❄️58❄️

24K 2.3K 894
                                    

Happy Reading...





Comment




Follow




Share




Vote


❄️❄️❄️

Malamnya, beberapa jam setelah makan malam. Lonceng peringatan berbunyi nyaring. Para murid berhamburan keluar dari kamar. Wajah-wajah mengantuk terlihat jelas.

"Aku ingin tidur" Keluh Ezra. Ia memeluk guling nya. Lagi.

"Aku juga" Balas Kyra.

Tepat setelah Kyra membalas perkataan Ezra, Mr. Gavin naik keatas podium diikuti guru-guru Academy yang lain.

"Selamat malam. Maaf mengganggu tidur kalian lagi. Ada hal penting yang harus kalian ketahui"

Para murid berbisik-bisik penasaran.

"Berkat tim 7, kita dapat mengetahui kelemahan Sheith yang lain" Sontak semua orang memandang kearah Kenzie juga Kyra, tak lupa Felysia dan juga Jeon.

"Kelemahan mereka tepat ada pada jantung mereka. Dengan menusuknya membuat regenerasi tubuh Sheith tidak bekerja dan membuat mereka akan mati begitu saja. Seperti yang kalian ketahui, kalian bisa menghanguskan atau mengaliri sengatan listrik pada tubuh Sheith untuk bisa membuat mereka mati. Tapi hal itu sangat sulit bukan? Mengingat element kalian yang terbatas dan tidak cukup kuat untuk bisa menghanguskan mereka"

"Kami sudah melakukan rapat dengan ketiga kerajaan. Kita sepakat untuk melatih kalian berpedang lebih serius lagi. Kalian sudah mempelajari ilmu berpedang bukan? Jadi mungkin akan terasa lebih mudah"

"Semangat! Yakinlah kemenangan ada ditangan kita!"

Mereka bersorak dan bertepuk tangan.

Esok harinya, para murid berlatih seperti biasanya, ditambah dengan latihan berpedang sesuai perintah malam tadi.

Kelompok 7 juga sudah memulai latihan nya lagi setelah libur selama sehari penuh kemarin.

Perban-perban yang berada di tubuh Felysia maupun Jeon sudah tidak terlihat.

Mereka nampak bersemangat berlatih. Pedang berada di tangan mereka masing-masing. Luka-luka akibat tergores mereka hiraukan.

Hingga waktu latihan telah usai, tubuh mereka di banjiri oleh keringat. Rasa lelah menghiasi wajah mereka.

"Bagaimana perkembangan tim kita?" Tanya Felysia.

"Sangat berkembang pesat. Dari hari ke hari kalian semakin ada kemajuan. Dan juga tentang kekompakan, ini yang paling sulit, tapi kalian sudah mulai mengerti" Jawab Mr. Devan sembari menyembuhkan luka-luka Felysia.

Mereka menganggukkan kepalanya setuju.

"Padahal dua hari lalu kita mengalami hal yang sulit, tapi sepertinya kalian dapat mengalahkan rasa sakit itu dengan penuh semangat. Saya bangga sebagai pendamping tim ini" Sambung Mr. Devan.

Queensha JovankaWhere stories live. Discover now