23 ~~ LOVE PROGRESS

6.2K 501 24
                                    

Pelan Tine menghela nafasnya dan menatap keluar jendela.Tepatnya kearah langit yang mulai memerah, namun indah karena terlihat matahari tenggelam di ufuk sana."Tuhan ... terima kasih ...~".

Sungguh tidak pernah terbayangkan sebelumnya kalau akan seperti ini.Kalau tindakan di masa lalunya akan berakhir seindah ini.Akan sebahagia ini!. (END CHAP 22 )

Tepat saat Tine berhadapan dengan Mr & Mrs Chivaaree, sungguh membuat jantung Tine berdebar entah kenapa.Padahal ini bukan kali pertamanya bertemu.Tadi saat baru datang, mereka juga sudah bertemu.Yah , mungkin karena kali ini suasanya sudah berbeda.

Terlebih lagi saat Mama Sarawat menyentuh gelang titanium yang melingkar di tangan kiri Tine, lalu mengusap wajah Tine lembut.Yang untuk kemudian, langsung memeluk erat Tine dan menangis.

"Tine ... sayang ..."isak Mama Sarawat."Sudah lama Bibi ingin memeluk kamu seperti ini.Sejak Sarawat membawamu kesini pertama kali, Bibi sudah ingin meluapkan perasaan Bibi.Tapi Sarawat melarang Bibi!Katanya Bibi harus menunggu waktu yang tepat dan bersabar...!".

"Iya Bi..."ucap Tine salah tingkah dan bingung harus bereaksi gimana.Terlebih lagi saat dilihatnya mata Papa Sarawat berkaca-kaca.

"Mae ... jangan seperti ini ... sabar"pinta Papa Sarawat merangkul Mama Sarawat."Kasihan Tine ... dia masih kaget itu ...".

Sarawat pun mengangguk mengiyakan.

Terlihat Mrs.Chivaaree mengusap airmatanya, beliaupun menatap Tine dan mengusap wajah pemuda bergigi kelinci itu lembut."Maafkan Bibi ... karena berlebihan seperti tadi, tapi Bibi tidak tahu lagi harus bagaimana untuk mengungkapkan perasaan Bibi selama ini.Entah sudah berapa lama Bibi pendam berjuta rasa terima kasih untuk kamu ... apa yang kamu lakukan itu benar-benar sangat berarti buat Bibi dan keluarga Bibi.Bibi tidak bisa membayangkan, malah takut membayangkan apa yang akan terjadi jika kamu tidak ada, Tine ... terima kasih!!Terima kasih!!Kamu adalah kado ulang tahun terindah yang Bibi dapatkan di hari ulang tahun Bibi!".

Mendengar itu, mata Tine terasa pedih.Sebutir airmatanya mengalir."Bibi ..."panggilnya lirih seraya tertunduk dan mengecup tangan Mama Sarawat yang daritadi menggenggam tangannya."Tine juga ingin mengungkapkan rasa Terima kasih yang amat sangat ... karena ... karena telah melahirkan Sarawat kedunia ini ...~". ( Njirrr!Van yang Baper oiyy 😭😭).

"Tine ...~"kaget Sarawat tidak percaya karena Tine bisa mengungkapkan isi hatinya dengan sebegitu manisnya di luar perkiraan.

Tine pun tersenyum pelan, sudah pasti wajahnya memerah sekarang.

Terlihat Mama Sarawat juga ikut tersenyum lalu menatap Sarawat.

Sarawat yang mengerti apa yang akan di ucapkan Mamanya pun segera mengangguk dan berucap."Sarawat janji!Tidak akan pernah menyakiti dan menyia-nyiakan Tine!Sarawat akan menjaga Tine seumur hidup!Pegang janji Sarawat!".

Sementara Tine hanya sanggup menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal karena salah tingkah.

"Terima kasih, Nak!Terima kasih!"ucap Papa Sarawat seraya menepuk-nepuk Pundak Tine.Segera Tine tersenyum.

"Ahh ... mulai sekarang, kamu jangan panggil dengan sebutan 'Bibi' lagi.Panggil saja 'Mae' yah, nak"pinta Mama Sarawat tiba-tiba yang cukup membuat Tine kaget.

Papa Sarawat pun dengan cepat mengangguk."Jangan panggil 'Paman' lagi, tapi panggil 'Pho'".

"Ah ... Baik ... Mae ... Pho"ucap Tine ragu karena masih canggung.

Sungguh membuat Sarawat merasa gemas dan harus menahan dirinya mati-matian untuk memeluk Tine.Wajah Tine yang merona sungguh membuatnya terlihat sangat manis.

LOVE PROGRESS - SARAWATTINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang