HOME SWEET HOME

2.2K 210 1
                                    

THEO POV
Aku tak tahu apa-apa tentang dunia werewolf.
Sejak kecil aku diasuh oleh pria bernama William.
Dia kejam, melarangku berubah menjadi manusia, melarangku berbicara, jika tidak aku tidak akan dikembalikan ke keluargaku.

Ted yang mengatakan kalau aku punya keluarga, jadi selama ini aku diculik.
Selama berada disisi William, aku hanya boleh berwujud wolf (Ted). Tetapi ketika malam tiba, Ted akan mengajariku dan memberitahuku tentang werewolf, manusia, dan apa itu keluarga.

Kondisi William semakin buruk, kemungkinan kita akan kembali ke keluargamu semakin cepat, kata Ted.
Mungkin kedengarannya jahat, tapi aku sudah 13tahun terpisah dengan mereka.
'Bagaimana jika mereka tidak menyukaiku?' Tanyaku khawatir.
Tidak mungkin, mereka keluargamu, keluarga akan selalu menyayangi satu sama lain, ingat apa yang sudah ku ajarkan, jawab Ted.

Aku tidak sedih saat William meninggal, karena ini tandanya aku bebas.
Kita akan mengantarkan jasad William dan kita akan bertemu keluarga kita, jelas Ted dengan gembira.
'Hmmmm' jawabku.
Dibandingkan denga Ted yang banyak bicara, aku cenderung pendiam, mengobservasi dan pemikir.

Sampai digerbang Kerajaan, aku yang berwujud wolf (Ted) meberikan surat kepada pengawal.
Kenapa lama sekali, protes Ted.
'Bersabarlah' jawabku.
Karena memang masih untung kita tidak diserang sebagai musuh.
Aku tak tahu keluarga kita anggota kerajaan, komentar Ted.
"Diamlah, kau cerewet sekali' kataku.

Aku melihat sudah banyak orang yang menungguku di halaman Istana ini.
Sang Raja tampak begitu gagah dan tangguh.
Lalu, sang Ratu, terlihat sangat lembut dan cantik.
Mataku dan mata sang Ratu bertemu, hatiku bergemuruh, ingin rasanya aku meneteskan air mata.

Wow, sang Raja masih muda, Ratu pun cantik…blablabla. Ted terus mengoceh dan aku masih memandang sang Ratu, rasanya begitu merindukannya.
Theo… Theo…. THEO!!! Teriak Ted.
'Apa?' Jawabku.
Dengarkan sang Raja membaca suratnya, kata Ted.

Hai Aiden (surat dari William)
Nama sang Raja Aiden jelas Ted.
'Hmmm' jawabku.
Sampai dibagian –Wolf yang membawa jasadku adalah Theodore, Putra pertamamu- mataku terbelalak.

Aku memandang sang Ratu, dia Ibuku? Aku ingin memeluknya.
Kita anak Raja? Oh wow komentar Ted.

'Oh tidak, jangan menangis' ucapku melihat sang Ratu menangis.
Lalu beliau melangkah mendekatiku, tapi dihentikan sang Raja.
'Ted, aku ingin menghampiri ibuku' pintaku.
Tidak Theo, nanti kita dikira akan menyerang sang Ratu, jelas Ted
Dia benar.
Lalu sang Raja meminta kami berubah wujud.
Kau siap? Tanya Ted
'Siap' jawabku.

Belum sempat aku berdiri tegak, tubuhku terhuyung.
Lalu, aku merasakan harum tubuh yang sangat menyenangkan dan nyaman, vanilla dan madu.
'Nak, ini Mama, bangunlah. Panggilkan dr. Christy!' Kata sang Ratu.
MAMA, aku sangat menyukai harum tubuhmu.
Kurasakan sakit luar biasa karena gigitan dilenganku, lalu aku tak sadarkan diri.


Keesokan harinya
'Hmmm' aku mencoba membuka mata
'Nak, kau sudah bangun? Ada yang sakit?' Tanya Mama.
Air mataku menetes.
'Kenapa menangis? Bagian mana yang sakit, bilang nak' kata Mama.

Katakan sesuatu, kata Ted.
"Aku tak tahu harus berkata apa' jawabku.
Kudengar tawa, 'Apa kau lebih nyaman berbicara telepati?' Suara Mama.
'Huh?' Aku bingung, bagaimana bisa Mama mendengarku bicara?
'Kau sudah menjadi bagian dari pack, lihat, Aiden sudah menggigitmu' jawab Mama sambil menunjukkan lenganku.

