GONE.

2.2K 178 4
                                    

AIDEN POV
Sudah Enam bulan sejak Theo diculik.
Kami benar-benar tidak bisa melacaknya, bahkan Theressa juga tidak bisa melacaknya.
Kondisi Thya benar-benar buruk, dia kehilangan separuh berat badannya, memikirkan patah hatinya karena terpisah dari anak kami yang pertama.

Kau harus kuat, untuk Theo, untuk Thya, untuk Pack dan seluruh rakyat Inggris, kata Axel.
'Kau benar, aku harus kuat, karena akulah Raja negeri ini' jawabku.

'Yang Mulia, ada update terbaru tentang Pangeran Theo' kata Robie.
'Benarkah? Mari kita adakan pertemuan kecil' perintahku.
'Baik yang Mulia, akan saya siapkan'.

Aku menuju ke lantai dua untuk memanggil Thya.
'Sayang' panggilku.

Seperti biasa Thya akan berada di kamar Theo, memeluk bajunya dan mendengarkan lagu ini.
Lagu yang mencerminkan isi hatinya.

They wonder if the person they knew's still inside
Seems so simple, it's really so hard
Ooh, I don't think I'm okay
Ooh, I don't think I'm okay, 'kay, hmm
It feels so good to say
I, I don't think I'm okay
And that's okay

▪︎I don’t think Im Okay by Bazzy▪︎

'Hmmm?' Jawabnya.
'Sudah makan?'
Dia mengangguk.
'Robie bilang Theressa ada kabar terbaru tentang Theo' kataku.
Sontak Thya langsung berbalik dan berdiri.

'Benarkah itu? Dia dimana? Bagaimana keadaannya? Apakah dia makan dengan baik?' Tanya Thya beruntun.
'Aku belum tahu, Robie bilang kita akan adakan pertemuan kecil untuk membahasnya, kau siap?' Tanyaku.
'Siap!'

Pertemuan
Aku dan Thya duduk bersebelahan, Thya menggenggam erat tanganku,
'Aku sangat gugup' katanya.
'Tenang, ada aku disini' jawabku.

Tak lama kemudian Robie datang dengan Theressa dan Steven.
'Salam paduka Raja dan Ratu' sapa Robie diikuti Theressa dan Steven yang membungkuk memberi salam.
'Silahkan duduk' ucapku.
'Jadi bagaimana Theo?' Tanya Thya tidak sabar.

Kulihat Theressa melihat ke arah Robie sebentar lalu mengangguk.
'Begini Yang Mulia, saya ada dua kabar, satu kabar baik dan satu kabar buruk' kata Theressa.
'Kau mau mendengar kabar yang mana dulu?' Tanyaku pada Thya.
Thya diam sejenak, menghela napas, lalu menjawab, 'Yang buruk dulu'.
'Oke katakan yang buruk dahulu Theressa' ucapku.

'Baiklah, kabar buruknya adalah kami tidak tahu dimana Pangeran Theo berada' kata Theressa.
Seketika tubuh Thya lemas, lalu dia bersandar dipundakku.
Aku menutup mata.

'Lalu kabar baiknya?' Tanyaku.
'Theressa tahu siapa yang menculik Pangeran Theo' ucap Robie.
'Siapa pelakunya?' Tanya Thya.
'Pangeran William' jawab Theressa.
Mataku terbelalak, 'Tidak Mungkin, dia gugur saat bertugas, sebelum Thya melahirkan' kataku.

'Tubuh yang kembali ke istana bukan tubuh Pangeran William, Yang Mulia. Faktanya itu adalah tubuh tiruan' jelas Theressa.
'Maksudmu apa?' Tanyaku.
'Pangeran William bukan bertugas ketika pergi dari Istana, beliau berkomplot dengan penyihir dari Hutan Terlarang, mengusai ilmunya dan merencanakan pembalasan dendam, yaitu….'
'Dengan menculik anakku dan menyembunyikannya' aku melanjutkan perkataan Theressa.
Theressa mengangguk.

'Lalu bagaimana cara menemukan Theo?' Tanya Thya.
'Ampuni hamba Ratu, hamba tidak bisa melihatnya karena bila anggota Kerajaan sudah terikat dengan penyihir maka akan sangat sulit melacaknya atau mengalahkannya' jelas Theressa.

Thya terisak, aku memeluknya erat, jelas bukan ini yang kami mau.
'Maafkan hamba yang tak bisa melakukan lebih dari ini Yang Mulia' ucap Theressa.
'Tidak Theressa, kami tahu kau sudah melakukan yang terbaik, terima kasih. Tapi aku mohon, tetaplah berusaha untuk melacak keberadaan Theo, walau membutuhkan waktu lama, aku akan setia menunggu' ucapku.
'Baik Yang Mulia, kalau begitu saya mohon undur diri' Theressa pamit.

Aku mengakhiri pertemuan ini, membawa Thya ke kamarnya untuk istirahat.
Aku memanggil Mama.
'Mama, bisakah Mama datang ke Istana, tolong bujuk Thya' kataku.
'Baiklah sayang' jawab Mama.



3 Tahun Berlalu begitu saja
THYA POV
Putra Petamaku belum kembali.
Tapi kau hadir dan memulihkan lukaku, doaku tetap sama, berharap Tuhan segera mengembalikan Theo padaku.

'Theo sayang, dimana kamu berada nak? Mama rindu' kataku sambil memandang langit yang sama.
'Mama punya sesuatu untukmu Theo, seandainya kau bisa lihat bayi lucu dipangkuan Mama sekarang, kau pasti akan menyukainya. Dia adikmu, adik lelakimu. Kalau kau lebih mirip dengan Papa Aiden, kurasa Aron lebih mirip denganku, ah aku lupa mengenalkan namanya padamu. Kakak Theo, kenalkan ini adikmu, Aron Grimshaw' air mataku menetes setelah selesai mengatakan itu semua.

Patah hatiku karena kehilangan Theo menyebabkanku meninggalkan tanggung jawabku sebagai Ratu di Negeri ini.
Saat itu Mama menetap di Istana, memotivasiku untuk move on dan mengingatkanku untuk tidak berlarut dan melaksanakan tanggung jawabku sebagai Ratu.

Mama memang benar, karena percuma aku sedih dan malah membuat tubuhku sakit, bagaimana kalau aku mati sebelum bertemu Theo lagi?
Akhirnya aku bertekad menyembuhkan luka dihatiku dan melaksanakan tanggung jawabku.

Satu tahun yang lalu, dr. Christy memeriksaku dan mengatakan padaku bahwa aku hamil.
Aku sangat bersyukur bisa mempunyai anak lagi dengan Aiden.
Tentunya kami tak akan pernah melupakan Theo.
Istana kembali ceria berkat kehadiran Aron, setiap hari aku akan mengajak bicara Aron dan bercerita tentangnya bahwa dia sebenarnya punya seorang kakak.

Aku sangat merindukanmu Theo
Apa kau baik-baik saja?
Apa kau sudah makan?
Satu hal yang pasti, aku masih merasakan kehadiran Theo di dunia ini yang berarti dia masih hidup.

-Selamat membaca-
Yeaaaayyyyyyy Update hahahaha

Kalian ga bingung kan ya? Aku gunain bold pas percakapan buat nekanin kalau itu obrolan telepati, khusus buat  wolf aku pake bold dan italic.

Luv💜

I WOLF YOU [COMPLETE]Where stories live. Discover now