THE PRINCE

2K 196 4
                                    

Thya POV
'Kau baik-baik saja?' Tanya Pria yang menarik tanganku.

Ku amati wajahnya, sangat, sangat tampan, rambutnya blonde lurus dengan setelan jas yang rapi.

Ku amati wajahnya, sangat, sangat tampan, rambutnya blonde lurus dengan setelan jas yang rapi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

'Ya?' Tanyaku
'Ah maaf, aku memegang tanganmu' katanya sambil melepaskan tanganku.
'Tak apa-apa' jawabku.

'Maafkan adikku yang suka membuat keributan' ucapnya
'Adik?' Tanyaku
'Iya, Putri Danilla adalah adikku' jawabnya
'Kalau begitu kau pangeran?' Tanyaku tak bisa menyembunyikan kekagetanku.

Pria ini mengangguk dan tersenyum. Senyum yang melelehkan hati setiap orang.

'Hamba memberikan hormat pada Pangeran' ucapku sambil membungkuk.
'Tak perlu formal denganku, namaku William. Siapa namamu?' Kata beliau sambil mengulurkan tangan.
Aku menjabat tangannya 'Namaku Thya, Pangeran William'.

'Panggil William saja, kulihat kau tadi datang dengan Aiden. Kau pacarnya?' Tanya William
'Istri lebih tepatnya, aku adalah MATE dari Aiden' jawabku.
Mata William membulat 'MATE? Oh maafkan adikku yang kurang ajar menggandeng Aiden, kau pasti cemburu' ucap William.

'Sejujurnya aku sangat cemburu melihat kedekatan mereka, aku tak suka melihat Aiden bersamanya' kataku jujur.
'Itu wajar bagi MATE merasakan cemburu, Danilla dan Aiden adalah sahabat dari kecil, Danilla sangat manja padanya' jelas William.

'Apa dia belum menemukan Matenya juga?' Tanyaku penasaran
'Dulu sudah, tapi Danilla kehilangan Matenya yang mati di medan perang' jawabnya.

'Apa? Tapi Danilla tampak baik-baik saja. Maksudku Mama Aiden juga kehilangan Matenya jadi sekarang menjadi manusia biasa, tapi Danilla tampaknya masih memiliki wolf karena aku merasakan auranya' ucapku.

'Mungkin ini fakta baru untukmu, Keluarga Kerajaan itu memiliki lebih dari satu Mate' jelas William.

Aku terkejut.
'Lihat ekspresimu saat ini nampak lucu hahhaa' kata William
'Jadi Danilla bisa memiliki Mate lagi? Apakah dia sudah menemukannya?' Tanyaku.
'Belum, Danilla mengira Aiden lah Matenya yang kedua. Makanya saat Kau datang bersama Aiden, dia langsung tak suka. Maafkan bila dia menyakitimu' Jawab William.

'Selama hidup, wolf akan memiliki satu Mate kan? Yang bersamanya sampai salah satu mati?' Tanyaku lagi.
William mengangguk, 'Kenapa? Kau khawatir Danilla akan membuat Aiden jadi Matenya?'

'Dia bisa melakukan itu?' Tanyaku panik.
'Hahahahaha, God, kau sangat lucu saat terkejut' jawab William.
'William aku serius ini' ucapku.

Tiba-tiba William terdiam.

'Kenapa? Maaf aku lancang hanya memanggil namamu' kataku pelan.
'Tidak.. bukan begitu Thya. Hanya saja namaku indah ketika kau yang mengucapkannya' jelas William.

'Huh?' Aku bingung.
'Kalau Keluarga Kerajaan bisa memilih dan menjadikan siapa saja Matenya, maka aku akan menjadikanmu Mate ku' kata William pelan, tapi aku tetap bisa mendengarnya.

'Thya kau dimana?' Aiden bertanya padaku.
'Oh kau ingat aku' jawabku
'Kau dimana Thya?' Katakan padaku bujuknya.
Aku terlalu malas menjawabnya.
Thya kau dimana? Kali ini Axel

Aku masih marah dengan mereka, aku memutuskan telepati mereka.

'Ada apa?' Tanya William.
'Tidak apa-apa' jawabku.
Kamipun mengobrol tentang banyak hal.
Jujur saja William orang yang menyenangkan.

Tiba-tiba ada tangan yang melingkar dipinggangku.
'Selamat malam Pangeran William, saya kira anda sudah bertemu istri saya' sapa Aiden.
'Iya Aiden, aku bertemu Thya dan ngobrol sebentar' jawab William.

Aku hanya diam, aku masih marah dengannya.
Bahkan parfum Danilla masih bisa kucium.
Mungkin bila aku Werewolf juga, aku bisa mencium aroma omega Danilla.

'Saya senang mendengarnya, tapi maaf kami harus pulang' ucap Aiden.

Apa-apaan dia mengajakku pulang.

'Oh tentu saja, kau tak akan berlama-lama dipesta' jawab William.
'Kami undur diri Pangeran' ucap Aiden.
William tersenyum dan mengangguk.

Aku bingung harus apa, akhirnya aku melambaikan tangan.
William terkekeh.
'Senang bertemu denganmu Thya' ucapnya.
Akupun tersenyum.

Tapi senyumku itu pudar ketika kami akan memasuki mobil.
Aku masih ngambek ya.
Aku memilih diam.

'Kenapa kau memutus telepatimu?' Tanya Aiden pelan.
Aku diam saja
'Jangan seperti ini, bicara padaku' lanjutnya.

Aku diam, menyenderkan kepalaku ke jendela mobil, menutup mataku.
Aku tak mau diganggu.
Aiden menghela napas.

Sesampainya Di Castle
Aku keluar mobil duluan, naik ke tangga menuju ke kamar.
Mengambil baju ganti dan menuju kamar mandi. Aku mengunci pintu kamar mandi.

Ckek ckek.
Aiden berusaha membuka pintu kamar mandi.
Aku tak pernah mengunci sebelumnya.

'Buka pintunya Thya, kenapa kau menguncinya' pinta Aiden.

Aku membersihkan diri, 15 menit kemudian aku keluar.
Aiden masih didepan kamar mandi.

'Kenapa kau menguncinya?' Tanya Aiden
Aku tak menjawab.

'Kau mau menghilangkan aroma wolf William padamu?' Tanya Aiden dengan nada meninggi.
'Kenapa kau yang marah? Harusnya aku yang marah. Walaupun aku ini bukan wolf aku bisa mencium aroma parfum Danilla ditubuhmu! Kalau saja aku bisa mencium aroma omeganya, mungkin dari ujung rambut sampai kakimu ada aromanya!' ucapku sambil melangkah pergi menuju tempat tidur.

Menata guling pembatas antara aku dan dia.
Aku berbaring dan memejamkan mataku.

Ku merasakan dia mendekat ke arah sisi ranjangku.

Cup
Aiden mencium keningku.
'Maafkan aku, Selamat Malam' Ucapnya.

Aku tak tega sebenarnya, tapi dia sungguh keterlaluan.

-Selamat Membaca-
🐂🐃🐪Selamat Idul Adha 1441 H  🐏🐑🐐
Semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT (Aamiin).

Selamat datang cholesterol hahahaha
Sesuai janji ya, selama dirumah aku akan usahakan update harian.
Luv💜

I WOLF YOU [COMPLETE]Where stories live. Discover now