'Oh' jawabku.
'Apa kau selalu irit bicara?' Tanya Mama.
Aku mengangguk.
'Ada bagian tubuh yang sakit?' Tanya Mama lagi.
Aku menggeleng.
'Siapa nama wolfmu?'
Yang mulia Ratu nama hamba Ted, wolf dari putra pertama anda, Theodore… siapa nama keluarganya? Ucap Ted
'Hhahahaa, kau sungguh berbeda dengan Theo, senang bertemu denganmu Ted. Nama keluarga kita Grimshaw, jadi namamu Theodore Grimshaw' kata Mama.

'Theodore Grimshaw' ucapku.
Mama mengangguk kemudian mengelus pipiku.
'Mama senang kau kembali' ucap Mama.
'Aku senang' kataku sambil memejamkan mata menikmati sentuhan Mama.
'Mama akan mengambilkanmu makanan' kata Mama sambil beranjak pergi, tapi aku mencegahnya.

'Kau tak mau Mama pergi?' Tanya Mama.
Aku menggeleng,
'Baiklah. Aron, ambilkan makanan untuk kakakmu' perintah Mama.
'Oke Ma' jawab seseorang
'Siapa?' Tanyaku
'Kau dengar suaranya di kepalamu kan, namanya Aron, adikmu' jelas Mama.
'Adik?'
'Iya adikmu, nanti Mama kenalkan'
Aku mengangguk.

Tak lama kemudian bocah laki-laki masuk.
'Ma' panggilnya.
'Sini sayang' kata Mama.
Lelaki itu mendekat
'Theo, ini Aron, adikmu' Mama mengenalkan kami berdua.
'Hai Kak, aku senang kau kembali' kata Aron.
Aku hanya mengangguk.

'Ini makanlah' perintah Mama sambil menyerahkan makanannya.
Aku membuang dua benda kecil yang aku tak tahu itu apa, mengangkat piring lalu memakannya langsung dari piring.
'The…. Theoo stop, hentikan' perintah Mama mengambil piringku.
Aku melihat mereka bingung, mereka melihatku kaget.
'Apa yang salah?' Tanyaku.
Entahlah, aku juga bingung, jawab Ted

'Ma, kakak makannya begitu?' Tanya Aron.
Mama menghela napas.
'Apa William tak pernah mengajarimu cara makan?' Tanya Mama.
Aku menunduk dan menggeleng, merasa bersalah.
'Hei, Mama tidak marah, hanya kaget, sini Mama ajarkan' kata Mama sambil mengambil barang yang tadi aku sisihkan.
'Ini namanya sendok dan ini garpu, begini cara memakainya'
Aku mengamati Mama.
'Theo,,,,, aaaaaa, buka mulutmu' perintah Mama.
Aku membuka mulut, Mama menyuapiku
Rasanya berbeda, makanan ini terasa sangat enak saat disuapi Mama. (Ps.huhuhuhuhu author kangen disuapin ibuk)

'Enak?' Tanya Mama.
Aku tersenyum dan mengangguk.
Mama menyerahkan sendok padaku, tapi aku menggeleng.
'Mau terus Mama suapi?'
'Iya' jawabku.


Satu Minggu berlalu
Aku sudah satu minggu tinggal dengan keluarga ini.
Tok.. tok.. tok.
Mama membukakan pintu.
'Aiden ada apa?' Tanya Mama kepada orang yang mengetuk pintu.
Ya orang itu adalah Papaku.
'Aku ingin mengambil istriku' katanya.
Aku langsung berdiri mendekat pada Mama.
Mama melihat kearahku, aku menggeleng.

'Aiden dia masih baru disini' kata Mama.
'Dia sudah besar, harus belajar tidur sendiri, ini sudah satu minggu Thya' kata Papa.
Mama memijat pelipisnya.

'Oke, aku akan kembali ke kamar kita' kata Mama.
Aku memegang tangan Mama dan menggeleng.
Sepertinya aku akan menangis.
'Sayang, Mama akan menemanimu sampai tidur baru kembali, oke, kalau ada apa-apa bisa ketuk kamar Mama, ini latihan keduamu, nanti Mama kasih hadiah kalau kau bisa' jelas Mama.
Aku melepaskan tangan Mama dan mengangguk.
'Anak pintar' kata Mama mengecup kepalaku.
Senyum mengembang diwajahku, aku suka hidup disini.

-Selamat Membaca-
Gegara inet down di kantor, akhirnya malah Update
Hhahahahaa
Luv💜

I WOLF YOU [COMPLETE]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz