2

1.7K 74 0
                                    

"thanks udah mau temenin gw kesini" ucap ana kepada acha yang menemani dirinya datang ke kedai kopi untuk menyaksikan penampilan pria yang ia sukai.

"santai aja, gw juga lagi butuh hiburan" balas acha tersenyum.

untuk beberapa saat kedua gadis itu menikmati suara merdu pria yang sedang bernyanyi di atas panggung.

ketika 1 lagu selesai, ana melihat segerombolan pria yang tidak asing baginya.

"ca" panggil ana.

"hm" sahut acha.

"itu lihat deh" ucap ana seraya menunjuk beberapa pria yang telah duduk tak jauh dari mereka, acha pun mengikuti arah pandang ana.

"kok bisa ada mereka sih?" tanya acha tidak habis pikir.

"mana gw tau" jawab ana.

"bosen gw lihat nya" ucap acha.

"jangan bilang begitu, tar kualat lohh" peringat ana.

"gak mungkin" ucap acha cepat.

"kakak lo mau gak di ajak kesini?" tanya ana mengalihkan pembicaraan.

"gak tau, kak leo gak respon ajakan gw, lagian dia sibuk juga" jawab acha apa adanya.

"yah sad deh gw" ucap ana pelan, raut wajahnya terlihat sendu.

"lo suka sama cowok yang di depan itu apa sama kakak gw sih?" tanya acha gemas.

"dua-duanya" jawab ana seraya menunjukkan gigi putihnya kepada acha.

"maruk lo" balas acha.

"btw, ngapain ya geng nya bang randu kesini?" tanya ana entah kepada siapa.

"mana gw tau, lagian ini tempat umum" ucap acha.

"iya juga sih" balas ana.

acha tidak merespon.

tidak lama leo datang dan mendekati sang adik.

"assalamu'alaikum" ucap leo.

mendengar itu acha dan ana langsung menoleh ke arah suara.

"walaikum'salam" balas acha dan ana bersamaan.

leo mengelus dan mengecup kepala acha yang tertutup jilbab.

"kalian tuh beneran kakak-adik kan?" tanya ana.

"iyalah" jawab leo.

"kok kelihatan deket banget?, mesra lagi" ucap ana.

"gak semua adik-kakak harus berantem mulu kali" ucap leo.

"iya sih" balas ana.

"lo gak ngajak ardi?" tanya leo kepada acha.

"gw disini kan buat nemenin ana, bukan pacaran" jawab acha.

"ya udah gw kesana dulu ya" ucap leo.

"kemana?" tanya acha.

"ke mereka" jawab leo sembari menunjuk segerombolan pria yang acha tak suka.

"kakak kenal sama mereka?" tanya acha lagi.

"ada temen gw di antara mereka" jawab leo.

"kok bisa?" tanya acha lagi dan lagi.

"ya bisa, namanya juga pertemanan, ada-ada aja lo ini" ucap leo tersenyum.

ana terpanah dengan senyuman kakak dari sahabatnya itu.

"ya udah gw cabut dulu ya" ucap leo.

"jangan malem-malem pulangnya dan jangan macem-macem" peringat acha kepada leo.

"iya tenang aja, gw kan cowok baik-baik" balas leo.

"baik-baik apanya" cicit acha seraya memutar bola mata.

leo tanya tersenyum tanpa merespon, lalu ia melangkah pergi dari meja sang adik.

"semoga temen kakak gw bukan bang randu" harap acha.

"kenapa sih lo anti banget sama mereka, terutama bang randu?" tanya ana penasaran.

"bukan anti tapi lebih ke gak mau ada urusan sama mereka aja" jawab acha.

"tapi lo BT terus kalo ada mereka" ucap ana.

"biasa aja kok" balas acha.

"okay gw percaya" ucap ana.

acha tidak merespon karena suara merdu kembali terdengar di telinganya, dirinya lebih memilih untuk fokus monoton grup yang sedang tampil di atas panggung.





^^^^^^^^^^^^^
"kampret lo, kebiasaan banget" ucap leo kepada randu yang sudah terpengaruh oleh vodka berkadar alkohol cukup tinggi.

"siapa yang bakal anterin dia pulang nih?" tanya iza kepada teman-teman nya.

"gw gak mau, bokap nya galak banget, gw takut" ucap aga.

"jadi?" tanya leo.

"bawa ke rumah lo aja dulu" ucap iza.

"ngaco lo" ucap leo cepat.

"ya mau gimana lagi, di antara kita gak ada yang berani anterin dia pulang" ucap aga.

"ya udah okay" putus leo pada akhirnya.

mereka pun membantu randu untuk keluar dari kedai kopi menuju mobil leo, setelah itu leo langsung membawa randu ke rumahnya.

30 menit kemudian leo telah sampai di rumahnya, kemudian ia langsung membawa randu ke kamarnya.

"ampun, berat amat nih bocah, kebanyakan dosa kali ya" cicit leo seraya menuntun randu.

sampai di kamar leo menjatuhkan randu di tempat tidur lalu menutupi seluruh tubuh randu dengan selimut dan langsung meninggalkan nya.

loe melangkah ke kamar mandi di dapur untuk mencuci tangan dan kaki kemudian ia menuju ke kamar tamu untuk istirahat, dirinya tidak mungkin tidur bersama dengan orang yang baru mabuk.

sementara itu acha mendengar sang kakak sudah pulang, ia pun segera memakai pashmina dan keluar dari kamar untuk menemui sang kakak.

"kakak udah pulang kan?, gw masuk ya" ucap acha dari balik pintu.

namun tak ada jawaban dari dalam.

"kak" panggil acha tetapi tak kunjung ada jawaban.

acha pun memberanikan diri untuk masuk ke dalam kamar kakaknya dan dirinya melihat leo ada di balik selimut.

"kak, bantuin gw ngerjain tugas bentar dong" ucap acha seraya menggoyang-goyangkan tubuh kakaknya yang tertutup selimut itu beberapa kali namun tidak ada pergerakan.

"kak, capek banget ya?" tanya acha, dirinya masih berusaha membangunkan leo.

karena merasa terganggu randu bergerak dalam tidurnya, ia menarik apapun yang ada di dekatnya.

acha terkejut kae karena tiba-tiba leo memeluknya namun ia tak menolak.

"kak lepas deh, sesek nih" ucap acha, namun tak ada respon.

"kak" ucap acha lagi tetapi tetap nihil.

acha berusaha melepaskan pelukan kakaknya itu dengan perlahan namun malah pelukan itu semakin erat.

"okay kali ini aja ya" ucap acha menyerah.

memang terkadang leo meminta acha untuk tidur dengan nya, momen itu terjadi ketika leo butuh teman bicara atau sedang dalam suasana hati yang tidak baik.

beberapa saat kemudian pelukan tersebut sedikit merenggang dan acha pun bernapas lega, dirinya pindah di sisi leo, acha mencium bau yang asing dari tubuh kakaknya itu namun dirinya mengacuhkan hal tersebut, tak lama dirinya pun ikut terlelap tanpa melepas pasmina nya.

teman tapi menikahWhere stories live. Discover now