja lo istilah itu
Naik weh

Gue merapikan ruangan. Walau sebenarnya gak berantakan amat, sih. Gak papa, sesekali pencitraan itu termaafkan.

Tujuh menit gue menunggu, akhirnya Chanyeol dan rombongan datang ke ruangan gue. Gue menyapa mereka. Mata gue terpaku pada sosok Sehun.

Ternyata ganteng, hehe.

"Waahh, bagus juga ruangan kerja lo, Ci. Gak sia-sia gue spamming biar dapet izin," puji Chanyeol dengan mata berbinar.

Gue mengangguk bangga. "Yang punyanya cakep, wajar ruangannya ikut. Ya kali ruangan sekretaris CEO gembel, Chan."

"Iya, dah, iyaa. Ryujin ngerengek minta takoyaki pas lo pulang. Kasian," ucap Chanyeol seraya merapikan lightning dibantu crew-nya.

"Dih, lo yang bawa ke sini, lo yang tanggung jawab lah," cibir gu. Bercanda.

"Lah, kakaknya elo kan? Gue sih mau aja beliin dia, tapi dia ngotot lo yang beliin. Pemeras sejak dini. Didikan lo." Chanyeol meledek diiringi tawa kecil. Gue ikut tertawa.

Kriek!

Pintu dibuka mendadak dengan agak kasar. Gue segera menoleh. Jaehyun dengan muka datarnya berdiri di ambang pintu.

"Rose, ikut saya."

[]

"Kenapa? Kolaborasinya mau lo batalin?" tanya gue dengan nada datar. Gue dan dia berdiri di depan ruangan gue.

Jaehyun menggeleng. "Lo tadi ketawa sama siapa?"

"Penting banget?" Gue mencebik.

"Dia cowok yang lo chat?" tanya Jaehyun. Tatapannya berubah serius.

Gue tergelak. Lalu berhenti, menandakan itu fake. "Mau dia yang gue chat atau enggak, gak ada urusannya sama lo, Pak Jung!"

Jaehyun menatap gue cukup lama. Lalu dia menarik tangan gue, masuk ke ruangan dia.

"Apa-apaan?! Woy!" pekik gue kaget. Main narik-narik aja, dikata gue karcis parkir.

Jaehyun tetap menarik gue. Lantas cowok itu mendudukkan gue di sofa ruangannya. Jemarinya mencengkram lama pundak gue. Napasnya terdengar memburu. Lalu dia beralih dan duduk di samping gue.

Belum sempat gue menyemprot atas tindakan tanpa aba-abanya, dia meletakkan kepalanya di paha gue. Cowok itu berbaring. Matanya terpejam.

"Lima menit aja. Please."

Gue terdiam akhirnya. "Jae... napas lo—"

"Kalau gue nahan marah, napas gue ga beraturan. Emang begitu. Gue ga bakal mati, tenang aja," potong Jaehyun.

Kenapa hobi motong-motong trus ngagetin sih?!

Gue diem lagi. Lalu gue mengeluarkan suara pelan, "Lo... marah?!"

"Enggak," jawab Jaehyun singkat.

"Boong," bantah gue.

"Beneran enggak marah. Tapi cemburu."

[]

ayo yang mau baca cerita menye-menye, silahkan buka diary challenge - jaerose

udah selesai, ga digantungin kok, sans!

hit the star if u enjoy it!

-panda

Alpas ✓Where stories live. Discover now