27

1K 59 0
                                    

hari ini wardan sudah di perbolehkan pulang oleh dokter.

"alhamdulilah sekarang papa boleh pulang" ucap acha bersyukur.

"makasih ya kamu selalu nemenin papa disini" ucap wardan tersenyum.

"sama-sama pah" balas acha ikut tersenyum.

"setelah ini papa akan secara resmi memberikan seluruh perusahaan papa kepada randu" ucap wardan, saat ini pria paruh baya itu sedang di papah oleh sang istri turun dari tempat tidur, sementara acha membereskan barang-barang ayah mertuanya tersebut.

"bang randu masih skripsi pah" ucap acha.

"gapapa, randu akan belajar mengurus perusahaan di bantu sekertaris papa seraya mengerjakan skripsi nya" ucap wardan.

"maaf pah, tapi apa itu gak terlalu beban buat bang randu?" tanya acha sopan.

"seorang pemimpin harus bisa mengatur dan membagi waktunya" ucap wardan.

acha hanya mengangguk.

tak lama mereka pun pergi dari ruangan.

"maaf pah, katanya bang randu gak bisa ikut kesini karna hari ini harus nyerahin laporan skripsinya" ucap acha.

"iya gapapa" balas wardan.

sampai di parkiran, acha membantu wardan masuk mobil lalu ia duduk di kursi kemudi kemudian segera pergi dari rumah sakit, 25 menit kemudian mereka sampai di kediaman wardan dan sang istri.

setelah mobil berhenti acha keluar dari mobil kemudian membantu sang mertua keluar dari mobil, dua perempuan beda usia tersebut pun memapah wardan ke kamar untuk beristirahat, usia itu acha membantu rima memasak makanan ringan.

"ca" panggil rima pelan saat mereka sedang memasak.

"iya mah" sahut acha.

"mama minta tolong sama kamu" ucap rima.

"minta tolong apa mah?" tanya acha.

"tolong kamu janji sama mama buat dampingi randu seumur hidup" pinta rima.

acha terkejut mendengar itu, dirinya tidak tahu harus merespon apa.

"kok diem?" tanya rima.

mendengar itu acha langsung menatap rima dan tersenyum.

"insyaallah mah" jawab acha seraya tersenyum tipis.

"mama bersyukur banget randu berjodoh sama kamu bukan devi" ucap rima.

"yang aku tau teh devi itu perempuan yang baik dan lembut" ucap acha.

"mau baik atau gak dia itu anak saingan keluarga kita, mama gak akan pernah rela kalo randu sama perempuan itu" ucap rima serius.

"ya udah kita lanjut masak aja" ucap acha, ia tahu suasana hati rima tidak baik jika membahas tentang devi.

beberapa puluh menit kemudian mereka selesai memasak, tidak lama randu datang.

"assalamu'alaikum" ucap randu, ia mengecup punggung tangan rima kemudian mengecup kening acha.

"walaikum'salam" balas dua perempuan berbeda usai yang sedang menikmati makanan ringan buatan mereka sembari berbicang di soffa.

"papa mana mah" tanya randu.

"lagi istirahat di kamar" jawab rima.

tanpa merespon randu berjalan menuju kamar sang ayah, setelah melihat keadaan wardan beberapa saat, randu mengajak acha pulang, usai pamit mereka pun keluar dari istana keluarga wardan.

teman tapi menikahWhere stories live. Discover now