NEW NORMAL

3.5K 291 3
                                    

Ps. Terima kasih bapak presiden, aku punya ide bikin part ini 😂

THYA POV

Jadi udah seminggu ini aku hidup dicastle.
Agak aneh sih awalnya, karena aku biasa hidup sendiri sekarang harus bareng-bareng dengan banyak orang.
Sarapan bareng satu pack.
Makan siangpun sama.
Apalagi makan malam.

Setiap ketemu orang-orang akan menyapaku dengan sebutan –LUNA-
Dan aku sungguh bosan disini, Aiden tak mengijinkanku kemana-mana tanpa dirinya.
Aku harus meminta ijin padanya agar aku bisa keluar setidaknya bertemu dengan werewolf lain

‘Bolehkah aku keluar?’ pintaku pada Aiden melalui telepati
‘Kau belum tahu benar castle ini, aku takut kau tersesat’ jawaban Aiden
‘Makanya aku minta ijin untuk keluar, lagipula ini semua rakyatmu, mereka pasti akan menjagaku’

Biarkan dia keluar Aiden, aku takut dia stress bila didalam kamar, bujuk Axel
‘tu, dengerin Axel’ pintaku
‘Kita bicarakan ini nanti malam saat aku kembali, aku masih ada meeting sekarang’ ucapnya

Apa yang harus aku lakukan?
Lalu aku mendengar suara riuh anak-anak.
Kulihat dari jendela, ada anak yang berubah menjadi wolf dan mengejar anak-anak lain yang masih dalam wujud manusia.
‘Ah, aku punya ide’ gumamku

Malam Hari
Aku tak sabar menunggu Aiden pulang.
Click
Suara pintu dibuka, Aiden pulang. Aku langsung berdiri.
Wait, aku mandi dulu, kita bicara setelah selesai’ ucapnya
Aku mengangguk
‘Aku menyiapkan air hangat di Bathtub untukmu’ jelasku
‘Hmm’ jawabnya

Aku mebaca buku sambil menunggu Aiden selesai mandi.
25menit kemudian dia keluar dari kamar mandi.

Aku memandangnya penuh harap.
‘Aku tahu, aku tampan’ katanya
Aku mengangguk dan tersenyum
‘Iya, sangat tampan’ Jawabku

‘Oke, aku mulai takut sekarang. Apa maumu?’ tanyanya
‘Hehe, aku ada ide, aktivitas apa yang harus aku lakukan disini, yang tidak membahayakan dan juga mencegah rasa bosanku’ usulku

‘Dan itu adalah?’ tanya Aiden
‘Mengajar anak-anak werewolf’ jawabku.
Aiden hanya mengangkat alis, tak mengerti.

‘Aku tadi bertanya pada Martha (lewat telepati), bahwa anak-anak balita disini tidak bersekolah karena kalian khawatir mereka tidak bisa mengontrol kekuatan mereka dan melukai teman manusianya. Jadi aku ingin menjadi pengajar mereka’ jelasku
‘Pengajar? Semacam guru TK?’ Tanya Aiden
Aku mengangguk antusias
‘Boleh sih, tapi apa kau sanggup mengendalikan mereka?’
‘Kurasa aku bisa’
‘Baiklah aku kabulkan permintaanmu’
‘Hehe’ responku pada Aiden

‘Kau punya ide lain dibalik ini kan?’ Tanya Aiden lagi
Aku mengangguk
‘Apa itu?’
‘Bolehkah aku ikut training bagi pemula’
Mata Aiden membulat, oke, aku takut.
‘NO’ jawabnya
‘Ayolah Aiden, aku bisa karate’ bujukku
‘Kekuatan karatemu tidak seimbang disini’
‘Tapi aku akan ikut pemula, jadi aku yakin  tidak apa-apa’
Aiden diam saja

Kurasa bukan ide yang baik, ucap Axel lewat telepati
‘Seburuk itukah?’ tanyaku
Dia mencoba meredakan amarahnya ini, jelas Axel
DUH

‘Aiden?’ panggilku pelan sambil memegang lengannya
Tatapan marah Aiden sangat terlihat.
Aiden lalu menghela napas
‘Pemula pun kekuatannya tidak sebanding manusia, Thya. Kau harus paham itu. Aku tak ingin kau terluka’ jelasnya sambil mengusap pipiku dengan tangan satunya.
Aku mengangguk
‘Aku mengerti’ ucapku

‘Sudah malam, mari tidur’ ajaknya
Aku mengangguk
Dia pasti lelah hari ini.

Esok Paginya
‘I’m excited’ ucapku
Aiden hanya tersenyum

I WOLF YOU [COMPLETE]Where stories live. Discover now